02

470 78 25
                                    


.
.
.

Terima kasih telah kembali ke cerita ini. Sebenernya udah dari lama mau publish tapi kelupaan terus, hihi.

Happy reading:))


______




Yeaji terbangun dari tidurnya yang berawal dari rasa kantuk dari alkohol di dalam anggur. Biasanya ia terbangun karena sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah korden, namun sekarang ia terbangun karena suara telivisi yang terasa dekat dengannya. Awalnya ia berusaha mengabaikan karena rasa kantuknya belum habis, namun setelah dipikir lagi sangat aneh jika ia berada dalam apartemennya sendiri namun televisi menyala. Siapa yang menyalakan?

Yeaji pun buru-buru terduduk dari tidurnya saat ia menyadari bahwa langit-langit ruangan yang ditatapnya bukan apartemennya.

"Kau sudah bangun?" Seorang lelaki berjalan menuju kitchen set yang terlihat dari ruang tamu setelah lelaki itu meletakan remote televisi, iya dia pelaku yang menyalakan televisi di dekat Yeaji.

"Kim Soohyun?"

"Hai, apa kau rindu dengan rumah ini?" Soohyun menuangkan air putih dalam gelas lalu meminumnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Yeaji yang masih terduduk di sofa ruang tamu.

Yeaji terdiam sejenak, pasti ia benar-benar mabuk sehingga tidak ingat apapun tentang tadi malam. Yeaji memukul pelan kepalanya karena merasa bodoh.

"Kenapa memukul kepalamu? Apa kakimu sakit?" Soohyun menyindir Yeaji karena kebohongan perempuan itu tadi malam, "kurasa punggungku sakit."

Yeaji masih terdiam, ia merasa sial karena sungguh dia kemarin datang ke pesta reuni itu hanya untuk menyombongkan diri pada sosok dipenglihatannya sekarang, tapi kenapa justru dia terjebak dengan Soohyun di rumah ini?

Lalu bagaimana jika Soohyun melakukan sesuatu saat dia mabuk?

"Hya!" Teriak Yeaji yang kini melangkah menuju Soohyun.

"Ah kamjagiya." Ucap Soohyun karena lengkingan Yeaji yang keras memenuhi telinganya.

"Kenapa kau meletakkanku disini huh?" Protes Yeaji marah.

"Kenapa?" Soohyun mengulangi.

"Iya! Kenapa kau justru meletakkanku disini?!" Tuntut Yeaji.

"Ka-karena aku tidak tahu rumahmu yang sekarang. Kemarin aku sudah membawamu ke rumahmu yang kutahu, tapi kau bilang sudah pindah, saat kutanya alamatmu, kau malah meracau. Daripada terus-menerus bersamamu lebih lama karena aku bisa gila lebih baik aku membawamu kesini. Salah sendiri kau mabuk, jika tahu kau sangat mudah mabuk dan mabukmu itu menyebalkan sangat merepotkan, kenapa harus ikut minum? Kenapa tidak meminum hanya sedikit? Apa hobimu tetap sama seperti dulu, merepotkan?" Jelas Soohyun yang membeberkan alasan meski awalnya tergagap namun Soohyun ingin terlihat benar.

"Kau kenapa?"

"Apa? Kenapa?" Tanya Soohyun sewot yang tak mengerti pertanyaan Yeaji.

"Aku bertanya kenapa kau meletakkanku di sofa ruang tamu? Kenapa tidak meletakkanku di kamar. Apa kau hanya punya satu kamar? Setidaknya kau yang mengalah, aih... kau tetap tidak peka sebagai pria." Jawab Yeaji yang kini duduk di kursi kitchen set.

"Yha, kau kira aku membuka jasa penyewaan? Ini bukan motel ini rumahku, jadi terserahku meletakkanmu dimana." Protes Soohyun.

"Ini bukan masalah motel atau rumah, ini masalah mana jiwa lelakimu?" Yeaji merebut gelas Soohyun dari tangan lelaki itu dan meminum air dari gelas tersebut.

Hello to My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang