tujuh (arkha)

520 92 6
                                    

"ka, sehat kan lo?" tanya nanta, menepuk, lebih tepatnya memukul punggung arkha yg baru duduk di salah satu meja kantin.

"sialan!" ucap arkha, berusaha menelan minum yg baru saja dia minun. berusaha untuk tak tersedak karena ulah nanta barusan.

"gw ga bakalan minta maaf. kalo lo mati, lumayan gw dapet warisan dari bokap lo!" ucap nanta duduk disebelah arkha.

ya, tak banyak yg tau jika arkha adalah anak dari iqbaal dhiafakhri. anak dari seorang pengusaha sukses di indonesia. sekaligus pewaria utama dari seluruh perusahaan yg didirikan oleh kakek dan dikembangkan oleh papanya tersebut.

"temen lucknut emang!"

"abisnya lu tumben cariin gw," nanta mengambil ayam goreng yg ada dipiring arkha.

memang nanta teman lucknut. selain hampir membuatnya mati tersedak, kini nanta mengambil lauk makan siangnya.

"ayam gw!"

"cuma ayam goreng ini. bukan ayam kampus lo!"

"ambil aja kalo ayam kampus ma!"

"lagian tinggal beli lagi apa susahnya sih?"

"antri ogeb! males antri lagi!"

"lagian lu ngapain sih beli cuma dua?"

"yaa gw cuma butuh dua!"

"tau temennya yg baik hati ini bakalan dateng, kenapa ga pesenin sekalian?"

"banyak mau lo!"

"okee! bye!" nanta masih dengan ayam goreng dimulunya, beranjak dari duduknya.

"mau kemana lo!" arkha menarik tangan nanta. menyebabkannya terduduk dengan sedikit tersentak.

"anjir!" ayam goreng yg digigit nanta lepas dari gigitannya dan jatuh ke meja.

arkha terkekeh. "rasain. makanya kalo ambil makanan orang tuh, minta baik-baik. boleh engga! jangan asal comot!"

"beliin lagi," ucap nanta manja.

"najis!"

"beliin!"

"jijiq bego!" arkha mendorong badan nanta yg berusaha mendekat ke arahnya.

"yaudah kalo gamau! gw ngambek!"

"perawan banget sih lo!"

"...." tanpa menimpali ucapan arkha, nanta mengambil gelas berisikan es teh milik arkha dan meminumnya.

"si bego! minum gw diembat juga!"

"berisik! prince mau minum! haus!"

"gw tampol sekali lagi lo ngomong gitu! jijiq gw!"

"lo mau apa dari gw?" tanya nanta, setelah meletakkan gelas yg kini hanya bersisa es batu saja.

"sumpah ya! bener bener lu! ayam diembat! es teh diembat juga!"

"lo mau apa dari gw?" tuntut nanta lagi.

"curiga banget sama gw!" arkha melanjutkan makannya dengan lauk yg tersisa dipiringnya.

"lu teror gw, chat kinan buat bilang lo cari gw, dan sekarang, setelah gw ada didepan lo, gw cuma disuruh nungguin lo makan?"

arkha meletakkan sendok dan garpu yg dipegangnya dan meletakkan punggung tangannya di kening nanta.

"minyak bego!"

"ga panas!"

"gw sehat!"

"lu semalem makan kembang tujuh rupa apa? drama banget lo siang ini,"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang