At The End [14]

103 17 12
                                    

Mingyu marah. Sangat marah. Berhari-hari ia mengkhawatirkan keadaan Tzuyu, namun perempuan itu enggan jujur kepadanya. Mingyu hanya ingin melindungi Tzuyu.

Itu sebabnya malam ini Mingyu keluar dari rumahnya. Ia mendatangi rumah Tzuyu. Jika perempuan itu enggan memberitahunya, ia akan mencari tahu sendiri.

Greeeng..

"Ow, kau teman Tzuyu bukan?"

Wanita yang menjabat sebagai ibu Tzuyu muncul begitu gerbang terbuka. Ia menatap Mingyu dari atas sampai bawah, bibirnya mengukir senyum yang menyebalkan.

"Dimana Tzuyu?"

"Jalang itu? Dia sedang bekerja, bodoh."

Mingyu mengerutkan alis. "Bekerja?"

"Oh.. dia tidak memberitahumu?" wanita itu tertawa. "Ya ya.. dia masih memakai akalnya ternyata. Tentu saja dia tidak akan memberitahumu."

"Jangan bertele-tele. Beritahu saja dimana Tzuyu sekarang?"

"Kau tahu anak muda, tidak ada yang gratis di dunia ini."

Mingyu menghela nafas tidak percaya. Ia segera mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan semua uang di dalamnya kepada wanita itu. "Katakan,"

"Wah... Sulit dipercaya." ia tersenyum sangat lebar sambil menghitung uang yang diterimanya.

>>•<<

Chou Tzuyu melamun ditengah kebisingan di sekitarnya. Di kursi sebelahnya, beberapa pria tua berjas hitam tengah bernyanyi dengan riang. Sebelah tangannya memegang mikrofon, dan sebelah lagi merangkul wanita berpakaian minim seperti Tzuyu. Suara pria-pria tua itu menggema diiringi musik bervolume kencang. 

Sentuhan pelan di pipi membuat Tzuyu tersadar dari lamunannya. Ia baru sadar dirinya berada di tengah-tengah 2 pria yang tengah menjamah tubuhnya. Pria di sebelah kiri tengah mengusap kedua pahanya yang terekspos. Tzuyu memejamkan mata, berusaha menahan tangis.

Ketika pria tua di sebelah kanan hendak menciumnya, pintu ruangan karaoke terbuka, menimbulkan suara yang lumayan kencang. Tzuyu menoleh, menemukan Kim Mingyu yang menatapnya dengan alis berkerut penuh kemarahan. Tzuyu terkejut, tapi ia tahu hal ini akan terjadi. Kim Mingyu pasti akan tahu tentang pekerjaannya selama ini.

"Apa-apaan bocah sialan ini!"

Kim Mingyu menepis tangan-tangan keriput yang berkelana di atas paha Tzuyu, dan menarik Tzuyu untuk bangkit berdiri. Tanpa meminta persetujuan dari perempuan itu, Mingyu menarik paksa Tzuyu keluar dari sana.

Begitu mereka sampai di luar, Tzuyu berhasil melepaskan tangannya. Pergelangannya tambah merah akibat cengkraman Mingyu yang begitu kencang. "Kau ini apa-apaan?"

"Apa apaan?" Mingyu tertawa. "Jadi ini maksudmu aku akan menyesal setelah tahu seperti apa dirimu?"

Tzuyu berusaha untuk tetap tenang meski hatinya sangat hancur. Ia tahu hal ini akan terjadi, ia seharusnya siap dengan situasi ini. Tzuyu melanggar peraturan di hidupnya untuk tidak berteman dengan siapapun, inilah konsekuensinya. Ia harus siap kehilangan Kim Mingyu.

Tzuyu menatap mata Mingyu dengan ekspresi tenangnya. "Ya."

Mingyu menatap balik Tzuyu dengan tatapan kecewa. Tatapan yang amat menusuk hati Tzuyu.

Mingyu meninju tembok di belakang Tzuyu beberapa kali, menendangnya. Ia tidak bisa membayangkan perempuan yang ia sukai setiap malamnya menghabiskan waktu dengan pria yang bahkan tidak Tzuyu kenal.

"Kalau tidak ada kepentingan, aku permisi. Aku harus kembali bekerja."

Belum sempat satu langkah Tzuyu berjalan, Mingyu menekan bahu Tzuyu untuk tetap pada posisinya. Tzuyu meringis merasakan punggungnya menghantam tembok kasar di belakangnya dengan kencang. "Apa yang kau—"

Mingyu membungkam mulut Tzuyu dengan bibirnya. Tzuyu bisa merasakan lelaki didepannya mencium dirinya dengan kasar. Ia bahkan meremas lengan atas Tzuyu dengan kencang dan menggigit bibir bawahnya hingga berdarah.

Tzuyu berhasil melepas ciuman mereka dan refleks menampar Mingyu. "Apa yang kau lakukan, Kim Mingyu?!"

Mingyu tersenyum miring sambil mengusap ujung bibirnya. "Apa? Kenapa kau menamparku? Apa aku tidak boleh untuk sekedar menciummu sedikit?"

"Mingyu.. "

"Persetan dengan pekerjaanmu. Berapa mereka membayarmu? Aku akan membayar 10 kali lipat asal kau denganku malam ini. " ujar Mingyu tepat dihadapan wajah Tzuyu.

Mata Tzuyu berkaca-kaca, tidak ini bukan Mingyu yang ia kenal. "Kau.." suara Tzuyu tercekat. Air mata yang sudah lama ia tahan,  menetes untuk pertama kali. Pertahannya hancur hanya karena Kim Mingyu.

Mingyu menarik Tzuyu, memaksa perempuan itu untuk ikut dengannya.

"Kau mau membawaku kemana?!"

"Ke hotel tentu saja. Kemana lagi?"

Tzuyu menepis tangan Mingyu. "Tidak,"

Mingyu menatapnya tajam. Tatapannya menyeramkan. Ia mendekatkan wajahnya pada Tzuyu, tidak memperdulikan air mata perempuan itu yang mengalir semakin banyak. "Kenapa?" bisiknya. "Aku juga berhak memakaimu bukan? Aku akan membayar 10 kali lipat."

"Hentikan, Kim Mingyu."

"Kenapa aku tidak boleh?!" teriaknya frustasi.

Tzuyu membuang nafas dengan susah payah. Tenggorokannya tercekat, ia tidak menyangka Mingyu akan berbuat demikian. "Aw.. "

Kim Mingyu sudah hilang akal. Ia meraih rambut bagian belakang Tzuyu dan menjambaknya. "Ikut denganku. Sekarang. "

"Kau menyakitiku, Mingyu."

"Lalu kau? Kau pikir kau tidak menyakitiku?"

Tzuyu tersenyum getir. "Kau pikir aku menginginkan ini? "

"lalu apakah tidak?"

"Aku sudah memperingatimu sebelumnya. Aku sudah menyuruhmu menjauh karena tahu kau akan menyesal." Tzuyu membalas tatapan penuh amarah Mingyu dengan tatapan pasrah. "Aku sudah bilang bahwa aku tidak seperti yang kau kira."

"Aku berusaha agar kau menjauhiku karena aku tidak mau kau kecewa!" Tzuyu meninggikan suaranya, wajahnya sudah basah karena tangis dan ia tidak peduli lagi. "Tapi apa yang kau lakukan?" suaranya berubah menjadi kecil. Tzuyu terisak. "Kau tetap mendekatiku. Kau membuatku percaya, kau membuatku berpikir.. ah, mungkin Tuhan memberikanku seseorang karena tahu aku kesepian."

Tzuyu merasakan Mingyu mulai melepaskan jambakannya. "Kau tahu betapa sulitnya aku untuk percaya kepada seseorang?" air mata Tzuyu semakin deras mengalir. "Aku.. " ia tidak sanggup melanjutkan. Dadanya semakin sesak.

Mingyu menatapnya tanpa ekspresi. "Kau pikir aku peduli dengan itu semua?"

Tzuyu hanya bisa pasrah saat Mingyu menyeretnya masuk ke dalam taksi dan membawanya ke hotel.

>>TBC<<

Yang mau mengumpat Kim Mingyu, waktu dan tempat dipersilahkan 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

At The End  [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang