Chapter 3

497 71 5
                                    

{Melewati waktu: 2 Tahun}
{Shira: 2 Tahun 10 bulan}
{Naruto: 2 Tahun}

-Panti Asuhan, Konoha-

Kini Shira dan Naruto sudah tidak dapat dipisahkan, keduanya sangat lengket-atau harus kah ku katakan Naruto yang tidak mau menjauh dari Shira?

Itu karena bagi Naruto, Shira sudah selayaknya sebagai kakak dan kata pertama Naruto pun adalah Hashi-yang dimaksud kan sebagai Hoshi. Selain itu, para matron kecuali Maya bersikap sangat dingin padanya dan bahkan tidak segan untuk membentak atau mengurungnya sendirian di ruangan gelap. Untungnya entah bagaimana Shira dapat menemukannya dan menyanyikannya sebuah lagu agar tidak ketakutan atau tidak merasa sendirian.

Semua orang juga sudah tau kalau mereka sangat menempel, bahkan Hokage dan para dewan pun tahu kelengketan mereka.

Pada awalnya, beberapa Dewan tidak setuju dengan kedekatan mereka dan mencurigainya sebagai mata-mata, tapi setelah diikuti selama beberapa bulan. Mereka memang lengket karena Naruto hanya dapat merasa nyaman dan aman ketika di dekat Shira.

..
...

Hari ini, Hiruzen telah bersiap dan terlihat semangat. Tentu saja ia semangat, bukan hanya karena ia akan bertemu dengan anak dari pahlawan Konoha, tapi ia juga akan terlepas dari tumpukan dokumen yang tidak ada habisnya.

"Selamat pagi Hokage-sama," sapa salah satu matron yang tidak perlu diketahui namanya.

"Ya, selamat pagi juga untukmu." Hiruzen membalasnya dengan senyum ramah dan anak-anak lain mulai berkumpul di sekitarnya.

Hanya ada 2 anak yang tidak ikut berkumpul. Salah satu dari mereka menatap dengan iri, sedangkan yang lain hanya menatap mereka dengan datar.

"Ingin ke sana?" Shira bertanya dengan nada geli.

"Hmph... Tidak! Tidak perlu ke sana, ttebayo!" Sahut Naruto dengan suara keras seperti biasanya.

"Hn."

Ketika keduanya pergi, Hiruzen hanya dapat menghela nafas secara internal. Ia tidak bisa terlihat, tidak ingin bertemu dengan anak-anak panti asuhan.

{Melewati waktu: 1 Jam}

Kini Hiruzen telah berada di depan kamar 2 makhluk yang membuatnya harus bekerja ekstra selama beberapa bulan.

Matron tersebut membukakan pintu untuk sang Sandaime, ketika pintu itu terbuka. Siluet dari 3 orang muncul, mereka seakan tidak sadar dengan kemunculan Sandaime-setidaknya, satu orang akan selalu menyadari siapa yang akan membuka pintu.

"Maya, ada Sandaime di sini." Salah satu Matron yang sedari tadi menemani Hiruzen itu mencoba mengingatkannya agar tidak terus terfokus pada 2 anak yang hampir dibenci oleh seluruh matron di panti asihan

Wanita yang dipanggil namanya itu, langsung tersadar dan menyambut Sandaime dengan canggung.

"Tidak apa-apa, Maya." Sandaime hanya membalasnya dengan ramah-seperti biasanya.

Perhatian Hiruzen beralih ke 2 anak yang kini tengah bermain Shogi. Anak yang memiliki rambut kuning cerah terlihat depresi, sedangkan anak yang memiliki rambut putih dengan gradasi biru muda terlihat menatap geli kepada anak berambut kuning.

"Naru-chan, santai saja mainnya."

"Tapi sangat menyebalkan ketika kalah dari Nii-san atau bahkan Maya-baachan, ttebayo!"

Hiruzen yang melihat interaksi mereka hanya bisa senang secara internal. Ia masih mencaritahu siapa dalang dari pembocoran informasi rank S, ia hanya bisa memikirkan satu orang, tapi ia masih belum memiliki bukti-bukti yang menguatkan hipotesisnya.

Shinobi World [Naruto Fanfiction] |Super Slow Update|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang