#22

1K 99 98
                                    

Perjalanan Kian Santang untuk mencari Raden Dewananda dimulai.
Ia terus berjalan mencari dimana tempat yang dimaksud oleh Prabu Dewabrata.

Hari mulai semakin sore ....
Dan Kian Santang masih berjalan mencari tempat bernama Muspelhim.
Sepertinya awan tidak mendukung Kian Santang untuk terus berjalan sehingga memaksanya untuk berhenti dan berteduh sejenak hingga hujan selesai turun.

Kian Santang terpaksa berteduh di bawah gubuk yang sudah terbengkalai dan letaknya tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Saat sedang berteduh di gubuk, ia melihat seorang Gadis sedang berdiri di pinggir danau.

V.O Kian Santang
"Siapa gadis itu dan kenapa dia tidak berteduh saat hujan turun sangat lebat seperti ini?"

Karena penasaran apa yang dilakukan oleh sang gadis, akhirnya Kian Santang berlari menghampirinya walaupun hujan sedang turun dengan sangat lebat.

"Nyimas!"panggil Kian Santang dengan keras. Nampaknya, panggilan Kian Santang berhasil membuat gadis itu sadar dan berbalik menghadap belakang melihat Kian Santang.

Saat sang gadis berbalik menghadapnya, ternyata ia sedang membawa botol alkohol di kedua tangannya.

"Apa yang kau lakukan disini dan kenapa kau meminum minuman keras!"ujar Kian Santang. Perkataan Kian Santang ternyata diabaikan oleh sang gadis, ia malah diam lalu kembali berbalik menghadap ke danau.

Kian Santang sebenarnya ingin meninggalkan dan membiarkan gadis itu sendirian di pinggir danau tapi hati kecilnya berkata lain.

V.O Kian Santang
"Apa yang terjadi kepadaku? Kenapa hati kecilku mengatakan kalau aku harus menemani dan membantu gadis itu?

Kian Santang tidak punya pilihan lain lagi selain menuruti hati kecilnya.
Akhirnya, ia memutuskan untuk membantu sang gadis. Ia melepas jubahnya lalu menutupi kepala gadis itu dengan jubahnya sembari membawanya berjalan ke arah gubuk.
Gadis itu dituntun berjalan oleh Kian Santang karena sang gadis berada di bawah pengaruh minuman alkohol sehingga membuatnya tidak mampu berjalan sendiri.

Sesampainya di gubuk, Kian Santang membantu sang gadis untuk duduk lalu menyelimuti tubuh sang gadis dengan jubahnya tadi.
Karena ia melihat kalau gadis itu menggigil kedinginan.
Kian Santang menemani gadis itu dengan duduk di sebelahnya. Saat sang gadis sudah tertidur pulas, ia mengambil botol alkohol dari kedua tangan gadis itu lalu membuangnya.

Hari sudah mulai malam dan hujan masih belum usai sehingga memaksa Kian Santang untuk menunggu sampai esok pagi.

Saat Kian Santang hendak memejamkan matanya untuk tidur, tiba-tiba kepala gadis itu bersandar di bahu Kian Santang dan membuat Kian Santang terdiam sejenak.
Matanya terbelakak saat gadis itu tertidur pulas di bahu lebarnya.
Kian Santang sempat ingin menjauhkan gadis itu dari sisinya namun ia mengurungkan niatnya dan membiarkan gadis itu untuk tidur di bahunya karena ia tidak mau membangunkan gadis itu dari tidurnya.

- Kerajaan Baabulah

Prabu Kashim, Prabu Siliwangi, Mirza Hakim, Walangsungsang, Rara Santang dan Resi Danayaksa bergegas keluar istana untuk melihat apa yang terjadi diluar.
Saat sudah diluar istana, ternyata sudah ada ratusan pasukan siluman yang berdiri dan bersiap untuk menyerang mereka.

"Pasukan siluman milik siapa ini?"tanya heran Siliwangi sembari menatap ke arah pasukan siluman.

Tidak lama, munculah sesosok wanita dari tengah tengah pasukan. Ia berjalan ke depan dan berdiri di depan pasukan. Wanita itu mempunyai tatapan yang sangat tajam, memakai mahkota ular, dan mempunyai pedang tajam di tangannya.

"Senang bertemu dengan kalian semua!"ujar wanita itu sambil tersenyum miring.

"Siapa kau?"jawab Siliwangi dengan nada tinggi.

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang