L'appel du Vide

344 60 38
                                    

Song : All Mine - ONE OK ROCK

L'appel du vide
/.The call of the void./

_____________________

KACCHAKO ONESHOOT

"Bakugou menjelma hujan yang jatuh di sepasang mata Uraraka."

(PS : Cerita ini adalah fictogemino atau fiksi kembar dimana kalian bisa membacanya dari paragraf awal sampai paragraf akhir atau sebaliknya.)

___________________

TUBUHNYA menegang sampai Uraraka menemukan dirinya tidak dapat bernapas dengan benar, perasaan itu mulai berubah menjadi sesuatu yang lain. Ini berbeda dari semua saat dia pernah merasa seperti ini, dia menyadarinya. Ini terasa lebih brutal, lebih mengkhawatirkan, seperti benih dari sesuatu yang mengerikan ditanam ke dadanya untuk menumbuhkan perasaan yang jauh lebih mematikan.

Uraraka ingin jatuh, tapi tak cukup untuk mengurangi rasa bersalahnya.

Dan Bakugou menjadi hantu. Mengusik, mencabik, pun mengatainya dalam bingkai malam kelabu. Bahkan jika rambu-rambu tak lagi menyala, sorot lampu kendaraan melaju bebas di jalanan. Namun Uraraka seolah buta untuk melihatnya, menjadi tuli untuk mendengarnya.

"Bolehkah aku terjun? Dengan nyawa yang dia hadiahkan ini?" ucapnya, mengelap gincu merah muda yang menempel di bibirnya.

Rambut cokelatnya bergerak dalam gelombang lembut tertiup angin, matanya yang tajam menatap ke depan dengan seksama dan kecerahan rembulan terpantul dalam kaca. Dia hambar, hampa.

Meski pesta tampak meriah, Uraraka memutuskan ke atap gedung yang terasa sunyi. Kendati sepekan sudah berlalu semenjak pemakaman, lalu apa yang menempatkannya di perasaan kacau dengan bertumpah ruah ini?

Seolah mereka hanya berusaha mengabaikan rasa kehilangan. Dunia telah damai, bukan hati mereka yang damai. Atau mungkin, yang paling hancur adalah wanita brunette seperempat abad itu. Yang kala itu benar-benar disesalkan oleh keadaan.

Lebih dari rasa sakit, semua orang bahagia.

Dia tidak dapat menangis di perayaan teman-temannya.

Yang bisa dilakukan Uraraka Ochako hanyalah mengeluarkan jeritan darah yang mengental saat dia merasakan tubuhnya terbakar dari dalam sampai rasanya jantungnya hilang, meskipun dia tahu itu tidak mungkin dengan seberapa cepat dia berdetak. Memicu adrenalinnya.

Pipinya memerah, napasnya agak compang-camping dan ketinggian bangunan dipandangnya dengan mata berkabut. Sungguh menyeramkan, di satu sisi keinginannya untuk lepas membuncah.

Omong kosong, dia membohongiku tentang jatuh cinta.

Aku jatuh karena dia mencintaiku.

Ya, kan?

"Katamu manusia tidak mati semudah itu. Ternyata kau lemah!"

Entah mengapa, jika saja Uraraka tidak pernah berpindah hati pada Bakugou, apa kehilangannya tidak akan seberingas ini?

Salahkan Bakugou yang kekeh mempertahankan kesukaannya pada si Muka Bulat. Yang membuatnya berpacu lebih cepat dengan niat mengalahkan Midoriya Izuku. Walau sesedikit mungkin perhatian Ochako terarah pada Deku, emosi Bakugou menghadang persahabatan mereka. Dulu Uraraka benci dengan tingkah ini, namun sekarang begitu lucu mengingatnya.

"Hmph, apapun itu jangan main dengan Deku!"

"Aku cuma bercanda dengannya. Bakugou-kun, Deku-kun dan aku cuma teman. T-e-m-a-n!"

"Jujur saja, kau tetap suka Deku, kan?"

"Dan kau tau sekarang siapa yang aku sukai? Tapi kau masih marah?"

"Aku akan meledakkanmu detik ini juga!"

Atau ketika Bakugou bersikap kekanakan, seperti...

"Pokoknya aku demam. Cepat suapi aku, Bulat!"

"Kepalamu yang sakit, mulut dan tanganmu masih sehat, kan?"

"Pegang kepalaku! Sakit, kan? Aku panas, kan? Sesekali lakukanlah hal yang manis untukku, Muka Bulat Sialan!" ujar Bakugou mencuri pandang pada semangkuk sup di tangan Ochako.

Manis mengenangnya. Ah, mengenang. Itu benar, Bakugou cuma kenangan. Mengenangnya amat manis, meski menyembunyikan kepahitan. Andai kata Bakugou adalah kesalahan, maka selamanya Uraraka tak ingin dibenarkan.

Tak pernah diucapkan pun, Uraraka mencintai Bakugou lebih lama dari selamanya. Lebih dalam dari kedalaman. Singkatnya, Uraraka Ochako sangat mencintainya.

"Bakugou Katsuki dan Uraraka Ochako, dua orang itu bernama kita. Dulu pernah tawa, kini tiada kata. Begitu kan, Bakugou-kun?" lirih Uraraka dengan trenyuh. Dia terluka. Dia remuk redam. Dia haru biru. Dia porak poranda. Dia, benci Bakugou. Dia benci, dia benci, dia benci. Dia benci bahkan dalam cintanya yang bagaikan bom waktu untuk menunggu menghabisinya. Dan...

Seorang Bakugou Katsuki yang hangus ditelan waktu.

Bila digambarkan, dia dengan segala hal adalah; pria pemarah, kurang ajar, dan keras kepala. Dia merangkul bahaya seolah itu adalah kawannya. Jarang mengikuti tren, sering bertingkah, dan meluap-luap. Seperti api yang memenuhi penjuru ruangan. Seperti itulah.

Bakugou Katsuki, sudah TEWAS.

_________________________________

Hai kawand. Sebelum berkenalan, aku akan sedikit menceritakan tentang fanfict ini.

Jadi cerita yang berlatar di atap gedung pesta ini mengambil keadaan dimana Uraraka Ochako sangat putus asa pada hidupnya usai ditinggal kekasihnya, Bakugou Katsuki. Bakugou tewas dalam perang melawan villains kala melindungi muka bulatnya.

Uraraka benci, tentu saja. Dia benci diselamatkan Bakugou. Karena dia tidak ingin Bakugou dibilang lemah, hati lemah sebab rela mati demi orang yang tidak penting (disini Uraraka menganggap dirinya tidak penting). Ketika ditinggal sang kekasih, perayaan menyambut era baru nampaknya tak membuat suasana hatinya membaik. Dia benar-benar mempunyai perasaan ingin terjun dari ketinggian (dalam bahasa Perancis dinamakan L'appel du Vide)

Namun, Uraraka akhirnya tersadar bahwa nyawa yang telah dilindungi Bakugou ini harus terus ada untuk menghargainya.

Disini aku ingin bilang bahwa banyak orang mengalami fase 'ingin mati'. Tapi tak sedikit dari mereka yang masih hidup tanpa semangat. Aku berharap mereka lebih menghargai nyawa mereka. Karena seperti yang kita tau, kita hidup sampai saat ini pun itu semua karena orang-orang yang bernama pahlawan, orang-orang yang kalian sebut orang tua.

Semua orang punya masalah, maka bagaimana cara kita menyelesaikannya adalah dengan menjadi dewasa, bukan menjadi mayat. Kau dicintai bahkan jika kau tidak berpikir demikian. Kalau ingin bukti yang pasti adalah, Tuhanmu sangat mencintaimu.

Oh iya, kalo belum kenal, mari kenalan! Namaku Kisha. Ini ff Kacchako pertamaku, jadi maaf kalau jelek dan belum rapi.

Dan pastinya, aku butuh kritik saran. Correct me if I wrong, ok?

Aku suka KacChako, tapi aku juga membaca ship lain sebab cerita-cerita author lain memang sangat keren. Aaaa, apalah daya aku :(

Ini cuma oneshoot, tapi aku ingin bertanya apakah kalian setuju jika aku membuat project KacChako lagi? Terima kasih atas responnya.

Semoga kalian suka❤️

L'appel du Vide [KacChako]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang