Jika ada kesempatan untuk mengabulkan apapun keinginanmu dengan bayaran yang sangat mahal, apakah kamu tetap akan melakukannya?
Meski hal itu akan merenggut identitasmu sampai kau tak lagi dikenali oleh orang-orang yang kau sayangi. Sendirian di tengah kehampaan, memikirkan kembali keputusanmu untuk mengorbankan segalanya demi keinginan yang egois adalah benar.
"Aku menyukaimu, Arisa. Perasaan ini tidak berubah sejak kejadian di perbatasan zona luar sampai sekarang."
Lelaki itu mengambil nafasnya hati-hati, berusaha untuk tidak keliru dalam ucapannya. Iramanya berat, kepalanya terasa penuh dan pening. Gadis di sampingnya hanya terduduk diam seribu bahasa. Ia merasa harus menunggu sang lelaki untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya.
"Setelah bertahun-tahun dengan kepergianmu dari sekolah, akhirnya aku bisa menemuimu lagi. Tak tahukah kamu jika dadaku berdebar hebat ketika aku mengenalimu sedang duduk di sini? Kepalaku sekarang... rasanya campur aduk."
Namun, lelaki ini tidak membiarkan pusaran emosinya mengacaukan segalanya. Ia masih harus tetap menyampaikan semua isi hati yang selama ini tertimbun di dasar kesadaran selama sekian tahun ini.
Setelah beberapa tahun usaha pencarian tak membuahkan hasil, sekarang ia bertemu kembali dengan sosok yang dicarinya seiring dengan sebuah kebetulan.
Siapa yang menyangka bahwa lelaki ini tak menemukannya di masa depan tetapi bertemu kembali di masa lalu?
"Maukah kamu menjadi pacarku?" tanya sang pria tegas.
"Ah..."
Sang puan menghentikan gerakan lidahnya untuk mengatakan sesuatu lebih jauh lagi. Kepalanya dengan sabar memproses setiap juntai kata dan perasaan yang diluapkan oleh lelaki itu.
Matanya sempat menunduk, kemudian menatap pandangan lelaki itu lekat-lekat untuk memberikan jawaban. Bibir lembut sang gadis mulai bergerak sebagaimana mestinya.
Ucapan itu adalah jawaban puncak dari perasaan sang lelaki selama bertahun-tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Krim Untuk Bumi
Science FictionBumi sudah di ujung tanduk. Berkat keserakahan manusia, planet hunian ini sudah tak layak ditinggali. Untuk tetap bertahan, manusia harus mencari jalan keluar meski hal itu adalah sesuatu yang mustahil. Maka, diambillah keputusan untuk mengirim rib...