1

365 37 7
                                    

    Noah Schnapp, lelaki itu kini tengah uring-uringan. Coba tebak kenapa cowok tampan yang satu ini bisa-bisanya datang ke sekolah dengan wajah kecut serta lingkaran mata hitam.

"Zendaya jadian beneran sama Tom? cilok dong?" tebak gadis itu sembari menjulurkan telunjuknya pada sang pemuda.

"Ck, cinlok. Kalo cilok yang ditusuk lima ratusan." Noah berdecak sebal. Memang benar semenjak mendengar kabar tentang hubungan idolanya Zendaya dan Tom Holland, lelaki itu menjadi galau berat.

Lana Lilliana, gadis biasa saja yang kini tengah tertawa diatas penderitaan Noah. "Ngakak abiezz,"

Noah menghela nafas. "Gak semangat idup gue, potek banget ni hati."

Lana memukul punggung Noah sekencang mungkin. "Alay banget sial!"

"Tau ah, pengen tenggelam saja di palung mariana!" seru Noah masih dengan nada merajuk.

Terus dengan Zendaya gak pacaran sama Tom Holland memangnya Noah bisa jadi pacar Zendaya gitu? Kagaklah.

Lana sekarang merasa iba, pasti berat rasanya. Ya 11 12 seperti melihat oppa-oppa korea kesukaannya tiba-tiba dating.

Jadi untuk saat ini Lana mencoba menghibur sahabat sejati dari orok ini. "Tenang, kan ada gue. Kembaran Zendaya nih!" celetuknya.

Noah seketika melirik Lana. Kolidor sudah sangat sepi entahlah mungkin kebetulan semesta tengah berbaik hati membiarkan Lana berduaan saja dengan sang pujaan hati.

Lelaki itu menyudutkan Lana hingga punggungnya membentur dinding. Noah terus mengikikis jarak di antara mereka berdua, hingga deru nafasnya mulai terasa di wajah Lana.

Duh, kalo sudah begini Lana harus segera siap payung sebelum hatinya dihujani sentuhan-sentuhan nakal dari Noah.

Noah memicingkan mata, tangannya bergerak mengusai surai Lana. Seperti yang kalian duga, gadis itu sudah memasang payung tapi tetap saja hatinya mulai kehujanan.

Lelaki itu mulai bergerak sedusif, menarik dagu Lana dengan telunjuknya. Kalo sudah begini Lana tidak akan kuat, hatinya sudah terombang-ambing hanya dengan sentuhan Noah.

Katakanlah gadis itu bawa perasaan, karena memang itulah adanya.

Lana kini sudah menutup mata, menunggu sang pangeran kodok menciumnya.

Namun sayang sekali ini bukan dongen cinta, dimana ia di cium pangeran berkuda putih.

Noah malah tertawa di depan wajahnya. "Ngapain merem? Lo kira gue bakal nyium lo apa?" ledek lelaki itu. "Ini nih lipstick lo gak rapih!" ucapnya sambil mengusap noda merah di sudut bibir Lana.

Lana membuka matanya, jujur saat ini ia sangat malu sekali. Sampai rasanya ia ingin menghilang dengan pintu kemana saja bersama si bodoh nobita.

Gadis itu menendang kaki Noah, lalu dengan kesal menuju ke kelas yang mungkin sekarang sudah mulai belajar.

"Awh!"

"Lana tungguin dong! "

-


  Matematika selalu menjadi pelajaran yang Lana benci. Rentetan angka yang harus dihitung dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri sangat menyebalkan bagi Lana.

Jika saja matematika bisa digunakan untuk menghitung persentase Noah mencintainya, mungkin Lana bisa mulai menyukai pelajaran itu.

Dasar bulol, bucin tolol.

5 menit kemudian pelajaran itu berakhir, sekaligus berakhirnya pembelajaran di hari mendung ini.

Siang hari ini memang mendung seperti hati Lana yang tengah sedih ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friends With Benefit | Noah Schnapp Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang