Quidditch Match

595 95 4
                                    

XX - XX - 1994

Author's Pov

"Helio, jangan lupa jaketmu." Ucap Amoretté yang sedang mengenakan syal nya.

Helio yang sedang memakai sepatu meliriknya. "Iya, bu."

Amoretté pun berjalan menuju ruang makan. Terlihat Sirius dan Harry yang sedang asyik bermain catur.

"Ayo Harry, giliranmu." Ucap Sirius sambil melipat tangannya di depan dada.

Harry pun berpikir, dia kelihatan agak kesulitan. "Eum,"

"Gerakan yang ini." Celetuk Amoretté sambil mendorong pion milik Harry.

Sirius mendengus. "Amor, berhenti merecoki permainan kami."

Amoretté tertawa. "Aku hanya membantunya sedikit. Kau juga pasti akan meminta bantuanku kan, kalau bermain bersama Helio."

Sirius memutar bola matanya. "Ya, ya. Terserah apa katamu."

Harry pun tertawa kecil melihat Sirius dan Amoretté.

"Kau bilang hanya akan pergi menonton pertandingan Quidditch. Kenapa rapih sekali?" Tanya Sirius tiba - tiba.

"Oh? benarkah?" Tanya Amoretté balik sambil menatap pakaian yang dia kenakan.

"Kalau begini kau pasti akan menarik perhatian banyak pria." Lanjut Sirius.

Amoretté mengkerutkan dahinya. "Mana ada,"

"Jujur padaku, sudah berapa pria yang mengajakmu berkencan selama aku di Azkaban?" Tanya Sirius.

Amoretté memutar bola matanya, lalu pergi menjauh dari Sirius dan Harry. "Tidak ada pria yang mengajakku berkencan."

"Oh ya? kau yakin?" Ucap Sirius tidak percaya. "Tidak mungkin tidak ada yang mengajakmu berkencan, istriku kan cantik."

Amoretté membalikkan tubuhnya, lalu menatap Sirius kesal. "Berhenti bicara omong kosong sebelum kukirim kembali kau ke Azkaban."

Sirius tertawa. "Aku tidak sedang bicara omong kosong. Iya kan, Harry?" Ucap Sirius lagi.

Harry menatapnya bingung. "Apa?"

"Ibu baptis mu cantik kan?" Tanya Sirius lagi.

"Astaga, orang ini." Ucap Amoretté sambil memegang dahinya. "Harry, jangan perdulikan ucapannya."

"O-oh," Harry kembali menatap mereka berdua, lalu menunduk. "Tapi benar kok, ibu Amoretté memang cantik."

Amoretté mengedipkan matanya beberapa kali. "Sirius, berhenti mengajarinya untuk menggoda wanita."

"Aku tidak mengajarkan apa - apa padanya!" Seru Sirius kepada Amoretté yang mulai berjalan menjauh darinya.

Amoretté menghampiri Helio yang sedang duduk di tangga sambil memegang topi kupluk nya.

"Belum selesai juga?" Tanya Amoretté.

Helio menatapnya. "Aku tidak sengaja mengubah warna topi ini menjadi kuning dan hijau. Baru saja aku mengembalikan warnanya."

Amoretté terkekeh. "Lain kali, jangan gunakan sihir di luar sekolah, Helio."

"Aku tau, aku hanya ingin mencoba mantra Accio. Tapi, tidak berhasil." Balas Helio. "Bagaimana ibu melakukannya?"

"Melakukan apa?" Tanya Amoretté sambil memakaikan topi kupluk itu di kepala Helio.

"Mantra Accio, dan yang lainnya." Lanjut Helio.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang