JUARA

8 4 0
                                    

Judul: Elegi Burung Firdaus
Oleh: Ervita S.W.

Merah, kuning, cokelat, hijau, putih
Melekat dan terayun dengan lembut
Memukul ranting demi ranting
Tubuh cendrawasih menari

Sutra di hutan Papua
Bernyanyi dengan lantang
Menyambut fajar yang datang
Dengan kerongkongan yang kering kerontang

Mace, lihatlah burung surga itu!
Pace, lihatlah burung emas itu!
Menyanyi dan menari,
bak tak ada yang terjadi

Nyatanya ...
Barisan awan kelabu mulai berjejer
Ribuan peluru air keluar darinya
Menghujam paras indah nan cantik
Menusuk sarira dibalik sutra

Jutaan helai daun yang berguguran
Tertebar pada negeri mutiara hitam
Seketika senja muncul mengetuk waktu
Matahari pun menutup tirainya

Magelang, 19 Juni 2021

*Catatan*

1. Mace merupakan sebutan atau panggilan untuk wanita di Papua
2. Pace itu merupakan sebutan atau panggilan untuk pria di Papua
----------

TENTANG PENULIS
-------------------------------

Ervita Sri Wulandari, lahir di Sorong, 1 Januari 2002. Menamatkan pendidikan sedari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Sorong, Papua Barat. Kota di ujung timur Indonesia yang memiliki julukan sebagai kota minyak.
Pada tahun 2020 melanjutkan pendidikan S1 Arsitektur di Universitas Islam Indonesia (UII), kemudian keluar dari Arsitektur UII pada 2021 dan melanjutkan pendidikan S1-nya pada jurusan kedokteran di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Pembaca bisa lebih dekat dengan penulis melalui akun sosial media
Instagram: @ativre
Email: ervitasriwulandari@gmail.com.

EVENT ANTOLOGI PUISI JUNI 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang