Dito mengendarai mobilnya kejalan raya, mengamati setiap jalanan yang ia lewati. Lalu beberapa saat kemudian ia melihat pedagang lesehan yang menjual pecel lele. Dito memberhentikan mobilnya tak jauh dari lesehan tersebut.
Dito dan Lera berjalan bersamaan menuju lesehan tersebut. Memang ini hanya lesehan pedagang kaki lima, tapi jika soal rasa dan kualitas kebersihan makananya jangan ditanyakan lagi. Disini benar-benar enak, tempatnya juga bersih dan rapi.
"Pak pecel lele nya masih?" tanya Dito.
"Masih mas, mau pecel lele?." tanya bapak itu.
Dito mengangguk. "Iya, pecel lele nya dua terus nasinya satu porsi aja. Minumnya teh anget ya pak." pesan Dito.
"Siap! Ditunggu mas."
Dito mengajak Lera duduk di karpet yang sudah disediakan. "Duduk sini Ra." menepuk tempat disamping nya, Lera mengangguk dan duduk disamping Dito.
Lera mengamati sekitarnya, sudah lama sekali ia tak makan dilesehan kaki lima seperti ini. Terakhir kali yang ia ingat makan dilesehan seperti ini bersama ayahnya saat ia TK dulu.
"Nggapapa kan makan disini? Soalnya restoran yang dua puluh empat jam buka libur." ujar Dito.
Lera mengangguk sembari tersenyum kecil. "Dulu Lera juga sering makan dilesehan pinggir jalan kaya gini." ucap Lera pelan, sangat pelan. Namun kuping tajamnya Dito itu mampu mendengar nya.
Dito menghadap Lera penuh. "Oh ya? Sama siapa?"
Lera menoleh, ikut menatap Dito. "Sama ayah... Tapi itu dulu. Udah lama banget, terakhir kali waktu saya tk. Sebelum keja-"
"Permisi mas, mbak ini pecel lele nya." ucap bapak pedagang itu.
Lera tersadar apa yang ia ucapkan tadi.
Huhhh ya Allah.. Untung aja tadi nggak keceplosan.
Dito menerimanya. "Makasi ya pak." ucap Dito, Lera juga ikut menunduk menandakan ia ikut berucap terima kasih atas makanannya.
"Ini mbaknya lagi ngidam ya mas? Soalnya biasanya orang yang tengah malem beli kesini itu pasti istrinya lagi ngidam." ucap bapak itu.
Lera dan Dito saling menatap, lalu Lera membuang muka lebih dulu.
"Ohh enggak, istri saya belom hamil. Tapi doain aja ya pak." ujar Dito sembari tersenyum.
Bapak itu ikut tersenyum. "Ohh belum hamil ya, iya saya pasti bantu doa biar cepet isi. Kalau begitu saya permisi dulu." pamit bapak itu lalu melenggang pergi.
Lera diam. Apa maksud ucapan Dito tadi? Orang itu mengatakan 'belum hamil' artinya nanti ia akan hamil bukan? Ohoho tak mungkin kan jika habis makan dari sini Dito minta imbalan dan mengambil haknya malam ini juga. Jika iya. Aduhh abis Lera nanti, tau begitu ia tak apa jika kelaparan sampai pagi.
Dito menatap Lera yang sepertinya terganggu dengan ucapannya tadi, lalu ia tersenyum manis. "Nggak usah dipikirin dulu ucapan saya dan bapak itu tadi. Fokus makan aja."
Uwahhh... Apakah polisi ini cenayang?
Lera tersadar, ia sedikit lega sekarang. Lera mulai memakan makanannya, memisahkan daging dari duri ikan lele.
"Om nggak makan?" tanya Lera, ia baru sadar jika nasinya cuman satu porsi.
"Ini makan." ujarnya sembari menggigit buntut ikan lele.
"Nggak pake nasi?"
Dito menjawab dengan gelengan. "Mau makan sama Lera nggak?" tawar Lera, anak itu tak enak jika hanya dia yang makan dan Dito hanya mengamati nya sambil makan ikan lele tanpa nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...