23

2.8K 308 40
                                    

'Kepalaku pusing banget wtf.'

'Sumpah aku gaakan minum bir lagi!!'

'Aku gapercaya keperawanan minum-minumku udah hilang.'

'Bentar, semalem ada apa ya?'

'Aku inget sampe sebelum aku mabuk, habis itu gainget apa-apa lagi.'

'Terakhir kali aku ga sadar terus ngelupain sesuatu, aku ngelakuin hal biadab.'

'Semoga aku ga ngelakuin hal aneh-aneh kali ini.'

..

Tae mengeluh sesaat setelah ia turun dari callesa. Kepalanya terasa berputar-putar.

"Agh, harusnya aku tidak mabuk." Ucap Tae sambil memegangi Bogum. "Kau harusnya menghentikanku!" Sambungnya sambil memijat pelipisnya.

"Aku penasaran, siapa ya yang mengancam akan memotong belalaiku jika aku menghentikannya." Ucap Bogum kemudian tertawa setelah ia menerima tinju dari Taehyung.

"Kau tau, aku ini keras kepala. Kau tetap seharusnya menghentikanku."

Sekarang hari Jumat, ia masih ingin tidur tetapi Bogum membangunkannya lebih awal. Mungkin sekitar pukul 3 pagi? Mereka biasanya pergi ke kamp pukul 4, namun Bogum mengatakan bahwa mereka perlu melakukan hal penting.

Baiklah, Bogum belum mengatakan pada Tae jika Kapten sudah tiba.

Bogum masih ragu, ia hanya tidak ingin Tae terluka lagi.

Ia juga masih penasaran, kapan Jungkook tiba? Tae berada di pelabuhan sepanjang waktu tapi mereka tidak bertemu?

Jungkook benar-benar terlihat berbeda baginya.

Mereka akhirnya memasuki kamp bersama, Tae langsung merebahkan diri di ranjangnya sesaat setelah mereka sampai di kamar.

"Taehyung-ah, kau baik?" Namjoon bertanya ketika melihat Tae yang melingkar seperti bola di ranjangnya.

"Dia mabuk kemarin." Komentar Bogum, "Hey, kau harus bangun. Kita perlu menyiapkan pembukaan."

Tae mengeluh seperti bocah lima tahun yang bersiap melempar bom pada Bogum. Ia akhirnya bangun. Sebenarnya ia hanya mengalihkan dirinya dari memikirkan Jungkook.

Hanya Tuhan yang tahu betapa khawatirnya ia sekarang, ia sudah sangat merindukannya.

Jika saja ia tahu yang sebenarnya.

Beberapa menit kemudian, mereka berkumpul di lapangan. Dan seperti yang diperintahkan Jungkook, Bogum memandu pasukan mengenai apa yang harus mereka lakukan.

Mereka pergi menuju plaza, dan kali ini mereka berbekal senjata —tidak ingin hal buruk terjadi lagi. Disana terdapat banyak warga, namun setelah mereka melihat para prajurit datang, beberapa dari mereka pergi.

Mungkin mereka trauma dan belajar dari pengalaman.

Terdapat dekorasi di panggung tengah plaza, namun itu hanya dekorasi sederhana. Kini, mereka sudah siap dan tinggal menunggu tamu mereka.

Setelah beberapa jam menunggu, beberapa callesa datang.

Mereka adalah wajah-wajah asing, karena Tae tidak mengenal siapapun dari Amerika. Dan tentunya mereka terlihat berbeda, dapat dikatakan dengan mudah bahwa mereka bukanlah orang Korea.

Tae menghormati mereka, namun ia masih ragu karena ia tahu apa yang sejarah katakan.

Para prajurit memberi hormat pada pengunjung, dada membusung, badan tegap, pandangan terdireksi, dan tidak berbincang. Itu benar-benar memuakkan, tapi itulah pekerjaan mereka.

Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang