09- Syurga ditelapak kaki ibu

78 54 6
                                    

Sore hari yang ditemani dengan pemandangan senja yang begitu indah,Aska yang sedang berada  di dekat jendela yang berhadapan langsung dengan jalan raya.Ia memilih tempat itu karena ia tetap bisa melihat hirup pikuk di luaran sana,melihat kesibukan orang yang berlalu lalang.
“Masih aja galau bro.”Tepukan dari arah belakang  itu membuat seseorang yang sedang memperhatikan kesibukan di luaran sana tersentak.
“Apasih!” Desisnya,orang yang baru saja mengagetkannya itu selalu saja datang tiba-tiba.Datang tak dijemput dan pulang tak diantar,itulah dodi si receh yang suka heboh sendiri.
“Yaelah ,masih aja sensi.Sorry deh. Oh ya tadi gue liat ibu lo tuh di café Aliya.” Lelaki bernama dodi itu langsung mengubah topik pembicaraannya ,karena melihat wajah aska yang terlihat dingin.
“ibu,?” Tegas aska dengan raut wajah keheranan.
“iya,ibu lo,kayaknya dia kerja disana deh,  tadi gue liat ibu lo nganterin kopi gitu ke pembeli.” Jawab dodi sambil mengambil roti .
“Kok ibu nggak ngasih tau ya,kalau sekarang dia kerja di sana?” Gumamnya.
”Ya udah kalau gitu saya samperin ibu dulu ya.”Berlalu meninggalkan dodi yang sedang asik makan roti yang berada di meja tersebut.

***

Sesampainya di café ia melihat ibunya sedang berada di kasir ,bergegas aska menghampiri ibunya dan mengucap salam .
“Assalamu’alaikum bu.”  Ucap aska sambil mengacungkan tangannya dan menyalami ibunya ,yang tak lain adalah Fatimah ,wanita paruh baya yang ditawari kerja oleh aliya .
“Wa’alaikumussalam ,eh nak aska,kenapa kamu bisa ada disini nak,bukannya kamu tadi pamit berangkat ke kampus ya.” Ucap Fatimah kepada anak semata wayangnya itu,dengan heran .
“he he,iya bu,aska tadi emang ke kampus,tapi sayang kami Cuma belajar sebentar dan disuruh buat nyari materi sendiri ,ya daripada nggak ada kerjaan di kampus ,lebih baik kami pulang bu.” Jelas aska
“kamu tau dari mana nak,kalau ibu kerja disini?”
“Jadi,ibu benar kerja disini.?” Tanya aska dengan nada pelan.
“iya nak,ibu sekarang kerja disini ,Alhamdulillah nak aliya baik banget sama ibu ,dia udah nawarin ibu kerja disini waktu ibu lagi jualan kopi keliling.Nggak papa kan nak,ibu kerja disini,hitung-hitung nunggu kamu lulus ,baru kamu bisa gantiin ibu kerja,ya nak.” Meyakinkan anaknya,karena dia tau aska pasti tidak akan membiarkan sosok malaikat dan satu-satunya syurganya itu untuk lelah karena bekerja.
“T-tapi bu,kok ibu nggak ngasih tau aska ,aska nggak mau loh liat ibu capek,biar nanti aska aja yang nyari kerja sambil kuliah bu.” Tegas aska yang tak enak dengan ibunya .
“Nggak papa nak,Ibu nggak capek ,lagian ibu disini juga ditaruh di kasir sama nak aliya,jadi tidak terlalu capek. udah ,gimana kalau  ibu buatin kopi buat kamu ,kamu mau rasa apa?”.Ucap Fatimah meyakinkan anaknya yang ia tau anaknya mempunyai rasa  tak enak kepadanya yang bekerja.

“Tapi kan bu-“ belum habis aska bicara Fatimah langsung menjawabnya.
“Ya udah,kamu tunggu sebentar disana ,di meja nomor 4 “  Ucap Fatimah sambil menunjuk kea rah meja nomor 4.
“Baik bu,” ucap aska masih dengan perasaan sedih, sambil melangkah menuju ke arah meja yang tadi ibunya sebutkan.
“Alhamdulillah,”Desis lega Fatimah karena akhirnya anak semata wayangnya itu bisa mengizinkan dia untuk kerja sembari berjalan menuju tempat membuat kopi.
“Nak dinda!” Panggil Fatimah ke salah satu karyawan di café aliya.
“Iya bu,ada yang bisa dinda bantu?”  Jawab dinda sembari menghampiri Fatimah.
“Ini nak dinda ,anak ibu katanya mau minum kopi , ibu minta tolong ke nak dinda ,nak dinda jaga kasir sebentar ya , soalnya ibu mau ,ibu yang buatin  kopi  buat   dia.” Ujar Fatimah ke dinda dengan senyuman yang terpancar di bibirnya.
“anak ibu? Mana bu Fatimah?” Tanya dinda ke wanita paruhbaya tersebut dengan nada penasaran.
“itu,duduk di meja nomor 4” jawab Fatimah sambil menunjuk ke arah aska.
“wahh,ganteng juga anak ibu ya,bisa kalii bu sama dinda ha ha.”dengan sedikit kata candaan dari dinda ke Fatimah.
“ha ha ,kamu bisa aja nak,ya udah ibu kesana dulu,buatin kopi untuk  anak ibu” berlalu pergi  meninggalkan dinda yang berada di kasir dan menuju dapur.

“ganteng juga ya anak bu Fatimah,samperin ah siapa tau bisa kenalan,kayaknya dia masih sendiri juga alias jomblo hhha”gumam dinda,sambil berjalan mengahampiri sosok laki-laki tampan yang duduk di meja nomor 4 itu.

Tanpa basa basi dinda langsung duduk di depan aska sembari mengucapkan salam “Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam” sambil melepas headset yang ada di telinganya,dan kembali dia tidak mau menatap wajah perempuan bukan mahramnya.
“Eummm mas ini anaknya bu Fatimah ya” ucap dinda mencoba memulai pembicaraan.
“I-iya,saya anaknya bu Fatimah,ada apa ya mbak?” Jawab aska dengan sedikit rasa tidak nyaman.
“Owhhh,nggak papa kok mas,saya cuman baru tau kalau bu Fatimah udah punya anak,” ucapnya dengan nada bicara sok akrab. “Ganteng”  gumamnya  dengan suara kecil.
“apa mbak?” sahut aska yang sedikit mendengar kata dinda yang terakhir tadi.
Aska semakin tidak nyaman dengan kehadiran dinda,karena sebelumnya dia tidak pernah duduk di dekat wanita apalagi di tempat ramai kayak gini.
“hha nggak papa mas,emm kayaknya kopi mas udah dateng tuh,saya permisi ya ,selamat menikmati mas….ganteng” ucapnya sambil beranjak pergi dari tempat duduknya menuju kasir,karena ia malu kalau sampe Fatimah melihatnya.
“anehh” desis aska.

“naahhh ini nak kopi rasa lattenya dicobain ,ini khusus buat anak ibu yang ganteng dan soleh ini,ibu yang buatin,semoga suka.”ucap Fatimah dengan semangat  sambil menaruh kopi itu didepan aska dan sedikit mencubit pipi  anaknya itu.
“ hha ibuu, “ jawabnya dengan malu-malu.
Dengan sedikit menyeruput kopi yang diseduhi oleh ibunya itu ,aska memuji kopi tersebut ,karena kopi yang dibuat ibunya enak dan takarannya juga pas.“euummm ,kopinya enak banget bu,ini beneran ibu yang buat?”
“iya nak,ya walaupun ibu tadi dibantu sama nak aliya,jadi ini bukan sepenuhnya buatan ibu.” Ujar Fatimah dengan mata yang tertuju kepada aska yang sedang asik meminum kopi yang ia seduhi.
“nggak papa bu,namanya juga belajar, intinya ibu tetap semangat ,nanti sedikit demi sedikit ibu juga terbiasa buat kopi ,yang  rasanya kayak gini,enak banget.”  Ujar aska dengan menyemangati ibunya itu.
“ya udah kamu lanjut minum ya,nanti sehabis minum kamu langsung pulang jangan keluyuran ,dan jangan lupa kalau ada waktu sempetin untuk sholat di masjid.” Ucap Fatimah mengingatkan anaknya.
“siapp malaikat tak bersayap ku.” Ucap aska dengan tegas dan nada sedikir rayuan kepada ibunya.

Asa Aliya (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang