Maap typo.
*
*Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu dari balik kamar Vanka.
"Masuk!" teriak Vanka dari dalam kamar.
Ceklek.
Pintu terbuka, tampak dua maid sedang berjalan kearah Vanka yang berada di meja rias.
Dua maid itu membungkukkan badan setibanya di hadapan Vanka.
"Maap, Nona Muda. Tuan Muda sudah menunggu anda di mobil," ucap sopan salah satu maid tersebut.
Vanka mengangguk, "Kalo gitu kalian keluar terlebih dahulu? Saya ingin menelpon teman saya sebentar."
Kemudian dua maid tersebut pamit keluar dari kamarnya.
Sebenarnya Vanka tidak ingin menelpon dengan siapa pun. Vanka beranjak dari duduknya menuju meja di samping kasurnya, kemudian membuka laci tersebut, dan mengambil 2 pistol untuk berjaga-jaga, tak lupa juga dengan pisau lipat yang sudah di beri racun.
Melihat jam yang sudah pukul tujuh malam, Vanka berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumah menunggu kedatangan Vanka.
Malam ini Vanka tampak cantik sekali, dengan langkah anggunnya ia memasuki mobil yang siap memgantarkan mereka ke tempat tujuan.
(dres yang di pakai Vanka)
Malam ini ia menggunakan dres yang diberikan Alin-sang Bunda saat ulang tahunnya yang ke 17.
Lingga menatap Vanka tampa berkedip saat Vanka memasuki mobil.
Vanka memutar bola matanya malas saat melihat Lingga yang menatapnya tampa berkedip.
"Ga gitu juga kali, liatnya," celetuk Vanka membuyarkan lamunannya.
Lingga menggelengkan keoala pelan, "Cantik," gumam Lingga.
"Ya jelas lah. Produk Mama Papa, gak pernah gagal," sombong Vanka menyeringai.
Lingga membulatkan mata saat mendengar ucapan dari mulut lemes Vanka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vanka (END)
Teen FictionSEQUEL UDAH DI UP! __ Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap. Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...