Closer

24 11 2
                                    

Happy Reading




bawa aku ke awan paris yang paling tinggi dan jadikanlah aku decalcomaniamu hingga ke surga nanti.


____________________

Sekarang sudah larut malam mire terpaksa harus menginap di villa jaehyuk hingga pagi, sebenarnya banyak pertanyaan dikepala gadis itu sekarang.

mengapa laki-laki itu membawanya kesini bukan ke rumah sakit lagipula mereka belum kenal dekat, sangat mencurigakan.

Gadis bersurai hitam sebahu itu masih menatap langit-langit kamar, pikiran nya melayang kemana-mana tertuju pada bibi dan adik perempuan nya.

Waktu terus berjalan namun kantuk tak kunjung datang pada gadis dibalik selimut tebal ini.

Ia terus mengamati jam di dinding berharap fajar segera tiba dan badai salju segera usai.

Walaupun kamar ini cukup luas dan nyaman namun tetap saja tidak mampu membawanya ke dalam dunia mimpi, mungkin dirinya terkena insomnia lagi?

Entah itu insomnia atau apalah intinya dia tidak bisa tidur , sekeras apapun ia mencoba memejamkan mata.

Ditengah perjuangan nya untuk tidur mire samar-samar mendengar nada dering ponsel, ia lalu merogoh ponsel nya disaku jaket tapi nihil tdk ada panggilan masuk, jadi itu ponsel siapa?

Mire memutuskan untuk menghiraukan suara nada dering itu, lebih baik ia melanjutkan tidurnya namun nada dering ponsel itu terus berbunyi sehingga ia tidak bisa tidur.

Bukan sekali dua kali tapi berkali-kali ponsel itu berdering seolah dibiarkan pemiliknya.

Mire benar-benar dibuat pusing dengan keadaan nya sekarang, pertama ia harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari bibinya nanti, kedua mengalami insomnia, dan yang terakhir diganggu nada dering ponsel keparat yang berbunyi berkali-kali.

Gadis bersurai hitam sebahu itu sudah tidak tahan lagi dengan suara nada dering ponsel yang berbunyi berkali-kali, ia memutuskan untuk keluar dan mencari sumber suara itu.

Sekitar nampak sepi, lampu-lampu sudah dimatikan sehingga suasana jadi redup dan sunyi tidak se terang dan seramai beberapa jam lalu.

Jujur saja berjalan sendirian di villa sebesar ini pada malam hari cukup menguji nyali mire, ditambah suasana yang sunyi, redup, dan dingin cukup membuat bulu kuduknya berdiri.

Mire hanya bisa berdoa dalam hati supaya tidak bertemu dengan mahluk dalam tanda kutip.

Pikirannya melayang kemana-mana mungkin saja nada dering ponsel itu hanya tipuan mahluk halus seperti di film-film sehingga memancing dirinya untuk datang pada mereka.

Ah tidak-tidak itukan hanya dalam film tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata, tapi beberapa film horor ada yang diambil dari kisah nyata jadi tidak menutup kemungkinan hal-hal seperti itu dapat terjadi pada kita.

Mire menelan ludahnya, keringat bercucuran dari balik dahinya ia menoleh ke kanan dan kiri, hatinya diselimuti perasaan was-was.

" Gue balik aja deh, merinding banget disini "mire mengurungkan niatnya yang semula ingin mencari sumber nada dering ponsel itu.

Winter [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang