Dalam kelas seorang mahasiswa sedang bingung akan tugas yang diberikan dosennya mengenai praktik kewirausahaan untuk membuka usaha kecil-kecilan.
Saat adira termenung memikirkan tugas tersebut syifa sahabatnya menepuk punggungnya untuk menyadarkan lamunan sahabatnya tersebut.
"Ra hey... Kamu ini mikirin apa sih kok ngelamun aja dari tadi." Syifa sambil mengayunkan tangannya kekiri dan kekanan di depan wajah dira.
"Eh... Nggak papa kok fa cuma lagi mikirin tugas dari dosen aja sih."
Menatap ke arah syifa dengan lesu."Ngapain coba dipikirin orang tugasnya aja laporannya masih lama di kumpulinnya ra. "
"Ya.. Iya sih fa tapi kan ya mikirnya harus sekarang dan juga aku baru inget bentar lagi kan kita waktunya membayar uang semester nah gimana ya ra aku belum cukup uang nya."
"Kamu ini ra kebiasaan semua dipikirin samapai buat pusing padahal masih lama dira sayangku. " Sambil memeluk dira syifa mencoba menenangkan fikiran sahabatnya itu.
"Bukan gimana-gimana sih fa tapi buat bangun usaha pasti butuhin modal banyak trus ni ya uang semester kita aja mahal fa aku kasihan sama abi dan abang aku nyusahin terus." Adira menenggelamkan wajahnya ke meja dengan tangan sebagai bantalnya.
"Gini deh ra kita mikirnya pelan-pelan sambil berusaha gimana carannya biar dapat solusinya."
"Iya fa makasih ya udah nennagin aku. " Sambil memeluk syifa.
Kala syifa dipeluk adira, syifa tiba-tiba mendapat ide bagaimana cara solusi untuk masalah yang dira hadapi. Dan ketika itu juga syifa mempunyai ide yang cemerlang.
Sambil melepas pelukan sahabatnya itu, syifa berkata. "Ra aku tahu deh solusi buat masalahmu gimana kalau usaha tugas kewirausahaan itu kita pinjam modal ke bank ?"
"Nggak... Nggak mau pasti bunganya gede juga itu riba fa trus yang di buat sebagai jaminan apa coba aku nggak punya barang berharga ya." Dira geleng-geleng kepala menolak ajakan dira.
"Emmm... Apaya ra yang bisa dijadiin barang gadaian, (sambil mengetuk-ngetuk dagunya untuk berfikir) yaudah dipikir nanti aja ra mending kita pulang nanti bang ay nungguin kamu kelamaan."
"Iya udah ayo kita pulang kalau begitu fa." Ajak dira.
Kemudian mereka berdua keluar dari kelas dan menuju ke tempat parkiran dimana aydan sudah menunggu di parkiran kampus sehingga adira berjalan cepat menghampiri kakaknya sedangkan syifa pamit terlebih dahulu kepada dira dan aydan karena arah rumah mereka berbeda arah. Samapai akhirnya adira naik ke motor aydan dan kakak beradik itu pulang bersama membelah jalan kota di sore hari.
Sesampainya di rumah adira dan aydan memasuki rumah tak lupa mengucap salam dan langsung memasuki kamar sedang adira menuju ke dapur mencari uminya.
Saat ini keluarga rasyid berada di ruang tamu mereka seperti biasa melakukan quality time bersama keluarga dengan bertukar cerita.
"Bi mi adek mau cerita." Adira berkata sambil menundukkan pandangannya.
"Cerita aja dek mau cerita apa?"
Aydan memberikan waktu untuk adiknya bercerita."Jadi gini tadi di kampus dosen adek memberi tugas untuk membangun usaha kecil-kecilan ini tugas praktikum kewirausahaan dan syifa memberi saran pada adik untuk pinjam ke bank tapi adik nggak mau bi mi bang."
" Kenapa adik nggak praktikum di usaha abang aja kan abang punya bengkel." Aydan memberi saran pada adira.
"Tapi kan itu bukan usaha adik itu usaha abang jadi nggak boleh bang ini praktikumnya itu harus usaha sendiri walaupun kecil-kecilan. Tapi adek bingung bang adek nggak punya modal." Adira menundukkan wajahnya sedih.
"Apa besok aja ra coba abi ke kebun lihat kebun singkong yang abi tanam sudah waktunya panen atau belum nanti uangnya bisa buat modal usaha kamu gimana ?"
"Maafin adek ya bi mi bang udah nyusahin." Adira menangis di depan orang tuannya dan abangnya.
"Kamu nggak ngrepotin kok dek kok nangis." Umi sambil memeluk adira.
"Iya dek jangan nangis nanti kamu jelek hahaha." Aydan mencoba menghibur adiknya dan semua pun tertawa bersama.
Setelah keadaan membaik dan mood adiknya juga sudah baik aydan memberi tahukan kepada umi dan abinya bahwa besok sore temannya ada yang mau bersilaturahmi ke rumah.
"Oh iya mi bi besok sore temen abang mau silaturahmi kesini jadi kalau nanti abang belum pulang masih jemput adek ke kampus tolong temenin temen abang ya bi mi ?" Aydan berkata kepada umi dan abinya.
"Temenmu yang mana bang cewek apa cowok bang ?" Umi bertanya kepada aydan.
"Oh itu mi abang baru kenal waktu abang benerin mobil dia karena bannya udah tipis tapi dia nggak bawa dompet padahal abang bilang nggak usah tapi dia nggak enak sama abang sekalian silaturahmi juga besok dia kesini mi."
"Oh begitu bang iya nanti biar umi sama abi temenin iya kan bi ?"
" Iya bang nanti biar abi yang temenin."
Kemudian setelah selesai berbincang bincang anggota keluarga itu pun masuk ke kamar masing-masing. Berbeda hal nya dengan adira di kamar sedang memikirkan masalahnya yang tak kunjung menemukan solusi jika adira ingin meminjam ke bank maka dia bingung bahwa nantinya untuk barang jaminannya apa dan adira bingung dengan meminjam ke bank konvensinal kan bunganya besar sama saja dengan riba. Adira lama merenung sampai tak tahu bahwa kakak nya dari tadi melihat kamar adiknya yang lampunya masih menyala masuk ke kamar adiknya. Aydan melihat bahwa sang adik sedang gelisah.
"Adek abang kenapa ini kok belum tidur." Aydan berkata sambil berjalan menghampiri adira.
"Eh... Abang kok udah di kamar adek aja... Abang juga kok belum tidur bukannya besok kerja nanti ngantuk lagi hehe." Adira mencoba tersenyum menutupi kebingungannya."
"Jangan bohong dek abang tahu kamu pasti lagi mikirin tugas dari dosenmu kan." Sambil menatapa adira.
"Iya bang... Adek bingung sebentar lagi bayar uang semester tapi ini adek juga bingung sama tugas kuliah adek yang memerlukan modal."
" Kan tadi abi udah bilang kalau besok abi mau kekebun memanen singkong di kebun, jadi adek gak usah bingung dan In Syaa Allah uang semester adek biar abang yang tanggung."
"Abang..... Ma-af-in adek... (Menangis sambil memeluk abangnya) gara - gara adik abang sama abi kesusahan... Hiks.. Hiks... Hiks." adira menangis tersedu sedu.
"Adik ngomong apa sih abi umi abang malah bangga adek giat belajarnya ipk juga bagus semua, jadi adek jangan mikir yang nggak - nggak gak baik dek."
" Makasih ya bang adek sangat sangat bersyukur Allah memberikan keluarga yang selalu menyayangi adek." Masih memeluk abangnya.
"Hehehe iya dek iya tapi ya mbok jangan meluk terus nanti kapan tidurnya abang udah ngantuk mau kembali kekamar abang ini." Berkata kepada adira dengan kekehan tawa.
"Iya bang maaf ya hehe."
Setelah itu aydan kembali kekamarnya dan adira mematikan lampu kamarnya dan menutup pintu kemudian menuju ke pulau kapuk untuk meredakan penat akan fikirannya yang membuat tak bisa tidur sampai tak terasa adira sudah berjelajah ke alma mimpi. Dan pada pukul 03.00 WIB seperti biasa adira bangun untuk melaksanakna sholat tahajud ini adalah rutinitas dalam keluarga rasyid yang selalu melaksanakan sholat sunnah tahajud.
..
.
.
.
.
Mau tahu kelanjutan kisahnya yuk redears baca kisah ini samapi selesai.
Minta komen & sarannya ya☺
🐾Gimana pendapat kalian suka nggak sama ceritanya?
🐾kalau ada typo tolong tandai ya ☺
🐾jangan lupa sholat dan baca qur'an setiap hari
🐾dan jangan lupa follow dan vote akun watppad ini ya
Sebagai penutupan saya
Mengucapkan terima kasih ☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty of Love
ДуховныеAWAS MENGANDUNG KEBAPERAN TINGKAT TINGGI. 😫😫😫⚠⚠⚠ Follow dulu sebelum baca😊😊 Update setiap 2 hari sekali setaip pagi☺☺ . . Adira wanita shalehah juga mahasiswi yang berjuang untuk membahagiakan kedua orang tuanya dimana adira yang banyak diber...