Day 5 - Jutsu

103 18 0
                                    

Prompt yang agak susah menurutku, tapi alhamdulillah jadi juga gara-gara kepikiran jutsu healing Sakura.

-----------------------------------------------------------

Sakura tidak tahu lagi harus bagaimana agar bisa meredakan tangisan putrinya yang masih berumur 3 tahun. Gadis kecilnya menangis sesegukan seperti telah melakukan suatu kesalahan besar. Padahal, ini semua murni kesalahan dan kecerobohan Sakura.

"Sudah, jangan menangis sayang. Mama tidak apa-apa, kok," hibur Sakura sambil mengusap air mata di pipi anak gadisnya.

Hal itu bukannya membuat tangisan Sarada mereda, tangisan itu malah semakin keras dan air mata yang turun semakin deras. Sakura memijat keningnya yang memang sedang pusing, jujur saja ia juga rasanya ingin menangis melihat Sarada yang tidak bisa menghentikan rengekannya.

Suara pintu depan terbuka membuat Sakura mengangkat wajahnya, ajaibnya tangisan Sarada juga berhenti seketika. Sakura hampir saja menghela napas lega, tapi ia mengurungkannya setelah sosok itu muncul di hadapan mereka dan Sarada mulai menangis lagi.

Orang yang baru datang saat itu hanya mengangkat sebelah alisnya heran, sementara Sakura tersenyum penuh arti meminta pertolongan. Sarada yang awalnya ada di pangkuan Sakura, melepaskan dirinya kemudian berlari menghampiri orang tadi dan memeluk kedua kaki orang tersebut.

"Papa!" tangisnya di kaki Sasuke yang baru saja datang.

Sasuke berusaha menggendong Sarada dengan satu tangannya, begitu kepala Sarada sudah sejajar dengan kepala ayahnya. Gadis kecil itu segera mengalungkan tangan kecilnya ke leher Sasuke dengan tangisan yang belum saja berhenti.

"Ada apa ini?" tanyanya sambil menatap cemas ke arah Sarada. Walaupun sebenarnya pertanyaan ini ditujukan pada istrinya yang sedang duduk bersimpuh di lantai dapur.

"Sarada ingin makan sup kesukaannya, jadi aku mau membuatkan sup itu untuknya. Tapi, kepalaku masih pusing sehingga aku tak sengaja mengiris jariku hingga berdarah. Dan dia tiba-tiba menangis, seolah itu adalah kesalahannya," jelas Sakura menarik napas panjang dan memperbaiki ikatan rambutnya yang agak longgar.

"Benar begitu?" Sasuke berbisik di telinga Sarada, dan gadis itu mengangguk di lekukan leher Sasuke. "Mama bilang tidak apa, itu bukan salahmu," hibur Sasuke sambil menepuk punggung Sarada, tapi gadis itu menggeleng.

Sakura mengendikkan bahunya sambil berusaha berdiri dengan menopang tubuhnya memegang ujung konter.

"Kau juga ... harusnya kau berbaring di atas kasur. Bilang saja tadi pada Sarada kalau aku yang akan membuatkannya," omel halus Sasuke pada Sakura yang mengerucutkan bibirnya.

"Aku pikir aku sudah baik-baik saja, tapi ternyata pusing tiba-tiba datang. Lagi pula aku tidak suka berdiam diri tanpa melakukan apa-apa." Sakura ikut mengeluh.

"Kau sudah menyembuhkan lukamu?" tanya Sasuke khawatir.

Sakura menggeleng tidak peduli, ia mengambil tempat duduk di kursi meja makan. Dirinya kemudian mengambil gelas air putih dan meminumnya dalam satu teguk.

Melihat tangis Sarada yang tak kunjung berhenti dan Sakura yang moodnya sedang tidak baik, ia tiba-tiba memiliki ide untuk membuat perasaan keduanya menjadi lebih baik.

"Sarada, tangan Mama terluka. Sarada mau coba nyembuhin? Pakai jutsu seperti Mama," bujuk Sasuke di telinga Sarada.

Sontak saja hal itu membuat tangis Sarada lambat laun mulai mereda, sementara Sakura mengernyitkan dahinya heran.

"Sarada ... bisa ... sembuh Mama?" ucap Sarada sambil sesegukan. Walaupun tangisannya sudah berhenti, ia masih belum bisa mengatur napasnya yang agak tersendat-sendat.

Sasuke mengangguk, kemudian ia berjalan menghampiri Sakura di meja makan. Sasuke menarik kursi agar bisa duduk di hadapan Sakura.

"Sekarang Sarada coba minta jari Mama yang terluka." Sasuke memberikan arahan pada Sarada yang sekarang duduk di pangkuannya.

Sarada dengan ragu menatap ke arah Sakura, ia masih merasa bersalah karena membuat tangan ibunya tersayat pisau.

"Mama?" tanya Sarada takut-takut.

Sakura menyerahkan tangannya yang terluka ke hadapan Sarada, sementara tangan satunya bergerak mengelus kepala berambut hitam milik gadis kecil itu.

"Mama minta maaf ya, sudah bikin Sarada khawatir," ujar Sakura lembut.

Sarada mengangguk, perlahan sudut bibirnya tertarik ke atas, ia mulai tersenyum tipis dan perasaannya sudah lebih baik.

"Sekarang Sarada taruh tangan Sarada di atas tangan Mama untuk melakukan jutsu penyembuhan." Sasuke menginstruksikan tahap ke-2, dan Sarada menurutinya.

"Papa, kenapa tidak menyala?" tanya Sarada polos melihat tangannya yang tidak mengeluarkan sinar hijau seperti Sakura.

"Lakukan saja seperti itu, sambil berdoa agar tangan Mama segera sembuh," ujar Sasuke diam-diam melakukan jutsu penyembuhan dengan menaruh tangannya di atas tangan kecil Sarada, sehingga itu terlihat seperti tangan Sarada yang mengeluarkan cahaya hijau tersebut.

"Wahhhh menyala!" teriak Sarada antusias. Sasuke tersenyum tipis melihat ekspresi Sarada yang gembira.

Perlahan luka di tangan Sakura mulai tertutup, seketika membuat Sarada berteriak penuh semangat.

"Tangan Mama sembuh!" ujar gadis itu menatap wajah ibunya yang tersenyum lembut ke arahnya.

Kemudian Sarada melompat ke pelukan Sakura, walau ia sedang sakit tapi keseimbangan tubuh Sakura masih baik, sehingga ia tidak terdorong ke belakang.

"Terima kasih ya, sayang," ujar Sakura pada Sarada.

Sakura menatap penuh arti pada Sasuke yang mengendikkan bahunya cuek.


~o~


"Aku pikir kau sudah lupa," ujar Sakura ketika mereka hanya berdua di kamar mereka.

"Lupa apa?" tanya Sasuke sambil memperbaiki posisi bantalnya.

"Jutsu yang kuajarkan."

Sasuke menatap Sakura datar, kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia menepuk sisi sebelah kasur menyuruh istrinya bergabung dengannya. Sakura menggelengkan kepalanya, tapi tetap mengikuti Sasuke.

"Aku masih sakit, loh," bisik Sakura ketika Sasuke memeluknya dan Sakura menyenderkan kepalanya di atas dada pria itu.

"Tidak apa," jawab Sasuke cuek.

"Jawab pertanyaanku yang tadi," rengek Sakura.

"Oh, bagaimana mungkin aku bisa lupa. Jutsu itu sangat membantu saat aku melakukan misi solo. Aku 'kan tidak bisa membawamu terus menerus," ungkap Sasuke dengan tangan bergerak perlahan mengelus kepala merah muda Sakura.

Sakura mengeratkan pelukannya, ia menengadahkan kepalanya agar bisa menatap mata Sasuke.

"Mungkin kalau belum ada Sarada, aku akan memaksamu membawaku lagi," ujar Sakura.

"Tidak apa, berkat ada Sarada aku jadi sering pulang ke rumah."

"Kau benar," bisik Sakura berusaha memejamkan mata.

"Dan kalau kau terluka, aku bisa meringankan lukamu walau tak seberapa," ujar Sasuke lagi. Sakura yang mendengarnya tersenyum tipis di dada Sasuke.

"Dengan melihat wajah Sasuke-kun sudah cukup bagiku." Sasuke menyunggingkan senyum tulusnya, mengecup kepala Sakura dan menyelimuti tubuh mereka berdua.

Kemudian, mereka jatuh tertidur di pelukan masing-masing. 

--------------------------------------------------------------------------------

DAY 5 - JUTSU (End)

SasuSaku Month 2021 ArchivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang