"Kamu siapa?"
"Aku Choi Jongho. Tunangan kamu."
Yeosang tertawa. Dia tidak menyangka kalau tunangannya itu lebih muda dengannya. Well, setahu Yeosang dia akan bertunangan dengan seorang CEO tapi kenapa anak ini mengaku-ngaku kalau dirinya adalah tunangannya?
"Yeosang..."
Jongho memanggil Yeosang dengan alis yang terangkat. Raut wajah Yeosang sama sekali tidak bisa Jongho tafsirkan. Dia ingin tahu apa yang ada di pikiran pria manis yang juga sedang menatapnya itu
Yeosang kemudian menahan senyumannya dalam pertemuan canggung itu.
"Kamu gak di sewa kan?" Tanya Yeosang sambil tersenyum curiga ke arah Jongho. Ia memainkan tangannya seolah sedang menginterogasi calon tunangannya.
Jongho mengernyit mendengar pertanyaan Yeosang yang sama sekali tidak ia duga. "Maksudnya?"
"Biasa kayak di film. Mereka kencan buta tapi yang dateng orang yang lain. Kamu pakai trik itu ya?" Tanya Yeosang dengan percaya diri sambil menunjuk Jongho dengan wajah angkuhnya.
Jongho menghela nafas panjang. Ternyata pria itu tidak mempercayai keberadaannya sebagai seorang tunangan. Kemudian Jongho memberikan sebuah kartu nama yang tertulis rapi.
Yeosang menyeret kartu nama itu mendekat dengan jemari tangannya yang lentik. Kemudian mendelik saat membaca kartu nama itu.
"Ini gak di manipulasi kan?"
"Gak."
"Ih masa ada CEO semuda kamu?"
"Memang ada masalah?"
Yeosang menggeleng. Namun senyumannya belum pudar, masih senang menginterogasi orang tersebut.
"Kamu nerima perjodohan ini?"
Jongho mengangguk santai. Yeosang masih mengamati kartu nama itu karena masih tidak percaya dengan orang didepannya itu. Takut kalau sebenarnya yang datang itu bukan tunangann yang sebenarnya.
"Santai banget. Kamu kok gak nolak?"
Jongho tersenyum mendengar pertanyaan Yeosang. Dia memotong steak daging dengan manner table dan menjawab pertanyaan Yeosang sambil mengunyah daging di mulutnya.
"Aku gak ada alasan buat nolak," ucap Jongho santai. Kemudian menyeka sudut bibirnya dan kemudian meminum air putih yang disajikan.
Yeosang, dia belum menyentuh makanan sama sekali. Masih sibuk mencari kebenaran tentang kartu nama itu dan bahkan menelusuri google untuk mencocokkan tulisan yang tertuang di kartu nama itu.
Jongho beneran CEO...
Yeosang kembali melirik pria di depannya. Entahlah tidak ada pancaran kebohongan sama sekali di netranya. Dia santai dan percaya diri seperti tipe CEO arogan yang menganggap semua keputusannya tepat.
"Tapi kamu gak akan ngerasain nikah dengan orang yang kamu cintai," ucap Yeosang memperjelas konsekuensi mereka.
Jongho mengangguk yang artinya ia paham betul tentang dampak yang ia terima. Tapi ia tidak peduli, dia belum menemukan orang yang membuatnya jatuh cinta. Jadi kesepakatan itu hanya urusan kecil bagi Jongho.
"Kalau kamu?" Tanya Jongho balik sambil tersenyum tipis.
Yeosang juga ikut tersenyum dan menatap Jongho sambil memainkan kelopak matanya sendiri agar terkesan lebih menggoda.
"Aku cuma mau uang. Kamu gak keberatan?"
Tatapan Yeosang yang menggoda terlihat seperti bitch yang hanya menginginkan uang. Well, kalau tidak suka uang bukan Yeosang namanya.
"Why not? Aku punya banyak uang. I was born with a silver spoon. Aku gak terlalu tertarik dengan uang."
Yeosang tersenyum dan mengulurkan tangannya karena merasa walaupun tujuan mereka berbeda tapi ada dalam satu alur. "Kalau begitu kamu memang benar-benar tunanganku!" Seru Yeosang senang dan tak lupa senyuman lebarnya yang masih terlukis.
Jongho meraih uluran tangan Yeosang dan menggenggam tangan pria itu dengan lembut. "Yes, i am."
"Jongho-ssi... Aku rasa aku mau nikah aja."
"Kenapa? Kamu secinta itu dengan rumah ini?" Tebak Jongho sambil tersenyum tipis. Diakan ingat kalau Yeosang hanya ingin uangnya saja.
Yeosang menggeleng dan mengalungkan tangannya di leher Jongho dari belakang. Dia meletakkan potongan lehernya di bahu Jongho dan menempelkan pipinya dengan pria itu.
Jongho tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Yeosang. Menurut Jongho itu adalah pesonanya yang selalu berucap terang-terangan apa kemauan dan niatnya.
"Aku putar kata-kataku. Aku gak hanya mau uang. But, i want you too... Jongho-ssi..."
Jongho terkekeh kemudian menoleh ke arah Yeosang dan mengecup pipi manis itu dengan pelan. "Apapun buatmu, Kang Yeosang."
Sinar mentari terbit menjadi saksi bisu mereka yang saling berdekap manja.
Apa mencinta semudah itu?
Di pikir-pikir kalau memang takdir cinta bisa muncul begitu saja walaupun hanya dari pandangan pertama. And yeah, they're soulmate. Takdir mengikat mereka berdua dengan umbai perjodohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JongSang Daily
FanfictionCollection of Oneshoot/ Drabble/ Short Story for JongSang • BxB (Boy x Boy) • Can switch! (Dom & Sub It's nOT too important for me^^) Lastly, Enjoy