Pencet bintangnya! Pencet! Di suruh pencet malah dibaca doang! Candaaaa..... Hehehehe....🥰🥰🥰🥰🥰😘
Tapi emang harus di pencet sih, pojok kiri bawah, oke!🥰Happy reading😘😘
*****
Bryan datang ke rumah sakit setelah Devan pulang ke rumah untuk istirahat, mereka memang menjaga Zora secara bergantian. Dan Aldev, lelaki itu akan menjaga Zora setelah ia pulang dari kantor.
"Udah baikan Lo?"tanya Bryan lalu mengambil duduk di kursi yang terletak di samping ranjang yang ditiduri Zora.
"Udah,"jawab Zora. Dia baru melihat Bryan hari ini. Pasalnya kemarin saat dia siuman cowok itu sedang keluar.
"Ngapain sih Ra, Lo kelayapan malem-malem. Mau cari apa? Gue kan waktu itu di luar, kenapa Lo gak minta tolong gue?"tanya Bryan kepada Zora. Zora memandang cowok itu dengan tatapan tak percaya, apakah cowok yang ia sebut Abang ini sedang khawatir kepadanya?
"Lo khawatir sama gue?"tanya Zora.
"Lo kayak gini secara nggak langsung karna gue. Bisa nggak Lo diem aja di rumah. Nggak usah kelayapan malem-malem. Lo cewek,"kata Bryan tanpa membalas pertanyaan Zora.
"Gue cuma mau beli nasgor,"
"Ya kan Lo bisa minta tolong gue,"
"Ntar Lo bilang gue ngrepotin,"
"Yang ada kalo Lo udah gini, Lo makin ngerepotin gue Ra,"balas Bryan.
"Gue minta maaf bang,"ucap Zora pelan, Bryan memalingkan muka, tapi kemudian ia menatap Zora sepenuhnya.
"Destroyer Dragon, itu nama geng yang harus Lo jauhi,"kata Bryan.
Zora sempat terdiam beberapa saat sebelum Bryan dengan tiba-tiba menyentuh tangannya. Dan baru kali ini, Zora rasa, Bryan menyentuhnya dengan lembut.
"Gue gak mau Lo kayak gini lagi Ra, apalagi karna gue,"kata Bryan sambil menatap lekat manik mata Zora. Zora tenggelam dalam mata itu, baru kali ini, Zora merasakan ketulusan dari Bryan.
"Suatu saat Lo pasti tau alasan gue gak pernah baik sama Lo Ra, Lo harus tau. Bukan gue yang minta kayak gini,"kata Bryan lirih.
"B-bang. I-ini beneran Lo kan?"tanya Zora tak percaya. Bryan mengangguk, lalu melepaskan tangannya dari punggung tangan Zora.
"Gue kayak mimpi Lo bisa lembut gini ke gue,"ungkap Zora.
"Gue punya dua sisi, gue tau di mana tempat gue untuk bener-bener tulus. Dan dimana tempat gue untuk bener-bener kasar dan gak punya hati. Selama ini yang gue tunjukin ke Lo, mungkin bukan jati diri gue yang sebenarnya Ra, dan gue minta maaf karna gak bisa jadi Abang yang baik buat Lo,"kata Bryan.
Zora masih terdiam, dia masih bingung mau menyikapi seperti apa.
"Jangan ngelamun,"tegur Bryan kemudian. Zora tersenyum kecil. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Oh iya bang. Fiko Genandra sekolah di cakrawala, kata Gerry sama Nicko itu cowok baru masuk ke cakrawala hari ini,"kata Zora, ada raut kaget di wajah Bryan.
"Lo tau siapa fiko? Cowok yang udah ngroyok Lo kemarin itu wakil Destroyer Dragon. Adeknya ficki Reganendra, ketua Destroyer Dragon,"Katanya.
"Berarti Di sekolah gue ada dua musuh lo, Regan sama fiko. Dan sialnya Mereka udah tau kelemahan gue bang,"kata Zora.
"Lo tenang aja, gue juga punya orang kok di sekolah Lo. Dan yang pastinya lebih kuat dari mereka berdua. Kayaknya gue mesti ke markas sekarang. Ada yang mau gue omongin sama anak-anak,"kata Bryan lalu berdiri dari duduknya. Dia mengelus rambut Zora sebentar,
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA milik ZORA
Roman pour Adolescents"kenapa Lo nglakuin itu?"tanya Zora marah. "Dare, ToD."dengan enteng Aldi menjawab, membuat Zora geram setengah mati. "Lo bisa beli boneka di pasar buat objek permainan bodoh Lo itu. Asal jangan gue! karna gue bukan boneka yang seenak jidad Lo perla...