only one

2.2K 193 2
                                    

"Sasuke aku akan menikah. Jika kau tidak keberatan datanglah kepernikahanku. Sakura." Akan menikah, menikah. Beberapa deretan kata tersebut terngiang-ngiang dipikiran sasuke.

Semalaman pria itu mengepalkan tangannya setelah menerima surat dari naruto. Namun tak sangka ternyata surat tersebut dari gadis musim semi yang menunggunya di desa.

Penebusan dosa adalah tujuan sasuke hingga tidak menyadari bahwa sedari awal yang ia butuhkan adalah tempat berpulang. Tapi sasuke terlalu mengabaikan hatinya dan lebih mengutamakan logikanya untuk menebus semua balas dendamnya dahulu pada konoha dengan melindungi konoha dari luar layaknya sebuah bayangan.

Sasuke tidak tau hanya sederetan kata itu sangat mengusik fokusnya. Beberapa kali ia menghembuskan nafas dalam dan berhenti barang sejenak. Biasanya ia tak pernah berhenti beristirahat jika sudah tengah hari atau tengah malam. Namun kali ini berbeda, sasuke benar-benar tak nyaman.

Pikirannya selalu melabu pada gadis haruno yang senantiasa menunggunya dan melimpahi segala cinta pada dirinya. Mungkin karena sasuke selalu bersikap pasif sakura lebih memilih menyerah.

Untuk kesekian kalinya sasuke menghembuskan nafas lagi. Sekarang ia tidak tau untuk melakukan apa. Hatinya tiba-tiba merasa hampa. Kosong. Tak tau harus berbuat apa. Jauh di lubuk hatinya dia tak pernah berfikir efek sakura sampai sejauh ini.

Sasuke menengadah kepalanya merasakan kepakan elang miliknya yang menghampirinya. Ia membuka gulungan kertas pada cengkraman elang tersebut. Matanya mebulat dan tak bisa menahan dentuman keras pada jantungnya.

"sasuke, sakura akan segera pindah ke sunagakure. Dia akan mengikuti calon suaminya. Aku tau kau mencintainya datanglah sebelum semuanya terlambat. Aku menunggu kabarmu sebelum benar-benar mengijinkan sakura menikah dengan kazekage."

Sasuke meremas surat dari kakashi. Ia menjernihkan pikirannya. Sasuke menyenderkan tubuhnya pada pohon. Memejamkan mata. Ia tak tau harus berbuat apa. Sasuke hanya terdiam. Kilasan-kilasan sakura memenuhi pikirannya. Ketika sakura tersenyum, tertawa hingga menangis. Namun sasuke sadar bahwa sakura lebih banyak menangis ketika bersama dirinya.

"sakura."

"kuharap kau berbahagia." bisiknya pelan.

***

"sakura-chan kau sungguh-sungguh dengan keputusanmu?" tanya naruto untuk kesekian lagi.

"apa maksudmu naruto? Kau pikir gadis mana yang tahan menunggu sesuatu yang tidak pasti!"ujar ino. Wanita berambut pirang sepinggang itu terkadang jengkel dengan sasuke yang malah semena-mena meninggalkan kemudian membuat sakura menunggu. Ino benci melihat sakura yang untuk kesekian kalinya menangisi laki-laki brengsek seperti sasuke. Katakanlah ino jahat namun begitulah ino ia tak ingin sahabatnya lebih terluka lagi.

"aku tidak bicara denganmu ino. Aku bicara dengan sakura-chan. Sai bawa istri cerewetmu ini." ino tak terima menghampiri naruto dan ingin memukul kepala kuning naruto namun ditahan sai sambil membopong ino pergi dengan suara teriakan gadis pirang tersebut.

"aku serius naruto. Aku sudah lelah menunggu." sakura tersenyum paksa dan disadari oleh naruto.

"jangan memaksakan diri sakura-chan. Sasuke juga pasti mencintaimu." naruto berujar cemas. Ia cemas dengan hubungan kedua rekannya yang terasa lebih rumit dari ujian chunin dulu.

Sakura menggeleng pelan. "besok sore kazekage-sama akan menjemputku. Aku harus berkemas." sakura memaksakan senyumannya dan berdiri.

"sakura aku akan membawa sasuke pulang. Maka dari itu pikirkanlah untuk terakhir kalinya." ujar naruto serius. Namun sakura kembali menggeleng dan membuat naruto semakin frustasi. Sakura dan sasuke sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri maka dari itu naruto tak ingin diantaranya terluka meskipun naruto terkadang ingin memukul sasuke karena pola pikirnya yang sulit dimengerti.

Sasusaku Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang