The Mauritz Children (Complete)

END

Wyatt keluar dari ruang interogasi bersamaan dengan semua orang yang diinterogasi di ruang lain. Maya yang keluar bersamaan dengan Wyaat segera memeluk kakaknya. Sementara kakek mereka yang keluar setelah mereka melihat dari kejauhan dengan mata berkaca - kaca.

"Wyatt... Maya...," suara pelan dari arah belakang mengalihkan tatapan Wyatt dan Maya. Terlihat Adam dan Hilda. Tidak hanya itu, Isaac dan Eva yang memiliki perut yang sedikit membuncit datang dengan wajah datar.

Mereka berenam saling bertatapan. Tidak ada yang mengatakan satu patah kata pun. Namun kecanggungan itu dipecahkan oleh Wyatt.

"Benja bukan nama yang bagus," ucapnya sebelum menggendong Max yang tadinya berada di gendongan seorang polisi. Adam dan Eva tersenyum kecil mendengar itu.

"Kau bisa mengganti namanya. Setelah lahir pun, Benja tidak dipercayakan pada kita," ucap Adam dengan suara sedih. Sementara Eva sudah berkaca - kaca.

"Aku tidak berniat menggantinya. Aku akan biarkan adikku memiliki nama sesuai dengan pilihan kalian," ucap Wyatt. Membuat Adam dan Eva tersenyum kecil mendengarnya.

Wyatt pun mendekati keempat orang dewasa itu. Lalu menyerahkan Max pada Isaac untuk menggendongnya. Isaac pun menatap setiap inci wajah putranya dengan sedih.

"Max. Namanya Max Julian," ucap Wyatt dengan senyum lebar. Hal itu membuat Isaac menangis sambil memeluk Max dengan erat.

"Aku berjanji pada kalian. Aku akan menjaga Maya, Max, dan Benja. Kalian fokus saja untuk menjadi lebih baik lagi," ucap Wyatt sebelum mengambil Max dari gendongan Isaac.

"Semua perbuatan kalian, kami maafkan," ucap Maya sambil berdiri di belakang Wyatt dengan senyum manis. 

Akhirnya, Wyatt dan kedua adiknya tinggal di rumah kakeknya. Mereka mulai bersekolah dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Hingga beberapa bulan kemudian, Benja datang ke rumah kakek mereka. Wyatt pun segera menjemput Benja dan menggendongnya untuk pertama kali.

"Aku berjanji Benja. Kau akan bahagia," ucap Wyatt sebelum memeluk Benja.