10 (kisah masa lalu)

5.1K 512 8
                                    

8 Januari sembilan belas tahun yang lalu adalah hari tersial yang pernah Bayu rasakan. Pagi-pagi buta, Nadya mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu, awalnya Bayu mengira Nadya akan memberikan kejutan hari jadian mereka yang sudah berjalan dua tahun, tapi kejutan yang bayu terima sungguh jauh dari ekspektasinya. Dengan berderai air mata, Nadya mengatakan jika dirinya sedang hamil. Awalnya Bayu tidak terima, tapi kilasan memori tentang apa yang pernah mereka lakukan beberapa waktu lalu membuatnya tersadar jika dia dan Nadya memang pernah melakukan perbuatan dosa tersebut.

Bayu bingung, dia masih berstatus mahasiswa semester empat, sedangkan Nadya baru lulus SMA. Setelah menenangkan Nadya yang menangis ketakutan, akhirnya Bayu memutuskan untuk bertanggung jawab, mau bagaimanapun janin yang ada dalam rahim Nadya adalah anaknya.

Ayahnya marah besar setelah Bayu mengatakan jika dia menghamili seorang perempuan. Ibunya menangis keras, tidak menyangka jika putra bungsunya telah melakukan perbuatan dosa tersebut. Bayu bilang jika dia ingin bertanggung jawab, dia meminta izin kepada orangtuanya untuk menikahi Nadya, perempuan yang sedang mengandung anaknya.

Keesokan harinya, Bayu datang ke kediaman Nadya bersama kedua orangtuanya untuk melamar perempuan tersebut. Bayu tidak marah ataupun melawan ketika ayah Nadya memberinya pukulan keras di rahang. Dia menyadari kesalahannya, ayah mana yang terima jika putrinya hamil sebelum adanya hubungan pernikahan, meskipun ini bukan sepenuhnya kesalahan Bayu.

"Saya sudah bilang pada kamu untuk menjauhi Nadya! Kalian itu berbeda. Tuhan kalian tidak sama!"

Ayah Nadya menghempaskan Bayu ke lantai, kedua orangtua Bayu terkejut ketika mendengar jika Bayu dan Nadya berbeda keyakinan. Mereka hanya bisa diam melihat putranya diperlakukan demikian, meskipun tidak terima tapi ini adalah hukuman untuk Bayu.

"Saya tidak bisa membiarkan Nadya mengikuti keyakinan kamu, dan saya juga tidak mungkin meminta kamu untuk mengikuti keyakinan kami."

Sedangkan Nadya, perempuan itu hanya duduk diam sambil menundukkan kepala di samping ibunya. Semalam dia juga sudah dimarahi ayahnya habis-habisan. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.

"Saya tetap akan bertanggung jawab Om, izinkan saya menikahi Nadya. Saya tidak mungkin membiarkan Nadya mengandung tanpa seorang suami, dan saya juga tidak ingin jika anak saya lahir tanpa seorang Ayah."

Bayu memohon sambil bersimpuh di hadapan ayah Nadya, membuat ibunya kembali menangis melihat keadaan anaknya.

Setelah melalui musyawarah panjang, akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk melangsungkan pernikahan sepekan kemudian, dengan mengikuti keyakinan Bayu yang seorang muslim, juga keyakinan Nadya yang seorang penganut Katolik.

Seminggu setelah menikah, Bayu mengajak Nadya untuk tinggal di apartemen miliknya. Bagaimanapun juga, mereka berdua butuh privasi.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, Bayu yang masih berstatus sebagai mahasiswa memutuskan untuk bekerja di kantor Ayahnya. Bayu sudah memiliki keluarga, tidak mungkin jika dia terus meminta uang pada orangtuanya.

Namun, ketika kandungan Nadya memasuki usia enam bulan, permasalahan kecil mulai berdatangan, emosi yang masih labil dan tidak ada persiapan mental sebelum menikah membuat keduanya tidak bisa mengendalikan emosi masing-masing. Nadya seringkali menangis akibat bentakan Bayu, dan Bayu yang selalu merasa tersinggung jika Nadya mengungkit-ungkit masa lalu mereka.

Puncaknya adalah ketika kandungan Nadya memasuki usia delapan bulan, entah dapat berita dari siapa, Nadya menuduh Bayu berselingkuh dengan rekan kantornya, sehingga pria itu selalu pulang larut malam. Bayu yang tidak terima lantas membantah, dia lupa memberitahu Nadya jika posisinya sudah di naikkan. Sehingga pekerjaannya semakin banyak, Bayu juga mengambil lembur agar dapat pemasukan lebih untuk menabung biaya persalinan Nadya. Tapi Nadya tak mau mengerti dan malah pergi dari apartemen.

Bayu selalu berusaha menemui Nadya yang kini tinggal di rumah orang tuanya, tapi Nadya tidak pernah mau menemuinya. Sampai di hari ke tujuh setelah Nadya pergi dari apartemen, asisten rumah tangga di rumah Nadya mengabari jika Nadya jatuh di kamar mandi dan dilarikan ke rumah sakit akibat pendarahan.

Bayu yang saat itu masih di kantor langsung tancap gas menuju rumah sakit tanpa memperdulikan tumpukan berkas yang harus dia kerjakan. Bayu panik bukan main, apalagi setelah mendengar jika Nadya mengalami pendarahan, sampai lupa untuk mengabari kedua orangtuanya.

Sampai di rumah sakit, Bayu segera menuju UGD, berharap jika wanita yang berstatus sebagai istrinya itu masih ada di sana. Baru sampai di koridor, Bayu melihat brangkar istrinya di dorong memasuki ruang operasi. Dia langsung berlari menghampiri mertuanya untuk mengetahui apa yang terjadi.

Nadya harus di Caesar, ketubannya pecah saat jatuh di kamar mandi. Sehingga perempuan itu harus melahirkan bayinya sekarang.

Bayu duduk bersandar di kursi tunggu, setelah mengabari kedua orangtuanya. Dalam hati terus berdoa agar istri dan anaknya selamat juga sehat.

Kedua orangtua Bayu sampai dirumah sakit tepat saat pintu ruang operasi terbuka, dokter mengatakan jika operasinya berjalan lancar, ibu dan anak berhasil di selamatkan. Bayu di perbolehkan masuk setelah bayinya di bersihkan, kemudian dia mengazani bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu. Bayi tampan yang terlihat pucat itu harus di masukkan kedalam inkubator karena kadar oksigen dalam tubuhnya rendah, juga berat badannya kurang.

Nadya yang masih dalam pengaruh obat bius sudah dipindahkan ke ruang rawat.

Tapi, lagi-lagi cobaan datang menerjang keluarga kecilnya, Nadya mengalami sindrom baby blues, wanita itu tidak mau menyusui buah hatinya, bahkan sama sekali tidak mau bertemu dengan anak yang baru saja di lahirkannya.

Satu Minggu berada di inkubator, akhirnya bayi laki-laki yang di beri nama Abyan Naraga itu bisa menghirup udara segar, bisa melihat dunia yang luas, meskipun masih harus kontrol dua Minggu sekali.

Keadaan Nadya belum juga membaik sampai harus menemui psikiater, mengandung di usia yang tidak seharusnya juga tekanan stress selama kehamilan memperparah kondisi psikis Nadya setelah melahirkan.

Akhirnya Bayu memutuskan untuk membawa bayinya pulang ke rumah orangtuanya, karena tidak mungkin dia merawat bayi itu sendirian.


Kilasan masalalu itu terlintas begitu saja ketika Bayu melihat Nadya yang sedang duduk di samping ranjang putranya. Pikirannya kembali ke dunia nyata setelah Darel memanggilnya untuk masuk. Bayu melangkah masuk setelah menutup pintu, kemudian berjalan ke arah meja kecil di depan sofa dan menaruh bubur ayam yang tadi dibelinya.

Nadya dan Darel duduk di sofa panjang sedangkan Bayu duduk di single sofa di sebelahnya.

"Apa kabar mas?"

"Alhamdulillah sehat, kalian?"

"Kami juga sehat," jawab Darel sambil menggenggam tangan istrinya.

Bayu berdeham pelan, cukup canggung juga kembali bertemu dengan mantan istri yang sudah setahun tidak bertemu. Tak tahu lagi akan membahas topik apa, ketiganya memilih bungkam sampai sebuah suara lirih terdengar.

"Mama..."












Note : Part ini berisi sebagian kisah tentang masa lalu kedua orang tua Aga.

ABYAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang