BONUS!

13.7K 1.5K 577
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

Warn!
18+

---

Sukuna menyeringai. "Hei (name), mau lanjut?"

"Eh? La-lanjut?" Tanya (Name) sembari menatap Sukuna bingung.

"Hm, ke adegan 'itu'," ucap Sukuna.

Wajah (Name) memerah padam, ia pun menunduk. "Entahlah sukuna.. aku takut.."

Sukuna tersenyum kecil, lalu mengelus kepala (Name). "Aku akan bermain lembut padamu, aku juga akan bertanggung jawab."

(Name) mendongak, menatap Sukuna. "Apa perkataanmu bisa dipercaya?"

"Tentu saja, bagaimana?"

(Name) mengangguk pelan, "baiklah. Ayo lanjut"

Sukuna tersenyum senang, lalu dengan cepat menggendong (Name) ala bridal dan membawanya ke dalam apartemennya. Ah, tidak lupa juga Sukuna mengunci pintu, agar kegiatan mereka tidak terganggu.

.
.
.

Didalam kamar Sukuna.

Sukuna menaruh (Name) ke atas ranjang, lalu membuka pakaiannya. (Name) yang melihat tubuh milik Sukuna lantas memerah.  Padahal, ia sudah pernah melihatnya. Tapi entah kenapa, saat ini rasanya berbeda.

Sukuna menatap (Name), lalu menaikkan sebelah alisnya. "Wajahmu kenapa? Kenapa memerah begitu?"

(Name) tersentak kaget, lalu mengalihkan pandangannya. "Baka! Tentu saja aku malu!"

Sukuna terdiam, lalu menyeringai. "Hee~ bukankah waktu itu kau sudah pernah lihat? Kenapa harus malu?"

"Gak tau!"

Sukuna terkekeh, lalu mulai mendekat ke arah (Name) dan mencium lehernya. Tubuh (Name) bergetar pelan merasakan benda tak bertulang yang tengah menjelajahi lehernya itu.

Sukuna menghisap, lalu mengigit kecil leher (Name) hingga tercipta kissmark.

Sukuna menatap (Name) yang tengah menutup kedua matanya, sembari mengigit bibir bawahnya.

Sukuna menyeringai, lalu mulai membuka pakaian (Name). Seketika pandangan Sukuna langsung terfokus kepada dua buah dada (Name) yang.. sial, ku ga kuat nulisnya anjir😭

Dahla, lanjut.

Pandangan Sukuna langsung terfokus kepada dua buah dada (Name) yang begitu menggoda baginya.

Dengan cepat, Sukuna langsung menghisap salah satu gundukan itu. Sementara gundukan yang lain, Sukuna mainkan dengan tangannya.

(Name) mendesah pelan. Ia tidak mau melepaskan suara yang menurutnya menjijikan dan aneh itu. Dan lagi, Sukuna begitu lihai dalam hal ini. Membuat (Name) setengah mati harus menahan suaranya.

Sukuna menatap wajah (Name), lalu berucap. "Hei ayolah, jangan ditahan seperti itu. Aku ingin mendengarnya."

(Name) mengalihkan pandangannya, lalu berucap." Maaf, aku takut suaraku terdengar aneh.."

✔𝐒𝐔𝐊𝐔𝐍𝐄𝐊𝐎 : Ryomen SukunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang