Stella Story [END]

⛓️Ss¹⁰⛓️

Hola, bestie 😻✊.

Happy Reading 💗.

10. Kantor, ayah.

...o0o...♡...o0o...

Sesuai dengan hukumannya kemarin, kini Stella tidak berngkat sekolah dan itu sukses membuat Nia dan Shinta heran setengah hidup.

"Sip, saatnya ke kantor ayah." Ucap Stella antusias. Belum tahu ajah dia hadiah istimewa menantinya!

Tak seberapa lama Stella tiba di depan gedung ya g menjulang tinggi dengan nama perusahaan tertera 'Shaenette company' .

Dengn penuh percaya diri Stella berjalan menuju meja resepsionis.

"Permisi kak, ruang CEO di mana?" Tanya Stella dengn ramah.

"Maaf sebelumnya, apa anda sudah buat janji?" Balas resepsionis itu dengn ramah pula.

"Iya, kemarin saya di suruh ke sini,"

"Ah, baiklah, kalau begitu ruang CEO berada di lantai 30 , perlu di antar?"

"Tidak perlu kalau begitu saya pamit , terima kasih, kak."

Stella berjalan menuju lift dan memencet angka 30. Tak berapa lama Stella sampai di lantai 30 disini hanya ada ruang khusus CEO dan sekertaris nya.

Tok
Tok
Tok

"Masuk!"

"Permisi, ayah,"

"Oh, Stella?"

"Iya, ayah, jadi, apa yang bisa Stella bantu?"

"Sekarang kamu bereskan seluruh ruangan yang ada di kantor ini selama seminggu full dan juga bantu pegawai yang ada di sini jika dalam kesulitan,"

"Baik, ayah," ucap Stella, pasrah.

Dia kira ayahnya sudah berubah ternyata hukumannya lebih berat lagi, bagaimana bisa dia membersihkan perusahaan ini seorang diri dalam satu hari? Apa lagi ditambah tugasnya membantu staf lain sungguh malang nasibnya.

"Aku kira ayah berubah ternyata dari sikap baiknya kemarin ada hukuman besar yang menanti." Batin Stella.

Stella dengan pasrah dan tak ikhlas membersihkan perusahaan itu mulai dari ruangan ayahnya dan seterusnya.

Setelah membersihkan kantor ayahnya kini Stella berada di kamarnya dia sungguh lelah disuruh ke sana ke sini belum lagi membersihkan mansion megah ini seorang diri juga.

"Hah, capek banget, remuk badan gue, kalau bisa milih lebih baik gue dicambuk ajah deh, dari pada kek gini jadi babu anjir."

"Nyesel gue berharap sama ayah, sialan!"

Sedari perjalan pulang Stella menggerutu tak jelas dan menyumpah serapahi staf perusahaan ayahnya.

Setelah ayahnya perkenalkan dirinya di depan seluruh staf sebagai OG selama seminggu dan asisten seluruh staf disitulah penderitaannya dimulai.