Jam di ruangan itu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, Naruto memutuskan menyelesaikan permainan PlayStationnya, kembali ke kamar dan mendapati Sasuke tengah duduk di atas ranjang sambil melamun. Pria yang merupakan sahabat karibnya itu nampak sibuk memandang sebuah ponsel lama. Ya, ponsel milik ayah Sakura yang setia selalu ia bawa.
"Hei," tegur Naruto membuat lamunan Sasuke buyar, ia kemudian menatap Naruto yang datang menghampirinya lalu duduk di tepi ranjang.
"Apa yang kau pikirkan? Kau baik-baik saja?" tanya Naruto berhasil membuat Sasuke mendengus kasar.
"Ada banyak hal," jawab Sasuke.
Naruto mengerti Sasuke tengah menghadapi sebuah permasalahan yang rumit, sesuatu yang menurutnya di luar nalar. Naruto mengenal baik seorang Uchiha Sasuke, Naruto tahu betapa nakalnya Sasuke melebihi ia, tapi belum pernah Naruto melihat ia sampai seperti ini.
"Apa kau secinta itu dengan Sakura?" Pertanyaan Naruto kali ini membuat Sasuke menatapnya. Pertanyaan itu Naruto ajukan karena masalah yang dihadapi Sasuke kali ini karena Sakura.
"Kenapa bertanya?" tanya balik Sasuke yang lebih tidak mengerti mengapa Naruto bertanya seperti itu, ia bingung dengan sebuah pertanyaan yang seolah meragukan dirinya.
"Aku hanya ingin tahu," jelas Naruto.
"Pertama kali melihatnya aku seperti melihat sebuah keindahan yang tak bisa dijelaskan, kupikir itu hanya kekaguman sejenak yang tak nyata. Keusilan membawaku bermain dengannya, berpikir ia sama seperti perempuan pada umumnya tapi pada akhirnya aku merasa ia membawaku pada euphoria yang tak nyata," ucap Sasuke sambil memejamkan matanya.
"Keegoisan membawaku untuk menatapkan ia sebagai milikku, aku pikir ia akan melawan tapi ia malah setuju dan pada akhirnya, perempuan yang terlalu aneh ini merubah sudut pandangku, bukan lagi cinta yang egois, dia milikku, dan aku miliknya, tanpa satu sama lain, kami hanyalah dua bagian yang hilang, kosong dan tanpa tujuan," lanjut Sasuke membuka matanya.
"Kau bisa dengan panjang lebar menjelaskan tentang dirinya tapi itu tak menjawab pertanyaanku," ucap Naruto membuat Sasuke mendengus pelan.
"Kau tak mengerti, kau harus mencintai agar mengerti karena semua ini tak bisa dijelaskan melalui kata," ucap Sasuke namun Naruto nampaknya belum mengerti.
"Apa yang tak kumengerti? Kau hanya berbelit-belit. Mengapa cinta tak bisa dijelaskan melalui kata?" respon Naruto.
"Cinta itu sesuatu yang tanpa alasan dan tanpa ukuran tapi jika kau benar-benar ingin tahu seberapa aku mencintainya maka anggap saja begini, perasaanku kepadanya seperti aku ingin dia selamanya, aku akan selalu bersamanya, aku akan selalu mencintainya, aku akan mencintai, menghormati, dan menghargainya untuk selama-lamanya," ucap panjang lebar Sasuke namun Naruto masih belum mengerti maknanya.
"Ah sudahlah aku terlalu bingung, mungkin IQ-ku terlalu tinggi untuk menangkap bahasa rendahmu, kau tahu menjadi seorang Uzumaki genius itu tidak mudah," ucap Naruto ingin mengakhiri sebuah percakapan yang ia sendiri memulainya.
"Daripada kau merenung di sini lebih baik kau pergi denganku, aku akan membawamu ke sebuah tempat yang akan menyelesaikan permasalahanmu," ucap Naruto membuat Sasuke tertarik.
Sasuke pun setuju membuat Naruto pergi membawanya, mereka pergi tanpa berpamitan dengan Sakura yang sudah tertidur. Naruto hanya berpamitan kepada Kakashi dan membawa Sasuke pergi.
Saat tiba di tempat lokasi yang Naruto maksud bisa menyelesaikan permasalahannya Sasuke pun berekspresi datar, menatap sebuah club malam di depannya.
"Kenapa ekspresimu begitu? Ini bisa menyelesaikan semua permasalahanmu!! Pusing sedikit dan semua akan lenyap, beban pun hilang," ucap Naruto namun Sasuke malah berbalik, hendak masuk kembali ke dalam mobil namun Naruto menyeretnya masuk.
"Hai," sapa Naruto dengan genit pada perempuan-perempuan sexy yang melewatinya sementara Sasuke masih terseret.
"Benar-benar surga dunia," ucap Naruto dengan siulannya pada perempuan-perempuan sexy yang meliriknya nakal.
Naruto pun membawa Sasuke untuk duduk di sebuah meja bar, menghadap seorang bartender perempuan berambut pirang panjang dengan pakaian ketatnya.
"Bagaimana Teme? Besarkan," ucap Naruto sementara Sasuke memalingkan wajahnya, enggan melihat hal itu.
"Kau ini kenapa? Kita berada di surga dunia tapi kau malah dari tadi tak melihat perempuan-perempuan cantik dan sexy itu," ucap Naruto.
"Aku pulang saja, Sakura tidur sendirian," ucap Sasuke hendak pergi namun Naruto malah menahannya.
"Jangan pergi begitu saja, setidaknya minumlah segelas," ucap Naruto membuat Sasuke akhirnya mengangguk terpaksa.
"Tsunade, give my friend a drink," ucap Naruto pada bartender itu, ia memang sering ke sana selama menunggu kedatangan Sasuke dan Sakura namun Sasuke malah terdiam. Tsunade? Nama itu rasanya terngiang-ngiang di otaknya.
Perempuan bernama Tsunade itu pun memberikan Sasuke satu gelas minuman. Setelahnya ia pergi ke pintu belakang, Sasuke langsung mengejarnya tanpa bicara pada Naruto, Naruto yang melihat kepergiannya pun merasa heran dan segera menyusulnya.
Sasuke mengikuti Tsunade yang ternyata pergi membuang sampah. Sasuke ingin bicara dengan perempuan itu namun ia malah berbalik dan menendang Sasuke, membuat Sasuke terpental ke depan pintu.
Sasuke pun berdiri sampai pada akhirnya mereka terlibat perkelahian. Perkelahian diantara mereka rasanya hampir terasa imbang padahal serangan mereka terasa memiliki tenang yang begitu besar.
"Sasuke, apa yang kau lakukan!!" teriak Naruto bingung, mereka tiba-tiba saja berkelahi.
Pada akhirnya Sasuke berhasil menghimpit Tsunade ke dinding, Sasuke mendorong tubuhnya dan mematahkan tangan perempuan itu.
"Kenapa kau menyerangku," ucap Sasuke dengan suara beratnya hingga Tsunade mendorong tubuhnya.
"Kau mengikutiku," tuduh Tsunade.
"Tunggu kau bisa bahasa...," Naruto mengantungkan kalimatnya tak percaya.
"Menambatkan tali adalah benar," ucap Sasuke membuat Tsunade nampak membulatkan matanya, ia nampak begitu kaget mendengar ucapan Sasuke.
"Arti namamu, Tsunade, menambatkan tali," lanjut Sasuke.
"Dari mana kau mengetahui kata sandi itu," ucap Tsunade memicingkan matanya curiga dan kembali hendak memukul Sasuke, namun sayangnya Sasuke berhasil menghindar sementara tinjauan itu menghancurkan dinding di sana.
Naruto nampak kaget, terbelalak tak percaya dan mulai merinding. Ia tak akan lagi menggoda Tsunade jika tahu perempuan itu punya kekuatan semengerikan itu.
"Kau mutan," ucap Sasuke berhasil membuat Tsunade berbalik dan kembali menyerangnya, lagi-lagi mereka terlibat perkelahian sementara Naruto menonton. Memangnya ia harus bergabung? Yang ada dia mati duluan terlibat dalam perkelahian dua mutan gila itu.
"Seberapa banyak yang kau tahu bocah ayam," ucap Tsunade tanpa henti menyerang.
"Siapa yang mengirimmu?" tanya Tsunade.
"Sasuke hentikan, dia bibiku." Suara Sakura tiba-tiba terdengar membuat Sasuke berhenti namun pukulan Tsunade sudah terlebih dahulu melayang dan mengenai wajahnya.
Sasuke terpental hingga punggungnya menabrak dinding, sudut bibir Sasuke pun berdarah namun dalam sekejap lukanya sudah tertutup membuat Tsunade dan Naruto yang melihatnya nampak kaget.
"Bibi," panggil Sakura mengalihkan keterkejutan Tsunade, perempuan itu lantas menatap Sakura.
"Perempuan aduhai tapi gila ini bibi Sakura?" ucap Naruto tak percaya.
"Saki...," ucap Tsunade.
Sakura buru-buru menghampiri Sasuke dan membantunya untuk berdiri, saat itulah Tsunade memperhatikan mereka.
"Untung saja kau datang tepat waktu Sakura," ucap Naruto menghampiri Sakura dan Sasuke.
"Saki menjauh darinya, dia mutan," ucap Tsunade.
"Dia kekasihku," ucap Sakura.
"Dan lagi, bagaimana bisa bibi masih hidup?" Pertanyaan itu membuat Naruto dan Sasuke sama-sama bingung mendengarnya. Apa maksud dari masih hidup?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret File
FanfictionHarusnya hari itu Sakura tak mengajak Sasuke ke kamarnya dan membongkar barang peninggalan ayahnya karena setelah itu semua berubah, hidup mereka dalam bahaya hanya karena sebuah file rahasia milik ayah Sakura yang mereka temukan. Mereka hidup dalam...