Bab 1

190 19 0
                                    


Malam ini Celine memakai pakaian terbaik dan juga istimewa karena hari ini tepat anniversary ketiganya dengan Dean. Celine menatap wajahnya dicermin dengan hati gembira. Berharap malam ini akan sempurna untuk mereka berdua.

Dean akan menjemputnya untuk makan malam di restoran tempat mereka pertama kali berkencan. Dean datang dengan tampilan yang tampan, tinggi dan gagah begitu membuat hati Celine membuncah.

Setelah makan malam yang romantis Dean membawa Celine ke rumahnya, setelah banyaknya tatapan, sentuhan dan godaan yang mengelilingi mereka akhirnya setelah pintu tertutup bibir Dean menangkup bibir Celine dengan pagutan penuh gairah.

Gairah itu masih sama, membakar dengan begitu cepat. Sentuhan ringan  tangan Dean saja sudah membuat jantung Celine berlomba dengan cepat. Tangan Celine meremas rambut hitam Dean dengan gemas. Dengan tidak sabar Dean hampir merobek gaun hitam Celine.

"Dean, jangan robek lagi gaunku!"

"Akan kubelikan lagi yang baru berapapun yang kau minta."

"Dean......!" Celine mengerang protes.

Tanpa mengindahkan larangan Celine suara sobekan memenuhi kamar. Celine yang awalnya protes kembali mengerang saat tangan Dean menyentuh dadanya, meremasnya dengan pelan tapi pasti.

Ciuman Dean semakin panas dan mendesak, erangan keluar dari bibirnya. Ciuman Dean berpindah ke keleher jenjang Celine, memberi kecupan-kecupan ringan menggoda. Lalu mulutnya yang panas membakar payudaranya dengan pagutan keras. Membuat Celine merasa basah dibawah sana.

Tidak berhenti sampai disana Dean menyerang seluruh tubuh Celine dengan mulutnya. Bagian yang paling tak bisa ditahan adalah saat mulut Dean memenuhi milik Celine, mengulum,melumat dan menggigitnya dengan godaan yang tak tertahan hingga Celine pun akhirnya mencapai puncak dengan getaran hebat.

Melihat Celine dalam keadaan puas membaut senyum tersungging dibibir Dean. Diciumnya kembali Celine dengan mesra. Perlahan Dean membawa kejantanannya memasuki milik Celine yang sudah basah dan siap untuknya.

"Kau sangat siap untukku," Dean mengerang saat kejantanannya penuh memasuki Celine.

"Dean.....Dean....."

Celine mengigit bahu Dean menahan erangannya yang siap akan keluar dengan keras. Dean mencium bahu telanjang Celine, menatap mata Celine saat  Dean terus memaju mundurkan kejantanannya. Desakan-desakan Dean semakin cepat dan keras, penuh tuntutan seakan tidak mau saat ini berlalu dengan cepat.

Dean mebalik tubuh Celine, memasukkan kejantanannya kembali dari belakang. Erangan kembali keluar dari mulut keduanya, aroma percintaan mereka memenuhi udara. Celine bernapas pendek-pendek, menengadah saat dengan cepat Dean memasukinya dengan cepat dan keras.

"Dean..... ooooh lebih cepat!!!!"

"Seperti ini?" Dengan cepat Dean memuaskan keinginan Celine.

Dean seakan tidak pernah puas dengan tubuh Celine yang menggoda, posisi mereka berganti dengan Celine diatas kemudian dibawah lagi, lalu sesaat sebelum selesai Dean membalik tubuh Celine lagi dan memasukinya lagi dari belakang hingga dunia mereka seakan meledak berkeping-keping deng pusaran ombak yang keras dan menghanyutkan.

Celine tertidur kemudian dengan wajah berseri penuh kepuasan. Entah sudah berapa lama saat Celine terbangun. Ketika tangannya meraih kesamping dan kosong mata Celine terbuka sepenuhnya dari rasa kantuk.

"Dean," panggil Celine.

Kemudian Celine  melihat Dean sedang berdiri didepan cendela. Perlahan Celine berdiri dan menghampiri Dean, memeluknya dari belakang.

"Kenapa kau terbangun, sayang?" Dengan menggoda tangan Celine perlahan mengelus dada bidang Dean

Setelah lama berselang kemudian Dean melepas pelukan Celine.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Kata itu membuat jantung Celine berdetak dengan cepat, apakah Dean akan melamarnya? Pikiran itu membuat senyum Celine memenuhi bibirnya. Harapan itu selalu ada di hati Celine.

"Aku ingin hubungan kita berakhir."

Seakan ada guntur yang mengguncang dunia Celine ketika kata-kata itu keluar dari mulut Dean.

"Kenapa?" Dengan nanar Celine menatap mata dean. Menuntut penjelasan.

Mereka baru saja selesai bercinta dengan panas dan menggebu-gebu dan kemudian Dean ingin berpisah. Logika macam apa yang dimainkan Dean sesungguhnya.

"Aku merasa tidak bisa melanjutkan hubungan ini, aku merasa terkekang dan terbebani dengan hubungan kita."

"Aku mengekang dan membebanimu? Bagaimana bisa?" Tanya Celine dengan airmata mulai turun dipipinya.

"Cintamu, perasaanmu padaku begitu sulit untukku!"

"Bagaimana bisa cintaku membebanimu, apakah cintaku kurang tulus untukmu? Apakah aku kurang mencintaimu?"

Dean menggeleng.

"Aku hanya ingin kita berakhir, pulanglah sekarang. Sopir akan mengantarmu."

"Apa kau sungguh sudah tidak mencintaiku?"

Dean diam menatap mata Celine, seakan berkata bisa saja itu benar.
Kemudian Dean keluar dari kamar. Begitu saja.

"Dean!!! Tunggu dulu! Jelaskan padaku alasan sebenarnya....." Tapi hanya suara pintu tertutup yang menjawabnya.

Celine terduduk dilantai dingin itu dengan airmata berlinang. Semua kenangan, perasaan cinta yang memenuhinya seakan menguap begitu tiba-tiba. Sakitnya sungguh membuatnya lemah.

Setelah beberapa saat tangisnya mereda Celine berdiri dan berpakaian. Celine bisa bicara dengan Dean nanti. Celine butuh penjelasan yang benar-benar pasti.

Pertanyaan yang ada dalam pikiran Celine adalah mungkinkah Dean sudah bosan dengannya dan punya wanita lain diluar sana? Tapi tidak ada tanda-tanda apapun dari Dean. Percintaan mereka semalam masih sepanas dan bergairah seperti sebelumnya. Malah menurut Celine tadi malam lebih terasa istimewa, seakan Dean sudah menyerahkan hati dan jiwanya pada Celine.

Tapi kenapa?

Pertanyaan itu mengganggu nya, dimana letak kesalannya.

Sopir menunggu Celine siap mengantarnya pulang. Tapi Celine mengulurkan tangan meminta kunci dari sopir tersebut.

"Maaf nona, tuan memerintahkan agar saya mengantar anda dengan selamat sampai apartemen anda."

"Tenang saja, Dean tidak akan marah. Aku akan bicara padanya."

Si sopir masih ragu tapi kemudian Celine dengan cepat mengambil kunci dari tangan sopir lalu masuk kedalam mobil.

"Bilang pada tuhanmu mobilnya akan kukirim kembali besok." Setelah itu mobil melaju pergi meninggalkan rumah mewah Dean.

Celine masih merasa sangat sedih dan putus asa, airmata kembali berlinang dengan deras dipipinya. Celine menambah kecepatan mobilnya, melaju dengan cepat. Celine ingin segera pulang agar bisa menangis dengan puas dirumahnya sendiri.

Celine tidak menyadari bahwa ada seseorang yang melintas didepan mobilnya sebelum terlambat. Matanya yang basah tak fokus melihat kedepan. Suara keras tabrakan terdengar. Dengan nanar Celine menginjak rem tapi terlambat, dengan cepat Celine melihat sebuah tubuh melayang jatuh dengan keras karena benturan dengan mobilnya. Kepala Celine menghantam setir dengan cepat. Kegelapan hampir meraihnya tapi Celine berjuang untuk sadar. Dengan perlahan ia keluar dari mobil mencoba menghampiri sosok yang tadi ditabraknya. Tubuhnya hampir ambruk karena denyutan di kepalanya yang keras membuatnya hampir tidak sadar.

Celine melihat sosok terbaring kaku dijalan gelap dan dingin itu, seorang pria dengan darah yang hampir memenuhi kepala dan tubuhnya. Lalu kegelapan meraihnya, tubuh Celine terjatuh tak sadarkan diri tak jauh dari pria itu.



Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is More than wordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang