Happy reading
Please vote⭐️
Berada di gundukan tanah merah dengan banyak bunga disekelilingnya, seorang gadis cantik dengan rambut panjang tergurai juga syal hitam yang tergantung dilehernya tampak seirama dengan pakaian yang kini ia dan orang orang kenakan.
"Abang kenapa ninggalin Rhea?" ucap gadis tersebut bersama dengan sesegukan
"Abang jahat,katanya abang bakal lindungin Rhea terus tapi sekarang apa?abang malah ninggalin Rhea untuk selamanya"
"Siapa bang siapa lagi yang mau denger keluh kesah Rhea?siapa lagi yang mau nolongin Rhea dari kejamnya dunia bang?siapa?!" ujar Rhea menaikan nada bicara nya bersama air mata yang terus membasahi wajahnya.
"Rhe udah jangan kaya gini" ucap lelaki disebelahnya sambil mengelus pundak Rhea.
"Tapi bang" Rhea memeluk erat tubuh Rama menyalurkan kesedihan nya.
...
Princess Rhea Widjaya. Gadis cantik yang mempunyai rambut hitam tebal, hidung mancung,kulit putih bersih, serta bulu mata lentik yang seakan melengkapi kesempurnaan pada dirinya.
Tak sedikit orang yang iri pada kehidupannya karna merupakan anak dari seorang CEO dari WIDJAYA CORP yang pasti hidupnya dikelilingi kemewahan. Tetapi satu rahasia yang Rhea pendam. Kehancuran keluarga.💙💙
Saat ini sudah genap satu bulan mendiang Kevin meninggalkan dunia.
Rhea sudah aktif seperti biasa hanya saja setiap malam ia tidak pernah absen menangis di dalam kamarnya.Belakangan ini Rhea sering melakukan makan malam bersama keluarga baru ayahnya, mengingat keinginan terakhir abangnya sebelum wafat.
"Rhea" ucap Kevin sembari memegang lembut tangan Rhea
"Iya bang kenapa?" jawab rhea dengan senyuman manisnya
"Rhea janji ya kalo abang udah gak ada Rhea harus berdamai sama keadaan"
"Maksud nya?abang gak ada niatan mau ninggalin Rhea kan?" ucap Rhea yang kini bergelayut manja di bahu abangnya
"Abang sih maunya gitu,tapi umurkan gak ada yang tahu" jawab Kevin sambil mengusap lembut pucuk kepala Rhea.
"Rhea" panggilan Anton menyadarkan Rhea dari lamunannya
"Hmm" jawab Rhea
"Papa perlu bicara sama kamu habis makan" ujar Anton yang hanya ditanggapi anggukan oleh Rhea.
Makan malam sudah selesai dengan khidmat dan sekarang Rhea berada di dalam ruang kerja ayahnya.
"Rhea papa gak mau basa basi lagi, kita harus pindah ke Jakarta minggu depan."
"GAK BISA RHEA GAK MAU" jawab Rhea dengan nada kesalnya
"Gak ada pembatahan Rhea!" bentakan Anton membuat Rhea langsung menundukkan wajahnya
"Papa kenapa sih gak pernah ngertiin Rhea?papa selalu aja ngambil keputusan sendiri!gak pernah mikirin perasaan Rhea, papa EGOIS!"ucap Rhea dengan rintihan tangis. Ingin sekali Rhea berhenti mewujudkan permintaan abangnya, Rhea tidak sanggup dengan semua sikap egois Anton.
"Ini semua buat kebaikan kamu!"Bentak Anton
"Kebaikan?kapan papa pernah mikirin Rhea?lagian Rhea juga udah biasa hidup di rumah ini yang cuma bisa melukai Rhea. Dan sekarang papa mau lindungin Rhea?sedangkan papa sendiri orang pertama yang melukai Rhea"
PLAK
Rhea tidak kaget lagi ketika Anton menamparnya bahkan Anton sering memberikan lebih dari tamparan.
"Oh jadi gini cara seorang Putra Antonio Admadja menyelesaikan masalah?"ucap Rhea sambil memegang pipinya yang panas akibat tamparan kuat yang Anton berikan.
"Sudah Rhea papa gak mau ribut, sekarang kamu keluar"ujar Anton sambil menetralkan nafasnya.
Sedangkan Rhea telah keluar dari ruang kerja Anton dan langsung berlari ke kamar menumpahkan kesedihannya terhadap bantal dan guling yang selalu mendengarkan keluh kesahnya belakangan ini.TBC
Maaf banget kalo pendek dan bahasanya masih kurang.
Dan kalo misalkan ada kritik atau saran nya bisa kasih tau aku ya!!And have a nice day!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasir Dan Ombak
Teen FictionPasir dan Ombak kamu dan aku bagaikan Pasir dan Ombak,bersama tetapi menyakitkan Diriku seperti pasir yang selalu diam diterpa ombak,entah ombak ringan ataupun besar.Ingin membantah tetapi hanya diam Dan dirimu bagaikan Ombak yang selalu menyakiti p...