⛓️Ss⁰⁷⛓️

7.1K 335 3
                                    

Hola, bestie 😻✊.

Happy Reading 💗.

07. Cicak

...♡...♡...♡...

"Woyy Lo pada, ngapain?" Teriakan itu menghentikan tindakan Shinta.

"Huftt hampir saja," batin Stella menghela nafas.

"Ngak usah ikut campur," sinis Bunga.

"Astaga, Lo pada ngak punya hati apa? lihat tuh anak orang udah mau pinsoyy tahu," ketus Rio.

Orang yang teriak tadi adalah Vito, Gibran dkk memang tadi bolos pelajaran jadi lambat ke kantin. Murbar udah berani bolos.

"Omo otokke, Stella?!" Teriak Vito lagi yang berhasil membuat atensi Gibran teralihkan, sedari tadi dia tidak memperhatikan siapa bahan Bullyan 'Mak LPG' .

"Anjing! Lo apa in nerd kesayang gue?!" Teriak Revan dengan wajah merah padam, emosi ygy.

"Lo pada kenapa, sih?" Tanya Lisa, heran, kenapa murid baru ini kenal dengan Stella. Bukan hanya Lisa yang penasaran tapi juga penghuni kantin yang lain.

"Gue bakal laporin Lo pada ke BK!" Mutlak Gibran dan berjalan menuju Stella.

"Jangan ikut campur Gibran!" Ketus Shinta.

"Tapi Lo udah keterlaluan," bukan Gibran yang menjawab tapi Rio.

"Kalau terjadi sesuatu sama Stella Lo pada akan tahu akibatnya!" Ucap Vito.

"Gib, mending sekarang Lo bawa Stella pulang liat kondisi dia." Ucap Revan, dia kasihan melihat kondisi Stella rambut tak berbentuk, make up Popo yang ngak cocok di wajahnya, seragam yang berantakan dan tatapan kosong itu sungguh menyakitkan dan menyesakkan bagi yang melihatnya.

"Pake mobil gue, Gib," lanjutnya.

Tapa sepatah katapun Gibran menggendong Stella apa bridal style.

"Lo pada ikut kita ke BK sekarang!" Ucap Vito tak terbantah dan menyeret Shinta dkk.

***

Di dalam mobil Stella dan Gibran sama-sama diam. Hening. Kek pasar malem.

"Stella." Panggil Gibran.

"...."

Merasa panggilannya diabaikan Gibran menoleh menatap Stella yang kini hanya menatap kosong jalanan.

"Stella! Hey.... Jangan melamun." Tegur Gibran menggoyangkan bahu Stella .

"Eh... iya maaf."

"Kenapa bisa dibully?"

"...."

"Gpp kalau ngak mau cerita, kita emang ngak sedeket itu kok,hehe," ucap Gibran di akhir tawa renyah.

"Maaf,"

"Gpp, Stella. It's okay,"

"Oky. Dah, sampai,"

"Thanks."

Saat membuka pintu mobil tangan Stella di tahan oleh Gibran. "Stella maaf kalau gue lancang, tapi udah dua kali gue anter Lo ke rumah kediaman Shaenette, berarti Lo anaknya keluarga Shaenette?" Tanya Gibran kepo.

Stella Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang