٧. Kejadian tak terduga

11 3 0
                                    

Pagi hari seperti biasa keluarga rasyid di hari akad mereka menyempatkan berkumpul dengan keluarga seperti saat ini mereka semua bercengkrama. Dimana salah satu bercerita dan semua mendengarkannya dimana rasyid sekarang yang sedang menceritakan kepada anak istrinya tentang masalah yang ia pendam beberapa jam yang lalu bahwa kebun yang rasyid kelola sedang mengalami rugi besar karena singkong di kebunya bukannya panen tetapi hancur disebabkan penyakit leles yang mana adanya penyakit gejala tanaman menjadi layu dan mati sehingga apabila dicabut pangkal batang juga akarnya busuk ini menyebabkan pohon singkong tidak bisa berbuah.

"Abi ingin bicara mengenai kebun abi." Abi berkata dengan tenang karena abi tidak mau semua sedih serta pusing memikirkan kebun yang rugi banyak.

" Ada apa bi apa ada masalah." Umi mengelus pundak abi menenangkan abi agar mau bercerita.

"Tidak apa apa mi abi hanya ingin bercerita mengenai kebun kita." Sambil tersenyum menenangkan.

" Ada apa bi dengan kebun kita ?" Adira berkata dengan menatap abinya.

" Jadi kebun kita saat ini gagal panen mengakibatkan kita rugi banyak karean singkong kita terkena penyakit  leles akar dan batang singkong busuk."

"Astaghfirullah abi yang sabar ya bi mungkin ini cobaan untuk keluarga kita bi." Umi menenangkan abi.

"Iya bi abi yang sabar ya bi abang pasti bantu abi mulai dari awal lagi ya bi."

"Iya bi dira juga mau bantu abi kok bi." Dira menghampiri abinya dan memeluk abinya.

"Terimakasih kalian sudah selalu mensuport abi abi tidak apa apa abi ikhas menjalani cobaan ini karena abi yakin di balik cobaan ini pasti Allah akan memberikan kebahagiaan tiada tara untuk keluarga kita." Abi tersenyum memeluk fatimah aydan juga adira.

"Yaudah jangan sedih sedihan lagi dong ayo mi kita masakin yang spesial untuk abang dan abi?" Ajak adira kepada uminya.

" Iya sayang ayo, tunggu masakan kita ya bi bang." Melenggang pergi umi dan adira ke dapur.

Setelah kepergian mereka abi menatap anak pertamanya itu aydan.
"Bang abi ingin meminta solusi pada abang tapi jangan cerita ke umi sama dira ya?"

"Ada apa bi cerita bi ke abang"

" Jadi bang  abi lagi bingung untuk membayar uang semester dira saat ini kebun abi gagal panen abi belum cukup uang untuk membayar uang semester adekmu bang apa abang setuju jika abi ingin menjual kebun abi untuk praktik usaha keci kecilan dira juga untuk membayar uang semester dira ?"

" Abi... ini kebun satu satunya abi, jika dijual bagaimana bi nantinya? jangan bi lebih baik kita cari solusi yang lain saja."

" Tapi abi kasihan jika dira cuti dari kuliahnya ini sudah semester tua sebentar lagi magang bang."

"Bagaimana jika kita meminjam bank bi sebagai jaminan kita bisa serahkan surat tanah kebun abi dengan begitu abi bisa menanami kebun lagi nanti hasilnya bisa untuk membayar di bnak bi bagaimana ?"

" Jangan bang pinjam uang di bank bunganya besar sama saja riba bang."

" Di bank syariah saja bagaimana bi kan itu bagi hasil bi jadi tidak mengandung riba bi ? Maafkan abang ya bi saat ini abang belum bisa bantu karena bengkel abang tak seberapa bi hanya bisa membantu kebutuhan sehari-hari kita bi." Aydan menatap kebawah lantai merasa bersalah.

" Kamu ini ngomong apa ta bang jangan begitu bang abi nggak suka, abang itu sudah bnayak membantu abi juga umi bahkan abi bangga sama abang karena abang ini selalu mandiri." Merangkul anaknya.

Dari arah dapur adira berteriak bahwa makan siang sudah siap sehingga aydan dan rasyid berhenti membicarakan rencananya tadi.

"Yasudah ayo kita ke meja makan bang nanti saja kita bahas lagi." Sambil berjalan ke arah ruang makan.

The Beauty of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang