Memikirkanmu sangatlah menguras energi.
Setelah malam demi malam dan beribu pertanyaan, kesabaranku sudah habis.
"Malam ini, aku akan mengakhiri semuanya!" teriakku.
Aku menyiapkan seperempat cairan keras, bensin, dan senapan berkaliber 12 dengan tujuh peluru. Aku menarik diri ke tengah lapangan pada malam hari yang dingin dan menusuk. Tidak mungkin orang sehat akal datang ke sini dalam situasi seperti ini.
Dengan hati-hati, aku menuangkan bensin membentuk lingkaran di sekitar diriku.
"Dengan ini, semua kenangan akan lenyap!" ucapku sambil menjatuhkan korek ke bensin. Api melejit tinggi, tapi anehnya, aku tidak merasakan panas.
Berikutnya, aku mengambil cairan keras, mengangkatnya tinggi, dan menuangkannya dari atas kepala sampai habis. "Dengan ini, cinta dan harapan hanyalah sia-sia," ucapku sambil melakukan tindakan gila itu. Kulitku melepuh parah, tapi lagi-lagi, tak ada rasa sakit.
Aku bersiap dengan senapanku, mengarahkannya ke arah mulutku. Dengan terbata, aku berkata, "Dengan ini, aku akan menghilang dari diriku sendiri!" Seketika, segalanya menjadi hening.
Ini adalah percakapanku denganmu, ungkapan kegelisahan yang hanya bisa kuucapkan dalam pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Hujan
Historia CortaKumpulan cerita-cerita yang akan update sekehendak Tuhan dan penulisnya. Penulis masih saja menciptakan sesuatu yang menyesakan. Gila ya?