Birmingham, West Midlands, Inggris ( 1991 )"Kau dibebaskan hari ini."
Lelaki itu menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya seorang petugas polisi yang sudah berdiri di depan jeruji tempat lelaki itu ditahan. Terlihat label nama 'SAM' melekat erat di seragamnya. Ia menatap wajah polisi tersebut selama beberapa detik kemudian kembali ke posisi awalnya, berbaring dengan tatapan kosong keatas.
"Bertahun-tahun aku bekerja sebagai polisi dan tentu saja sudah kujumpai banyak sekali napi. Dan setiap kali aku memberitahu kabar seperti ini kepada mereka, mereka akan terlihat sangat bahagia dan bahagia bercampur aduk. Dan aku tak percaya, aku sama sekali tidak melihat ekspresi itu sedikitpun di wajahmu,"
Hening. Lelaki itu sama sekali tidak menggubris perkataan Sam dibelakangnya.
"Kau benar-benar sangat membuatku jengkel, Pierce. Cepat ganti baju!" lanjut Sam seraya melemparkan sepasang baju dan celana ganti kepada lelaki yang ia panggil Pierce itu. Pierce mengambilnya kemudian segera mengganti bajunya. Sam membuka kunci jerujinya kemudian memasangkan borgol di kedua tangan Pierce.
"Bukankah aku sudah bebas?"
"Secara hukum memang iya. Namun, hakim telah menghasilkan beberapa keputusan,"
"Keputusan?"
"Selama sebulan kau tidak boleh keluar rumah. Lalu selama sebulan itu kau akan kami awasi selama 24 jam dan jika kau ingin pergi keluar kau harus izin dulu kepada kami dan saat kau diluar rumah, tanganmu akan diborgol. Dan satu lagi, kau hanya boleh keluar jika itu urusan darurat."
Pierce terdiam sebentar. "Kau tega melakukan itu kepada keponakanmu ini, Paman?"
"Sejak kapan kamu peduli dengan hal seperti itu? Lagipula setelah mengingat kejahatanmu itu aku bahkan tidak percaya kamu itu keponakanku."
"Mengenai keputusan itu, bagaimana jika aku melanggar?" Tanya Pierce lagi setelah tadinya diam sejenak.
Sam tersenyum sambil melirik ke arah Pierce. "Penjara akan selalu menyambutmu kapan pun kau ingin kembali, Pierce. Sekarang tak ada lagi pertanyaan. Ikut aku, akan kuantar kau ke rumahmu."
Pierce menurut dan mengikuti Sam menuju parkiran mobilnya.
•••
Mini Cooper berwarna cokelat tua milik Sam itu berbelok dengan cepat ke sebuah perumahan yang tampak asing bagi Pierce. Terlihat plang nama yang sudah berkarat terpampang jelas di depan arah masuk perumahan dengan tulisan 'CanyonRoads'. Rumah-rumah di perumahan tersebut terbilang tidak cukup besar dan relatif sedikit. Lebih banyak dijumpai pepohonan dan ilalang liar yang tumbuh menghiasi kanan kiri jalanan.
"Aku tak ingat pernah tinggal di tempat ini," ucap Pierce sambil memandangi jalan dari jendela mobil. Sesekali matanya menangkap beberapa orang yang sedang beraktivitas diluar. Beberapa dari mereka memasang tatapan tidak nyaman kepada Pierce yang tentu saja tidak ia pedulikan.
"Memang tidak dan disinilah rumah untukmu tinggal mulai dari sekarang, Pierce."
Sam memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah berwarna abu-abu tua yang berukuran medium. Letak rumah itu cukup jauh dari tempat plang nama yang Pierce lihat sebelumnya. Yang membedakan rumah ini dengan rumah-rumah yang lain hanya pekarangannya yang cukup rapi dan puas dilihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Land of Emotions
FantasyPierce, seorang mantan Napi berniat untuk menjalani hidup dengan normal tetapi tidak bisa karena ia sama sekali tidak memiliki hal yang disebut 'emosi'. Senang, takut, sedih, marah, emosi positif dan negatif lainnya, sama sekali tidak pernah terlint...