Keping 13

109 20 2
                                    

Oke. Ujian kesabaran  untuk Atta dimulai. Agak aneh memang. Aku yang tidak bisa sabar, malah menguji kesabaran orang lain. Aku percaya bahwa ini sangat mudah bagi Atta. Aku akui, meskipun dia jahil, tapi dia sangat sabar dalam menghadapi sikapku. Eh, sebenarnya dalam menghadapi apa pun. Permasalahan apa saja, pasti dia hadapi dengan pikiran dan hati yang tenang. Tidak mudah emosi seperti aku. Aku memang perlu banyak belajar dari Atta.

Aku mau me time tapi aku tidak mau sendiri. Aku butuh orang yang bisa menemaniku seharian ini. Dan karena ada Atta yang selalu bisa diandalkan, aku mengajak dia untuk menemaniku oergi ke salon sebentar. Aku mau hair mask, menicure & pedicure, pokoknya memanjakan diri. Ya, sekalian membuat Atta sedikit kesal. Aku ingin tahu, apa dia bisa jengkel atau tidak denganku. Hehehe maaf ya, Ta.

Hampir dua jam aku menghabiskan waktu di salon. Dari jauh, aku mengamati sikap Atta. Aku tahu dia bosan. Sangat bosan mungkin. Bisa dilihat dari gerak-geriknya. Sebentar-sebentar buka HP, lalu ganti ke majalah, setelah itu buka HP lagi. Sampai akhirnya dia memilih untuk memyandarkan punggungnya ke sofa, dan ya, setelah itu dia tertidur. Atta, Atta, lucu banget sih kamu.

Tapi sayangnya aku belum puas membuat dia kesal. Sejauh ini dia masih sabar. Belum ada tanda-tanda kalau dia kesal sekali. Jenuh, mungkin iya. Karena dia belum terbiasa duduk diam di salon selama itu. Mungkin lain kali kalau aku ajak dia ke salon lagi, aku akan memaksanya untuk perawatan juga. Pasti dia tidak akan bosan. Iya betul. Lain kali harusnya seperti itu.

“Atta, temenin gue beli sepatu ya. Gue kemarin lihat ada sepatu bagus. Kebetulan sepatu gue juga udah jelek,” pintaku.

Raut wajahnya agak aneh. Seperti orang yang mau bilang sesuatu tapi ditahan. Dan aku tahu, pasti dia sebenarnya mau protes dan mulai bosan.

Sebenarnya aku tidak begitu ingin beli sepatu. Tapi, seperti yang sudah aku bilang tadi. Aku hanya ingin membuatnya kesal. Bahkan kalau bisa sampai dia marah-marah. Kalian pasti sudah tahu alasannya untuk apa, bukan?

Setelah sampai di toko sepatu yang aku maksud. Aku tidak langsung menuju sepatu yang aku incar. Kebetulan ada sepatu lain yang mencuri perhatianku. Karena bingung, aku minta pendapat Atta. Tapi kali ini Atta tidak membantuku sama sekali. Katanya aku disuruh beli dua-duanya. Gila. Yang benar saja Atta...

Oh iya, dalam beberapa kesempatan, Atta juga sering sekali bertanya, aku kerja dimana? Sebagai apa? Tapi aku tidak pernah menjawabnya. Aku hanya bilang, bahwa pekerjaan yang aku lakukan itu halal. Nah, sekarang aku akan menjawab keingintahuan Atta, dan mungkin juga beberapa diantara kalian, yang sudah membaca kisah yang diceritakan oleh Atta sebelumnya.

Oke. Jadi, sejak kurang lebih satu tahun yang lalu, iseng-iseng mendaftarkan diri di salah satu majalah remaja sebagai seorang model. Tapi tenang, ini model baju yang kiblatnya ke arah Korea. Bukan model dengan pakaian yang aneh-aneh. Kebetulan aku juga kenal dengan designernya. Dia adalah istri dari sahabat Mama. Jadi, kita bisa saling bekerja sama dengan enak.

💝💝💝

Ini adalah momen pertama kalinya aku memberikan kejutan untuk ulang tahun Atta, sampai se-niat itu. Tahun-tahun sebelumnya juga memberikan kejutan, tapi tidak sampai sewa tempat segala. Hanya kejutan kecil-kecilan di rumah. Itu pun selalu gagal. Karena Atta sudah tahu rencana kami lebih dulu.

Sesuatu yang tidak disangka-sangka seringkali terjadi dalam sebuah cerita. Kali ini yang membuat masalah adalah si Halil. Dia menjatuhkan kue ulang tahun. Semua berantakan. Karena itulah aku memutuskan untuk pisah dari Atta, dan beli kue, lalu buru-buru pergi lebih dulu ke tempat acara. Untungnya Atta tidak curiga sama sekali. Mungkin karena sudah capek nungguin aku nyalon berjam-jam. Dan juga sudah kenyang juga. Jadi dia tidak mikir yang aneh-aneh.

S E M P I T E R N A L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang