43 - Lee's

115 21 2
                                    

"Eungh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eungh..."

"Oh, sudah bangun?"

Kedua mata itu terbuka secara perlahan. Berusaha menetralkan cahaya lampu yang menerobos keindra penglihatan miliknya. Setelahnya, pandangannya menyebar ke sekeliling. Otak cerdasnya mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi kepada dirinya.

Haknyeon menatap bingung ke sebuah tubuh yang membelakangi dirinya. Namun jika dilihat dari postur dan pakaiannya, sepertinya seorang wanita. Rambutnya tertutup oleh topi hitam nya, jadi Haknyeon tidak terlalu bisa menebak apakah itu seorang laki-laki atau perempuan.

"Eummmmhh!" Haknyeon ingin mengeluarkan suaranya, namun ia baru sadar bahwa sebuah kain kini tersumpal pada mulutnya. Membuat ia hanya bisa mengeluarkan kalimat tidak jelas. Ketika ia ingin menarik kain tersebut, kedua tangannya tak bisa bergerak.

Dan lagi-lagi ia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya pun terikat.

"Ada apa, adik manis?"

Haknyeon yang awalnya sibuk menunduk, kini mengangkat kepalanya. Bola matanya melebar begitu mengetahui siapa seseorang itu sebenarnya.

"Emmmmmhhh!"

"Kenapa? Bicara yang jelas, Lee Haknyeon."

Deg!

Lee?

Lee Haknyeon?

Wanita tersebut tersenyum licik, kemudian berjalan ke arah Haknyeon yang masih terkejut dengan apa yang terjadi sebenarnya, terlebih ketika dirinya melihat siapa sosok yang diduga adalah dalang dari semuanya.

"Hai, long time no see, my bro...?" Ujar Wanita tersebut sembari mensejajarkan tubuhnya didepan tubuh Haknyeon yang terduduk disebuah kursi. 

"Emmmmmhh!" Haknyeon masih berusaha untuk mengeluarkan suaranya, tapi kain sialan yang tersumpal pada celah bibirnya membuat usahanya sia-sia.

Wanita yang ada dihadapannya pun tertawa licik, "Hahahhaaa, kasian banget adik kecilku ini, ga bisa ngomong ya?"

Kemudian tangan wanita tersebut terulur ke depan wajah Haknyeon, membuat sang empu refleks memundurkan wajahnya.

Plak!

"Jangan menjauh, bodoh! Mau ku bukain gak kainnya?!"

Pipi Haknyeon memanas, disusul oleh kedua matanya yang berair. Selama hidupnya, Haknyeon belum pernah merasakan yang namanya kekerasan. Dan yang barusan, pertama kalinya ia mendapatkan sebuah tamparan, dari Kakak perempuannya.

Iya. Wanita tersebut yang diduga adalah dalang dari semua ini adalah Kakak perempuan Haknyeon. Seseorang yang Haknyeon percayai didalam kehidupannya, seseorang yang merupakan Keluarga bagi Haknyeon, seseorang yang paling ia sayangi.

Sumpalan kain tersebut terlepas secara kasar. Membuat Haknyeon langsung meraup oksigen rakus. Setelahnya ia menatap wajah angkuh Kakak perempuannya dengan tatapan tidak percayanya.

Rumah SusunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang