Play multimedia
Layaknya air laut yg surut sebelum terjadi tsunami, jadi part ini cuma mengandung momen uwu ala ldr-an sebelum badai konflik melanda😂
Abaikan candaan receh itu,
mari ramaikan chap ini dengan vote+komen ya, mumpung masih gratis wkwkHappy reading 💜
Seminggu telah berlalu semenjak kepergian Jungkook ke Busan. Proses penerbitan buku Dahyun juga berjalan sangat lancar, malah kemungkinan peluncurannya pun akan dipercepat dari rencana awal. Ya, selama ini Dahyun begitu bekerja keras.
Walaupun terhalang jarak, mereka masih terus melakukan video call hampir setiap malam dan Jungkook juga selalu menyemangatinya, begitupun dengan Dahyun.
Keduanya melakukan pekerjaan masing-masing, ditempat yang berbeda, tapi masih terus terhubung satu sama lain.
Seperti malam ini, Dahyun masih setia melihat layar ipad-nya yang menampilkan Jungkook yang tengah mengerjakan proyek terakhirnya untuk pameran itu. Sebelah tangannya menopang dagu, rambutnya diikat asal dan beberapa helai rambutnya dibiarkan menjuntai. Benar-benar style rumahan yang Jungkook suka.
"Oppa, sudahlah. Kau sudah terlalu bekerja keras hari ini. Tak bisa kah kita melakukan video call dengan normal? Lama-lama aku jadi cemburu sama kanvas lukisanmu yang selalu kau tatap dengan sepenuh hati itu." Dahyun serius, rasanya ia ingin mematahkan kanvas itu dan membuat Jungkook hanya melihat ke arahnya. Hanya pada dirinya.
Jungkook yang mendengarnya hanya tertawa kecil. Lelaki itu memberikan sentuhan terakhir dilukisannya hingga sebuah senyuman terukir diwajahnya. Pekerjaannya telah selesai-untuk hari ini, besok ia masih harus menata ulang tempatnya.
"Ck, oppa! Kau tidak mendengarku?"
Jungkook beranjak dari kursinya, menyimpan kuas dan paletnya lalu mengambil ponselnya. "Aigoo, apa istriku sekarang sedang merajuk?" ujarnya saat ia melihat Dahyun langsung memalingkan wajahnya sebal dengan bibir yang mengerucut imut. Wanita itu bahkan sudah melepas ikatan rambutnya, membiarkan rambutnya tergerai begitu saja.
"Oppa menyebalkan! Sana pacari saja lukisanmu itu!"
Jungkook malah tertawa. Andai saja ia ada di sana, pasti ia sudah menjawil-jawil pipi Dahyun karena gemas. "Ya, kau cemburu pada lukisan?"
"Habisnya oppa lebih sibuk memandangi lukisan daripada aku," ujarnya manja, akhir-akhir ini Dahyun memang sangat sensitif, mungkin karena bawaan dari janin dalam kandungannya. Ia jadi selalu menginginkan perhatian lebih.
"Baiklah, sekarang aku hanya akan memandangmu saja." Jungkook ikut menopang wajahnya dengan tangan yang menumpu pada ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Her! She's Mine!
RomanceDahyun pikir, keputusannya untuk tinggal di rumah milik anak teman ibunya itu adalah keputusan yang tepat. Namun kenyataannya, ia salah besar. Berakhir tinggal bersama lelaki gay tentu bukan keinginannya. Namun kenyataan yang sebenarnya terjadi mala...