8. Batu Sandungan

1 0 0
                                    

Rania dan Reno baru saja menjadi sepasang kekasih, tetapi bukan dua pasang merpati yang saling memadu kasih tetapi lebih cocok seperti kucing dan tikus yah lebih mirip Tom and Jerry, itu film kartun yang menceritakan dua jenis makhluk yang saling bertengkar dan berkejar-kejaran, jarang sekali akur.

"Reno, bisa diam tidak! Dari tadi kamu tuh cerewet amat mirip perempuan!"
Rania marah gara-gara Reno tidak terima kalau usulnya tidak disetujui grupnya.

"Eh Rania, kamu juga mirip nenek-nenek sok ngatur-ngatur nggak boleh ke sinilah nggak boleh ke sanalah!"

Keduanya bertengkar ramai, untung saja ada Satria  siswa paling tampan di kelas yang melerai keduanya.

"Sudahlah, kalian jangan bertengkar lebih baik kita ambil suara terbanyak saja, mau mengerjakan tugas regu di mana ?"

"Betul juga kamu Satria, aku setuju. Hannah yang dari tadi diam saja tiba-tiba ikut berbicara karena melihat kelakuan Reno dan Rania.

"Bagaimana teman-teman, apakah kalian setuju dengan usul Satria? Viktor yang ditunjuk sebagai ketua regu membuat keputusan.

"Setuju!" Serempak mereka semua berkata.

"Baiklah, regu kita ada sembilan orang empat putra dan lima putri. Rania, Hannah, Desak, Bella dan Enny masing-masing usulkan dimana tempatnya. Lalu pilih dua terbanyak begitu juga pihak putra aku, Renno, Satria dan Kevin akan buat dua tempat terbaik untuk regu kita."
Viktor sebagai ketua kelompok bersikap bijak dalam menyelesaikan kericuhan hari itu. Semua tampak akur dalam pengambilan suara, akhirnya diputuskan untuk belajar kelompok di rumah mereka saja dengan alasan bisa lebih santai dan lebih ekonomis.

"Bagus, hari ini telah disepakati hari pertama belajar kelompok bulan ini di rumah Satria bulan depan di rumah Renno, Hannah, Viktor maksudnya rumahku,   Kevin, Desak, Bella dan Enny eh terakhir di rumah Rania. Bagaimana setuju!"

"Setuju!" Mereka kompak lagi.

Rania masih kesal akan kelakuan Renno tadi, dia masih diam tidak mau berbicara dengan Renno. Begitu juga Renno, cara Rania tadi dia menilainya kasar. Apalagi ditambah Rania terlihat sangat akrab dengan Satria, bertambah kesal dan akhirnya dia pulang sendiri. Rania yang merasa tidak enak hati berteriak-teriak memanggil Renno tetapi tidak dihiraukan olehnya.

.....

Rania merasa kesal tetapi sekaligus merasa bersalah tidak seharusnya dia berkata seperti itu pada Renno kekasih hatinya,

"Ih bagaimana kalau Renno marah?" Tiba-tiba jantungnya berdesir rasanya sesak sekali ada rasa takut kehilangan, biar bagaimanapun Renno adalah cintanya, Renno yang mengisi hatinya, Renno juga yang membuat bahagia di hatinya. Segera dia menghubungi Renno lewat pesan singkat di HP-nya.

"Renno, aku minta maaf!"
"Hah aku diblokir?" Rania berteriak keras,  mamanya yang sedang asyik meracik bumbu untuk makan siang terkaget oleh teriakan Rania.

"Rania, apa yang diblokir? Tabungan kamu diblokir?" Mamanya segera menuju kamar Rania.

"Nggak mam, nggak ada apa-apa kok santai saja semua baik-baik saja!" Rania segera menenangkan dirinya juga mamanya, lalu dia mencoba menelepon Renno.

"Tuuuut.. tuuuut.. dering nada panggil  di HP Rania  tidak segera diangkat oleh Renno, sampai sepuluh kali tidak juga diangkat oleh Renno. Akhirnya Rania menulis status di beranda FB miliknya.

"Tolong Yah, yang suka blokir.. angkat telepon dariku. Kalo nggak ... !!!"

Ternyata, kalimat  singkat itu banyak yang memberikan komentar oleh para teman dan sahabat online di FB, termasuk Renno juga membacanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERJALANAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang