06. Young Man & Old Woman

66 19 14
                                    

Suasana cafe malam ini ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana cafe malam ini ramai. Lonceng di atas pintu sudah berdenging berkali-kali dari tadi, pelanggan berlalu satu persatu, lalu datang lagi.

Ada yang sibuk duduk di depan laptop dengan segelas matcha di sampingnya, sekumpulan perempuan yang sibuk bercanda, atau sepasang kekasih yang berbincang sederhana.

Tapi Nandra, laki-laki itu masih duduk diam di kursi pojok cafe di dekat jendela besar yang mengarah langsung ke jalanan. Dimejanya ada segelas americano yang sudah tinggal setengah. Sekitar dua jam laki-laki pecinta americano itu duduk, sesekali memperhatikan Hanum yang bolak-balik bak setrikaan.

Sibuk mencatat pesanan, membawa pesanan ke meja, mengucapkan selamat datang, bahkan dirinya dianggurkan setelah diberi segelas americano dan sepiring pasta.

Tak jauh, Hanum terlihat sedang membawa dua gelas pesanan di atas nampan. Nandra tersenyum melihat kerja keras Hanum, selepas pulang sekolah laki-laki itu langsung pulang ke rumah dan mengganti bajunya, Nandra langsung datang kesini karena rasa kangennya sudah melewati batas dan tidak bisa ditahan lagi.

Lalu tiba-tiba, karena tersandung kakinya sendiri. Hanum terjatuh, menumpahkan dua gelas es yang di bawa, yang sialnya menyiram seorang laki-laki yang duduk manis di kursinya.

Sontak, laki-laki yang tersiram berdiri, juga Nandra yang ikutan berdiri dari duduknnya. Laki-laki itu sibuk mengibas-ngibas bajunya yang basah dan kulitnya yang terasa dingin.

"Aduh, mas, maaf, saya ngga sengaja," setelah meletakkan nampan di meja, Hanum mendekat, mencoba membersihkan baju sang pelanggan dengan tissue. Saat tangan Hanum mendekat, laki-laki itu buru-buru menghempas tangan Hanum.

"Lo buta!? Jalan itu emang pake kaki, tapi mata lo dipake, punya mata nggak?" Laki-laki itu terlihat marah, dia mendekat ke arah Hanum, akan mendorong Hanum kalau saja Nandra tidak buru-buru berdiri di hadapan gadus itu.

Nandra menghalau laki-laki itu dengan badannya, menjadikan dirinya sebagai tameng perlindungan Hanum. Nandra mendorong pelan tubuh sang pelanggan.

"Wow, sellow bro. Jangan kasar sama cewe."

"Ceweknya ngeselin lagian."

"Oke, santai, santai," Nandra menaik turunkan telapak tangannya, merilekskan keadaan yang sedikit memanas.

Laki-laki dengan baju basah itu sibuk mengibaskan kaosnya, rasa dingin sudah menjalar kemana-mana. Baju kaos berlogo gucci berwarna putih itu sudah benar-benar basah, dengan bercak warna-warni disana.

"Eh lo punya mata ngga sih? Dingin tahu."

Dari balik tubuh Nandra, Hanum menyahut. "Maaf mas, saya tadi ngga sengaja."

"Emangnya lo mau tanggung jawab? Baju gue mahal, lo ngga bakal mampu beli."

"Saya akan bertanggung jawab mas," Hanum bersuara lagi, dengan sedikit mengintip dan masih dibalik badan Nandra.

Melukis ParasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang