MONOPOLY||09

188 173 106
                                    


09. Hanya Simulasi

•••

Kenzo berusaha menenangkan degup jantungnya, ia menaruh bidak di tempat yang bertuliskan start. Setelah semua siap Kenzo melempar kedua dadu yang menunjuk angka 7

Bidik berjalan sendiri dan berhenti di sebuah kotak bertulisan Warming up

"Pemanasan? Maksudnya?" Shaka menatap heran

"Simulasi kah!?" Mereka masih bingung, namun dikejutkan dengan suara dari arah samping yang cukup jauh

"Itu apaan?" Tania berusaha tenang walah nafasnya memburu

Segerombolan rusa berlari dengan cepat kearah mereka. Shaka memberi arahan untuk segera lari tidak lupa membawa monopoly

Ada sebuah batu besar di samping goa, jika dilihat sekilas maka goa itu tidak terlihat karena batu besar yang hampir menutupi, mereka masuk dengan cepat

Keadaan goa cukup lembab banyak genangan air, untuk berjalan saja harus pelan-pelan agar tidak tergelincir

"Bentar!!, nih goa panjang juga, kalian ga penasaran gitu?" Rissa mencoba membuka obrolan agar tidak terlalu hening

"Hayuk gue juga penasaran, ini terus aja pada setuju ga?" Shaka yang paling depan menoleh meminta persetujuan

"Gas"

"Terserah gue ngikut"

"Ok kita terus, Zo lo ada senter ga" Kenzo menggeledah isi tasnya, ia langsung memberikan senter setelah menemukannya

Shaka menyalakan senter, menelusuri lorong goa dengan perlahan, terlihat cahaya dari lawan arah. Cahaya itu membuat mereka semakin penasaran

Semua terpukau saat melihat keindahan alam, ada sebuah sungai yang dikelilingi batu berwarna biru sejuk dan sangat bersih

Semua terpukau saat melihat keindahan alam, ada sebuah sungai yang dikelilingi batu berwarna biru sejuk dan sangat bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pingin mandi" Gibran menatap danau itu penuh minat

"Gue juga, nyesel pulang sekolah malah nongkrong" celetuk Kenzo

"Berenang ga?" Shaka pun tidak bisa menahan rasa ingin menceburkan diri

"Kalian mau berenang, emang boleh?" Tanya Tania

"Gpp, kita belom mandi gerah, mending ciwi-ciwi pada muter deh ntar badan gue sama mata lo ga suci lagi" Kenzo melepas bajunya, ia menceburkan diri ke dalam sungai. Karna tidak ingin lama-lama, Shaka dan Gibran ikut menceburkan diri

Rissa memilih duduk di bebatuan, sambil melihat papan yang membawa mereka kesini. Lea menyenderkan kepalanya di bahu Rissa

"Capek gue, masih gak habis thinking" Tania memilih rebahan di paha Rissa. Sekarang ia terlihat seperti ibu dengan 2 anak yang sedang tidur

Rissa menatap lekat pada papan itu, ia mengangkat bahkan membalik namun bidik tidak bergerak atau terjatuh seperti ada lem yang melekat

Suara percikan air terdengar, sepertinya mereka senang bermain-main dengan air. Rissa menoleh sebentar matanya tidak sengaja bertatapan dengan Shaka, dengan cepat ia menoleh

Keadaan kembali sunyi hanya terdengar air yang mengalir

"Lihat apaan?" Rissa menoleh melihat Shaka sedang berdiri di belakangnya dengan baju yang berbeda

"Lo bawa ganti?" Shaka mengangguk dan menunjuk Kenzo yang mengeluarkan baju untuk Gibran

Sekarang mereka sedang duduk melingkar, Tania sudah bangun dari tidurnya

"Jadi gimana kalian bisa disini?" Gibran membuka suara

"Papan tiba-tiba bersinar kita datengin, waktu bangun udah di hutan" padat, singkat, itu yang dijelaskan Lea, mereka hanya mengangguk

"Kalian sendiri gimana?"

"Kita baru mau pulang nongkrong, di jalan bantu kakek-kakek dikasih tuh bidak sama dadu waktu mau jalan ada cahaya dan lo tau apa yang terjadi selanjutnya"

"Kita dikasih nenek waktu bantu nyebrang" semua semakin berfikir apa ini ada hubungannya

"Kita belum kenalan gue Shaka, ini Gibran, yang itu Kenzo"

"Gue Tania, ini Rissa, dan yang ini Lea"

Baru saja berkenalan, mereka di buat panik karena Goa tiba-tiba bergetar, banyak batu yang ada di atap-atap goa berjatuhan

"Kalian lari ke arah sana, ada cahaya dari atas, kita manjat!!" Gibran lebih dulu membantu Tania yang membawa papan, karna ia tau dia yang paling susah memanjat

Rissa lebih dulu sampai di atas, ia langsung membantu Tania setelah itu Lea, Shaka mengangkat Kenzo agar sampai, Tania membantu Rissa untuk menarik Kenzo

Bebatuan seakan ingin menghilangkan goa itu, Gibran berusaha untuk naik namun batu yang dipijak runtuh membuat ia terpeleset

"Gibran!!" Shaka mencoba membantu walau ia merasa tenaganya mulai terkuras. Rissa yang melihat itu meloncat ke bawah dan membantu Shaka mengangkat Gibran

"Kalian tarik tangannya, Gib lo masih kuat kan, satu dua ti-ga" mereka yang diatas berusaha untuk menarik Gibran

"Ris lo cepet naik!!" Shaka membantu mengangkat tubuhnya

Reruntuhan semakin dekat, Shaka naik tidak lupa memegang tangan Rissa agar sampai di atas secara bersamaan

BLAM

Seluruh goa tertutup reruntuhan bersamaan Rissa yang baru saja mengangkat kakinya, semua merasa lega, walau banyak keringat yang bercucuran

"Tangan lo luka" Rissa yang mendengar itu melihat sebuah garis cukup panjang di tangan kirinya yang mengeluarkan sedikit noda darah, ia hanya mengusap tanpa ekspresi

"Ga sakit?" tanya Kenzo

"Udah biasa"

Papan kembali bercahaya, bidak yang maju kembali mundur ke tempat semula, sebuah garis bergerak membentuk tulisan

"Selamat kalian berhasil menyelesaikan tantangan simulasi. Ini hanya pemanas sebagai contoh tantangan yang akan dihadapi"

•••
To be continued
•••

Ok guys petualang segera dimulai, ikuti ceritanya terus yaa!!! 

Semuanya tetap stay healthy ya, jaga kesehatan. Semangat yang lagi PTS!!!

Maaf baru up nih:)

MONOPOLY [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang