Hari ini Hari Minggu yang cerah. Gumpalan awan berarak terlihat memayungi langit Jakarta dari sinar matahari. Suasana kota ramai, seperti biasanya, bahkan lebih ramai dari hari-hari biasa. Banyak orang keluar untuk sekedar jalan-jalan atau menambah polusi kota.
Di jam setengah dua siang, Nandra sudah rapi duduk di atas motor di depan rumah Hanum. Mereka berdua berencana pergi ke suatu tempat.
Pintu rumah Hanum terbuka pelan, memperlihatkan Hanum yang memakai celana jeans dan kaos lengan pendek juga memakai tas selempang. Di tangan kanannya Hanum menenteng satu plastik kresek berwarna hitam berukuran besar.
Sampainya Hanum di depan Nandra yang duduk di atas motor, Nandra bertanya.
"Itu apa?" Dengan menunjuk plastik besar yang Hanum bawa.
"Nasi buat anak-anak," Nandra tersenyum mendengarnya. Wangi bedak bayi yang datang dari tubuh Hanum membuat laki-laki itu nyaman.
Nandra memakaikan helm untuk Hanum. "Berangkat sekarang ya? Biar ngga kemaleman pulangnya."
Hanum hanya mengangguk. Mereka mulai berjalan, ikut memenuhi jalanan Jakarta yang selalu saja penuh.
Matahari bersinar dengan terik, arakan awan yang beberapa saat lalu memayungi langit Jakarta sudah berlalu. Menyisakan teriknya panas matahari.
Dari belakang, Hanum mengeratkan pelukannya pada tubuh Nandra. Membuat Nandra tersenyum, dari spion, Nandra memperhatikan wajah Hanum yang cerah, secerah langit di atas sana.
Ketika motor yang mereka kendarai berhenti karena lampu merah di depan sana, tiba-tiba Hanum menyeletuk.
"Nana tahu nggak, kalau ayam masih saudaraan sama dinosaurus?"
Nandra tergelak mendengarnya, "Masa? Emang iya?"
Dari spion, Nandra melihat Hanum mengangguk antusias.
"Iyaa, katanya ayam itu kerabat dekatnya T-rex."
Lampu berubah menjadi hijau, dan mereka melanjutkan perjalanan.
"Coba bayangin ada ayam sebesar gedung itu," Hanum menunjuk acak gedung tinggi di samping jalan, membuat Nandra ikut melihatnya dan mengalihkan pandang sebentar dari jalanan.
"Pasti serem, jadi takut deh." Tambah Hanum.
"Kan dinosaurus udah punah, Han. Ngga usah takut."
"Kalau dulu ngga ada hujan meteor terus dinosaurus masih ada sampai sekarang, kita bakal ketemu nggak yah, Na?"
Nandra terkekeh pelan mendengar pertanyaan random Hanum. Hanum akan berubah menjadi random di saat-saat tertentu, gadis itu bahkan bisa membahas perkara kenapa langit itu berwarna biru ketika siang dan berwarna hitam ketika malam, dan ketika Nandra menjawabnya karena terkena sinar matahari, gadis itu akan beropini sinar matahari kan bukan berwarna biru. Dan pertanyaan Hanum hanya akan berlalu begitu saja tanpa ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melukis Paras
Novela JuvenilAku tidak sedang melukis kanvas, melainkan paras, untuk dicintai kamu, dan untuk mencintai kamu. Judul awal: Butterf(lie)