CURIGA

4 2 0
                                    

"Timati lampu ya sayang, adu mati lampu... azek"

~Tran Young Uta~

~~~

Vans masuk kesalahsatu ruangan memantau suatu objek kecil dilayar. Setelah itu ia masuk kekamar mandinya melakukan ritual mandi (alias mandi). Setelah selesai ia keluar dengan handuk yang masih terkait dipinggang, ia masuk kedalam ruangan ganti baju, tidak lupa ia memberi semprotan dibadan atletisnya.

Setelah berpakaian, Vans hendak keluar namun ada sesuatu yang menarik. Ia memperhatikan layar tv yang menampilkan rekaman cctv dikamarnya.

Ia melihat Hanny mengambil hp Vans yang terletak diatas meja samping kasurnya. Vans melihat Hanny mengotak atik hp nya, dan seperti mengobrol dibalik hp nya. Vans sempat curiga barang kalinya Hanny bukan hanya mengangkat telfon tapi entah sedang mengecheck sesuatu disana.

Vans masih stay diruangan itu sampai akhirnya Hanny menaruh kembali hp nya. Sesekali Vans melihat Hanny mengoceh menghadap hp nya Vans dan menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

~~~

Cklek...

Hanny seketika mematung,

"Ada telfon ya tadi?" Tanya Vans secara halus.

"Hmm" ucap Hanny duduk diatas sofa.

"Selain telfon ada lagi?" Tanya Vans mendekat kedekat meja dan meraih ponselnya.

"Ga" singkat Hanny.

"Oh okelah thanks yo" ucap Vans berterimakasih.

"Untuk?" Tanya Hannya heran.

"Untuk kekhawatirannya" ucap Vans meraih sebuah novel.

Hanny menaikkan sebelah alisnya sepertinya ia belum loading.

"Nih tangkap" Vans melempar sebuah kartu card.

"Eh untuk?" Tanya Hanny.

"Untuk buka pintu hati mu" goda Vans.

Hanny tidak mengubrisnya, ia kepintu dan mengesekkan kartu tersebut ke samping gagang pintu. Seketika pintu terbuka.

"Nih" Hanny mengembalikan kartu card tersebut namun ditolak oleh Vans.

"Simpan saja, mana tau nanti lu perlu" ucap Vans memakai sepatunya.

"Heleh perlu dibuang lah iya" dengus Hanny menaruh kartu itu didalam rangselnya.

Hanny melangkah keluar kamar terlebih dahulu, dan disusul oleh Vans.

"Woi, ni buat lu..." ucap Vans meletakkan sebuah novel ditangannya Hanny.

"Ehh tap-" sebelum melanjutkan nya Vans terlebih dahulu memotong pembicaraan Hanny. "Tidak ada penolakan, dan harus diterima", tegas Vans, Hanny pun meng-oh terus melanjutkan menuruni anak tangga.

~~~

Sebuah motor kini berhenti disebuah lahan, Vans dan Hanny berada didekat kos-kosan putri.

"Dah sampe sini saja" Hanny mencegah Vans yang hendak mengikutinya.

"Lah ngg boleh masuk neh?" Tanya Vans dengan nada polos.

"Begok. Dah tau ini kos-kosan putri paok, ntar lu dikeroyok cewek-cewek" ucap Hanny.

"Lah gpp lah, kan yang keroyok cewek bukan banci" sambung Vans.

Hanny mengepalkan sebelah tangannya dan mendekatkan kepalan tangan itu dihadapan Vans"Hih pin ditampol nih anak, dah sono balek".

"Ehe iya may hanny bunny sweety pusy:*" Goda Vans memuncungkan mulutnya sambil mengucapkan kalimat itu.

Vans & Cewek Misterius - gang gancakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang