Chapter 4: Sama om Bian

775 85 27
                                    

Ayah berbicara tanpa jeda, panjang lebar Bian dengarkan.

"Lalu sejak kapan kamu mencintainya. "
bunda bertanya.

"Waktu pertama kali kami bertemu. "
Sally membelalakkan matanya menghadap Bian.

"Eh ngga ya om, kita waktu itu ketemu Gara-gara Sally jatuh terus om yang bantuin Sally ngobatin luka plus di anterin pulang. " ujar Sally panjang lebar tak di dengar oleh Bian

Alesan!

"Loh nak Bian waktu itu nganter Sally? " tanya bunda, di angguki oleh Bian.

"Iya bun, tapi Bian ngga ada waktu. " wihh.. Sudah mulai akrab nih si Bian, udah mulai manggil diri sendiri pakai nama.

"Waduh jadi ga enak bunda sama ayah, "
"Mangkanya waktu itu bunda lihat kok ada mobil hitam di depan rumah terus udah jalan. " Bian mengangguk-angguk
Mungkin bunda sedang menunggu ayah.

Pikirnya.

"Kayaknya enakan langsung dinikahin aja, kapan enaknya nak Bian? " Ayah bertanya pada Bian.

Lengan ayah di senggol Sally "Ya ga bisa gitu dong yah, Sally masih sekolah baru naik kelas 12." ucap Sally agar rencana mereka batal.

"Ya kan gak sampek satu tahun kamu lulus Sal, kan eman banget kalo ada pria tampan layak gini kamu sia-siain. Emang kamu mau siapa nanti hmmm.. "

Sally mendengus kesal, mendengar pernyataan bunda, seharusnya bunda kan yang belain Sally kenapa malah dukung om Bian sih!

"Nahh... Kebetulan ada nak Bian yang bisa jagain Sally, " Sally ngangkat alis pertanda ada apa ini!

"Bunda sama ayah mau keluar negeri jenguk nenek sakit. "

"Hah! Apa!? Nenek sakit. " kata Sally dengan nada menjerit.

"Husttt.... Diem dulu kamu tenang aja biar bunda sama ayah yang pergi, kamu di sini sama nak Bian aja. " jawab bunda.

"Boleh kan nak Bian. " sambung ayah.

"Boleh kok yah, nanti kalo bian masih di kantor Sally langsung aja ke sana, ga usah pulang ke rumah, pulangnya bareng Bian aja. "

"Tuh.. Si bian perhatian banget kan yah, ga salah pilih calon menantu, di ajak ke kantor lagi pasti mau ngenalin Sally ke semua orang hihi.... Kuncinya ayah titipin ke kamu ya. " Bian mengambil kunci yang diberikan ayah.

"Oke yah. "

Yang berawal nya dari Sally jatuh gara-gara di tabrak orang pas jalan kaki, setelah itu Bian yang ga sengaja ketemu Sally dalam keadaan yang terluka tengah malam sambil menangis.

Disitulah hati Bian merasa bahwa Sally diciptakan untuknya.

"Kapan ayah dan bunda pergi? " Sally bertanya sambil memeluk ayah dan bunda.

"Hari ini. "

"Sally takut. " Sally menangis.

"Udah jangan nangis, kan ada Bian. "

"Beda yah.. " Sally mengusap matanya yang dibanjiri genangan air mata sambil melepas pelukannya.

"Udah nurut aja, ini pilihan yang terbaik buat kamu. "

---

"Gimana, masih mau nangis kamu. " tanya Bian sambil menyetir mobil menuju kantor, mungkin.

"Yaiyalah om, ditinggal orang tua rasanya sedih banget apalagi selama dua minggu. " Bian menggeleng.

"Dasar cengeng. " gumam Bian.

"Kenapa om! Sally denger ya. " Bian tertawa terpingkal-pingkal menatap muka Sally yang penuh dengan air mata dan tentu saja ingus.

"Lap dulu tuh mukanya nanti tambah jelek loh. " Sally menatap Bian ga enak.

"Biarin kalo aku jelek kan om ga suka. "
ketus Sally.

"Om tetap suka kamu apa adanya hahaha.... Kasihan yang mau buat Abian adhitama ga suka sama Sally. "

Sally marah, kepalanya mengarahkan ke kiri, malas melihat Bian

"Ini mau kemana om? "

"Ini kan bukan jalan ke rumah. "

"Diem aja kamu, nanti juga tau. "

---
Masih suka?
Gass teross sampek tamat frend...

Beri dukungan buat wenn yang positif.
Oh ya jangan lupa Kalo ada yang typo beri tahu yaa....

ABIAN: sweet but possesiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang