Lavender untuk nya

2.2K 123 3
                                    

Lamat-lamat bayang-bayang sore telah nampak, laki-laki dengan mata elang hitam itu buru-buru menyelesaikan tugas kantornya. Ada yang ia nantikan di malam minggu ini. Gadis itu. Gadis terlembut, tertenang, teranggun yang ia tahu setelah ibunya.

Laki-laki muda itu setelah berganti pakaian dengan kemeja biru dongkernya segera pergi menuju kafe.

Dan disinilah dia tepat sebelum jam 9 dia sudah duduk disana, duduk ditempat yang sama. Disebelah kanan dengan leluasa menatap ke arah panggung pertunjukan. Panggung kecil kafe.

Jam akhirnya menunjukkan pukul 9. Seorang gadis dengan gaun putih dan keunguan duduk disana, diatas panggung, dengan manik amethys nya ia fokus menatap tuts pianonya dan mulai memainkannya.

Dipandanginya gadis itu, dia satu-satunya alasan laki-laki itu tidak pernah bosan mendatangi cafe ini hanya untuk mendengar permainannya yang mengalun lembut bagai padang lavender yang tertiup angin semilir. Sangat damai dan lembut.

Beberapa melodi lagu lembut sudah dimainkannya. Tidak terasa permainan piano gadis itu selesai, dan laki-laki itu harus menunggu untuk seminggu lagi mendengarkannya. Tepuk tangan telah menggema setelah gadis itu menunduk berterimakasih pada hadirin.

Dan ketika gadis itu mengucapkan terimakasihnya, tatapan gadis itu mengarah padanya sambil tersenyum.

Mata keduanya bertemu.
Laki-laki itu terpanah, lupa membalas senyum sang gadis. Senyum yang terlalu manis dan lembut.

Ini kedua kalinya keduanya saling menatap dari jauh. Saling terkunci dalam sekian detik. Namun, gadis itu sesungguhnya hanya tersenyum pada semua orang, tidak mengkhusukan senyum itu padanya. Ya, laki-laki itu tahu, ia tidak bodoh.

💅💅💅

Jam menunjukkan pukul 10, laki-laki itu berjalan menelusuri trotoar. Mengikuti langkah anggun gadis itu.

Demi apa ia menjadi penguntit seperti ini?, sangat tidak berkelas. Ejeknya pada dirinya.

Ini demi padang lavendernya, ia ingin tahu dimana gadis itu tinggal.

Apa ia mulai menjadi stalker sekarang?, rutuknya. Namun hal itu tidak lagi ia pusingkan hingga akhirnya ia berjalan cepat dan mensejajari langkah gadis dengan rambut indigonya.

"Ehem"

Gadis itu sedikit menoleh, karena laki-laki itu berdeham dan terlalu dekat dengannya.

"maaf, ada yang bisa dibantu?" tanya gadis itu.

Laki-laki itu menggeleng cepat-cepat.

"baiklah" ucap gadis itu lalu tiba-tiba ia berbelok ke sebuah parkiran dan menaiki mobil porche 918 spider.

Laki-laki itu bengong menyadari kebodohannya, melenyapkan satu kesempatan berharganya untuk berkenalan dengan gadis itu.

💅💅💅

Satu minggu kemudian, laki-laki itu disana, mendengarkan mainan piano gadis padang lavendernya.

Minggu selanjutnya, hal sama dilakukannya. Ia berharap gadis itu lupa kejadin 2 minggu lalu. Yang dengan bodohnya ia lakukan.

Hanya dari jauh, ia menatap gadis itu. Ia selalu merasa tenang bersama permainan lembut gadis itu.

💅💅💅

Entah sudah sekian minggu. Kali ini gadis itu telah selesai memainkan pianonya dan laki-laki itu melangkah dengan buket lavender.

"untukmu nona"

"terimakasih tuan Sasuke"

"eh? kau tahu aku?"

"aku Hinata, teman TK mu dulu"

"Hinata hyuga?"

Gadis itu mengangguk.
"Karena kejadian sebulan lalu aku jadi memperhatikanmu. Dan aku baru ingat itu kau, sasuke" Hinata tersenyum lembut

"Hinata, aku.."

"ya?" Hinata menunggu kelanjutan ucapan Sasuke.

"aku menyukaimu"

Hinata kaget. 'Maksudnya?'

"wha, aku tersanjung" Hinata memerah. Bingung sendiri mau jawab apa.

Sasuke memeluk Hinata tiba-tiba. "Pelan-pelan saja, maaf membuatmu kaget. Aku hanya ingin kau tahu itu"

Hinata mengangguk. Ya Tuhan. 'Dia bilang pelan-pelan saja?, bukannya dia yang duluan bilang suka dan meluk aku' Hinata ingin tertawa. Sasuke lucu.

"aku sudah 6 bulan ini menjadi fansmu"

Hinata tertawa. "Tidak ah, sasuke tidak mungkin fans sama aku. Oh ya maksud suka sasuke itu suka sama permainan piano ku ya?"

Sasuke terdiam sesaat. Menatap ke dalam mata amethisnya Hinata. "Aku suka kamu secara personal"

Hinata diam sekian detik.

"oh wow, terimakasih" senyum Hinata mampu membawa Sasuke seakan berada di padang lavender yang luas dan menenangkan.

'apa dia tidak mengerti maksudku? kenapa jawabannya begitu' Sasuke yang tidak menyampaikan perasaannya dengan benar atau Hinata tidak paham maksud sukanya.

"mau berteman?" sasuke berkata pada Hinata akhirnya.

"tentu, bukankah dari dulu kita tidak pernah memutuskan tali pertemanan meski kita tidak pernah benar-benar dekat"

"Aha, benar" Sasuke menjetikkan jarinya membenarkan Hinata.

Hinata hampir tertawa lepas, seingatnya karakter Sasuke dingin dan flat, tapi sekarang ia berbeda.

"kenapa tertawa?" Sasuke memiringkan wajahnya heran.

"aku suka sasuke yang sekarang"

Seketika muka Sasuke memerah, ia berpaling. Hinata kembali tertawa sempat menangkap wajah blush Sasuke yang sangat cute.

"Aku sepertinya membuat kau sangat bahagia" Sasuke menatap Hinata lalu mengecup tangan lentik Hinata.

Sasuke berlutut.

"will you marry me?"

Hinata kaget. "Apa kau sedang melakukan prank?" ucapnya setelah mengendalikan kekagetannya.

Sasuke menatap Hinata serius. "Kau bisa lihat mataku kan" ucapnya lalu mengeluarkan cincin diamond.

Hinata terkesiap dan mengangguk. "Aku bersedia Sasuke"

Sasuke memakaikan cincinnya ke Hinata dan bersorak.

"Bukannya beberapa menit yang lalu Sasuke bilang pelan-pelan saja, kok malah jadi melamarku?" Ucap Hinata dipelukan Sasuke.

Sasuke hanya memerah. "eh lupakan itu, lebih cepat lebih baik"

Hinata tertawa. Sasuke mengecup pipi Hinata membuatnya Hinata memerah.

"cantik" bisik Sasuke pada Hinata. "Kau padang lavenderku"

finish.

haha.. apa sih gw gaje banget cepat bngt bikin ceritanya. Wkwkw

( sumpah cerita sasuhina jarang banget aq bayangin meski aq ngeship mrk😅 hajaj)

sasuke's crushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang