8

4 7 0
                                    

Selamat Malming🤗

Ditaman yang tak jauh dari keberadaan Avrill dan Chania, ada empat pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan tatapan yang berbeda beda.

Salah satu dari mereka, sedang menatap Avrill dengan serius dan sulit diartikan.

Sedangkan tiga lain nya, terpesona dengan senyuman atau tawa Avrill dan Chania yang sesekali muncul diwajah mereka.

"Udah ni latihannya? Mau pulang sekarang gak? " Tanya Avrill pada Chania yang senyum senyum sendiri, merasa bangga pada dirinya.

Sekarang mereka sedang duduk lesehan dipinggir lapangan.

"Pulang aja deh. Gue juga udah bisa lah bawa motornya. Gampang juga ternyata. Makasih nyet, sumpah lu emang ter-the best untuk selamanya. " Ucap Chania dengan memeluk Avrill erat.

"Iya sama sama.... Ya udah kita pulang, tapi lu yang bawa motor gimana? " Tawar Avrill.

"Ok boleh deh. Kita luruskan jalan ini!! " Balas Chania dengan semangat dan segera menaiki motor Avrill lagi.

"Kalo lurus trus yang ada nabrak o'on" Ucap Avrill menaiki motor dan duduk dibelakang Chania.

"Canda doang tadi bego. Lurus amat idup lu" Balas Chania.

Mereka pun membelah jalanan yang masih cukup sepi. Avrill yang duduk dibelakang Chania juga tak berhenti hentinya memberi pengarahan kepada Chania.

Hingga di dekat pertigaan laju motor mereka berdua terhenti. Karna ada empat cowok dengan motor besar nya yang tiba tiba nongol dari simpang kanan dan kiri jalan.

"Mampus" Ucap Avrill refleks.

Mereka adalah empat cowok yang sedari tadi  memperhatikan Avrill dan Chania.

"Widih, pagi pagi dah ketemu bidadari. Pangeran nya aja belom mandi, masa' bidadarinya dah selesai mandi. Trus ini mau pulang ke kayangan ya? Yah, padahal belum sempat nyuri hati nya" Goda salah satu dari mereka yang sudah membuka helm full facenya.

Avrill dan Chania masih menatap keempat cowok itu dengan datar. Tapi, sebenarnya mereka juga merasakan takut, terutama Avrill.

"Apa?" Tanya Chania tak santai.

"Ikut a'a aja yok neng, kita senang senang" Ucap salah satu nya yang masih memakai helm.

"Awas! " Suruh Avrill dengan suara gemetar.

"Jangan gemetar gitu bego ngomongnya. Nanti mereka tau kalo kita ketakutan!! " Bisik Chania dengan memukul paha Avrill.

"Takut nyet" Balas Avrill juga berbisik.

Di depan sana tiga dari mereka sudah membuka helmnya. Dengan meneriaki nama mereka.

"Gua Daniel"
"Gue Erlangga"
"Gua Cuplis" Ucap mereka  bergantian dengan lantang dan bangga.

"Dan kami.... " Balas Avrill dan Chania dengan jeda di ucapan mereka, "gak nanya kalian siapa" Lanjut mereka dan setelah itu tertawa.

Sementara, cowok yang masih memakai helm full facenya tersenyum melihat mereka berdua.

"Gue Raja" Ucap cowok yang dari tadi memakai helm full facenya.

Avrill dan Chania akui, mereka berempat ganteng ganteng. Tapi, mereka tak menarik untuk Avrill dan Chania.

"Wih... Lu pasti Raja yang dikirim ALLAH untuk jadi pasangan  Bunda Ratu gue ye kan?! " Seru Avrill dengan semangat turun dari motor.

"Hah? " Ucap Raja tak mengerti.

Belum sempat Avrill menjelaskan lagi, Cuplis mematahkan ucapannya, " Ganteng doang, diajak ngomong hah heh hah heh" Ucap Cuplis mengejek Raja dan membuat semuanya tertawa kecuali Raja.

"Diem! " Suruh Raja dan teman teman nya pun kicep seketika.

"Ni kenalin, Bunda Ratu Kemonyetan gue. Dan lu Raja Kemonyetan nya kan? " Tanya Avrill menunjuk Chania.

Chania melongok tak percaya. Jatuh sudah harga dirinya 99% yang selama ini dia pertahankan.

"Vrill!! harga diri gue hancur bego lu ngomong kayak gitu! " Ucap Chania kesal.

"Udah, selama ini kita juga nyari raja kan? Ini dah ada orang nya noh" Ucap Avrill menunjuk Raja.

Sebernarnya Avrill hanya ingin bercanda saja.

  Raja masih tak mengerti maksud Avrill. Sedangkan tiga temannya, sudah tertawa mendengar yang Avrill katakan.

"Awas, kami mau pulang! " Suruh Chania.

Ia tak mau Avrill melanjutkan ucapannya lagi. Bisa bisa harga dirinya ilang seketika karna sahabatnya yang no have akhlaq.

/baca Akhlaq nya pakai qalqalah🤣

"Ets,tidak semudah itu maemunah. Kalian harus melewati kami dulu" Ucap Erlangga dengan senyum smirk nya dan dianggukin dengan tiga temannya.

"Gua baru bisa bawa motor lho, masih amatir. Yakin? Gua bisa aja gak sengaja nabrak kalian kan? " Tanya Chania dengan  songong dan alis satu terangkat.

"Kita tau, dan kita gak nanya. Jadi lo bisa nunjukin apa yang bisa lo banggain di hari pertama lo bisa bawa motor ini kan? " Balas Daniel dengan nada menantang.

"Vrill, naik. Kali ini gue serius, kita lurusin jalan ini" Ucap Chania yakin.

Tapi tidak untuk Avrill, "gue masih mau idup Cha, lu baru bisa bawa motor. Nanti jatoh malah malu! " Ucap Avrill ragu.

"Gak papa, lu percaya aja sama gue! " Jelas Chania meyakinkan.

Avrill pun mau tak mau ikut dengan Chania. Toh, dia juga gak mungkin biarin Chania kalo misalkan nanti jatoh sendirian.

Dengan penuh keyakinan, Chania sudah menghidupkan mesin motor Avrill.

Avrill yang duduk dibelakang Chania tak bisa lagi dipungkiri bahwa ia merasa sangat ketakutan. Pasalnya Chania ini masih amatir tapi dah banyak gaya, sedangkan kalo dia yang bawa motor, tangannya saja sudah tremor.

Diujung sana juga keempat cowok itu sudah siap lagi dengan helm full facenya. Untung saja Avrill dan Chania juga membawa helm.

Chania sudah melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dibelakangnya Avrill memejamkan mata dan memeluk Chania dengan erat.


  (TBC) Terimakasih Baca Cerita

Jangan lupa votenya🌼🐣

Ummm...btw, kalo ceritanya ngebosenin maaf banget ya. Sebenarnya untuk alur dah mateng banget idenya, cuma agak bingung aja pas dijadiin kalimat per kalimat gitu. Masih cerita pertama soalnyaa 😊😁

Maaf typo nya ☺

866 kata

Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang