Selamat membaca💚.
Pagi ini Aca mengawali harinya dengan sarapan dengan Bima dan Cakra. Suasana masih terasa canggung antara Aca dan abangnya.
Semua duduk dikursinya masing masing sesuai dengan tempat duduk sebelumnya. Walaupun tidak ada Juna dan Amira para anaknya tetap tidak menempati kursi orang tuanya.
Aca menikmati roti dan susu vanilanya. Kedua abangnya sudah rapi dengan style kuliahnya.
Ditengah tengah kami menikmati sarapan, datang seorang maid menyampaikan pesan.
"Maaf mengganggu tuan, diluar ada teman dari nona Aca, tuan." ucap Maid itu sopan.
"Siapa?" tanya Bima.
"Ya Ningning lah siapa lagi. Aku kan boleh temanan sama Ningning doang." ucap Aca.
"Hehh!! Abang nanya sama ibuk. Kenapa kamu yang jawab?!"
"Ya aku cuma bantu ibuk doang. Yakali aku temanan sama selain Ningning bg."
"Diam Aca! Yang sopan ngomong sama abangnya!" tegur Cakra.
"Aku salah apa?" tanya Aca.
"Udah diam! Ibuk tolong bilangin sama teman Aca buat nunggu bentar." ucap Bima.
"Baik tuan." balas Maid.
Setelah Maid itu pergi, Bima langsung menatap tajam Aca. Mendengar ucapan tadi keluar dari mulut Aca membuat Bima sangat geram. Siapa yang ditanya siapa pula yang ngejawab.
"Aca!" panggil Bima.
"Iyaa bg." balas Aca.
"Jangan suka ngejawab ca! Abang nanya ke ibuk kenapa kamu yang jawab?!"
"Aku ban----
"Jangan beralasan! Abang nggak suka! Seakan akan kamu nggak ngehargain abang!"
"Maaf."
"Hm... lain kali nggak boleh gitu!"
"Iyaa bg."
"Lanjut sarapannya!" titah tegas Bima.
Aca melanjutkan sarapan yang tadi sempat tertunda. Bima memang anaknya Juna. Semua sikap dan perilaku Juna langsung turun pada Bima. Berbeda dengan Cakra yang sedikit menuruni sifat sang ibu.
Setelah selesai makan, Aca berdiri menyandang tas ranselnya. Kedua abangnya juga ikutan berdiri.
"Ibuk tolong ambilin bekalnya Aca." ucap Cakra.
"Baik tuan, sebentar saya ambilkan." balas Maid itu. Maid ini sudah lebih dari 15 thn kerja sama keluarga Aca. Makanya setiap anggota keluarga sopan padanya.
"Bg aku ngg----
"Diam! Nggak usah banyak protes! Bawa bekalnya dan pergi kesekolah bareng sopir!" tegas Bima memotong ucapan Aca.
"Iyaa." balas Aca lesu.
"Oh iyaa ini ponsel kamu." ucap Bima lalu menyodorkan ponselnya pada Aca.
"Hm... makasii bg." jawab Aca.
"Iyaaa."
Ibuk kembali dari dapur menghampiri Aca lalu menyerahkan kotak bekal. Aca dengan terpaksa menerimanya.
Sungguh Aca tidak ingin membawa bekal kesekolah. Apalagi sekolahnya terbilang cukup mewah. Bisa memesan apapun jenis makanan dikantinnya.
Tapi karna keinginan Amira dulu menyuruh Aca membawa bekal keterusan sampai sekarang. Walaupun sang mama tidak ada dirumah saat ini tapi aturannya masih ada. Bima dan Cakra yang akan memaksa Aca untuk membawa bekal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Teen FictionAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...