11.

946 157 10
                                    

᯾ ------------- ᯾
Itu semua bukan salah ku,
Jadi jangan pernah menyalakan diriku
᯾ ----------- ᯾

----------------------------------------









"BUAT MASALAH APA LO DISEKOLAH?,KENAPA SIH LO SELALU BIKIN GUE FRUSTASI EMANG DASAR GAK GUNA LO"

BUGHHH

Marsen menarik tubuh Joan lalu memukul keras dibagian perutnya sehingga membuat sang empu merasa kesakitan.
"Akhh Joan gak bikin masalah bang,Abang salah paham sama Joan" ucap Joan berjalan mundur sembari memegangi perutnya.
Marsen menghampiri Joan sehingga membuat Joan ketakutan.
"Alah udah gak usah ngeles Lo habis berantem sama geng itu kan? Ngaku aja Lo"
Ucap Bagas yang tangah bersandar di pintu kamar milik Joan.
"Engak bang Joan gak pernah berantem bang...tolong percaya sama Joan kali ini Joan mohon" ucapnya berusaha menyakinkan kedua saudaranya.

Mendengar ucapan Joan barusan, Bagas perlahan menghampiri Joan. Bagas hampir melayangkan pukulannya namun ditahan oleh marsen.
"Gak guna Lo mukin dia,udah mendingan kita pergi aja" ucap marsen. Kemudian mereka berdua meninggalkan Joan sendirian dikamar dengan menahan rasa sakit di bagian perutnya. Joan meringis saat tangannya menekan kecil perutnya. Pukulan yang marsen beri barusan sedikit keras sehingga membuat perutnya dua kali lebih sakit dari sebelumnya.
Joan berjalan gontai mengarah kearah ranjangnya kemudian menidurkan kembali tubuhnya disana. Joan hanya menatap langit langit kamar, rasanya sangat sakit. Sampai kapan dia harus seperti ini? Tidak adakah celah untuk bahagia? Sungguh sangat miris takdirnya.









-DISISI LAIN

"Emang anak itu bikin masalah ya di sekolah?" Tanya Rengga pada ke 3 adiknya
"Gue juga gak tau ngga,tapi pas jalan kekantin tadi gue liat dia di UKS sendirian. Gak tau kenapa" ucap Haendra.
"Perasaan kita gak bikin masalah, kok bang Marsen di panggil ke sekolah sih?,lagian kalo Joan mana berani dia bikin masalah" kali ini Leon yang berbicara.
"Ngapain ngurusin itu anak sih,lagian mau dia dapet masalah atau engk bukan urusan kita kan. Ya emang dia gak bikin masalah tapi dia yang jadi sumber masalah, udah² peduli banget Lo pada sama dia. Mendingan kita masuk sebelum bang Marsen marah" Ucap Jendra yang sedari tadi diam menyimak percakapan saudaranya.
Mereka kemudian masuk kedalam dan menyisakan satu orang disana sembari melamun memikirkan sesuatu.

"Lo kenapa lagi Jo? Kenapa setiap mereka mukulin Lo,Lo selalu diem. Ayo Jo Lawan mereka gue ada di pihak Lo" guman seseorang, lalu kemudian dia berjalan masuk untuk menyusul ke 3 saudaranya.

-MARSEN BAGAS POV

Mereka berdua saat ini berada di kamar Marsen,tidak ada yang membuka suara Marsen hanya membaca buku di atas tempat tidurnya sedangkan Bagas duduk di meja belajar milik Marsen sembari memainkan pena disana.

Tuk
Tuk
Tuk

"Emang kapan Lo disuruh ke sekolah?" Tanya Bagas pada marsen.
Marsen melirik kearah naga sebentar lalu kembali memfokuskan maranya pada buku yang ada ditangannya.
"Tadi pagi" ucapnya singkat.
"Jam berapa Lo kesana besok?" Tanya Bagas lagi.
"8,tapi gue gak yakin besok bisa apa enggak. ck lama lama gue gila ngurusin tu anak" ucapnya sembari menutup bukunya.

"Kkkkk mampus lo,udahlah Lo Dateng aja kali aja urusannya bukan sama si joan" ucap Bagas sembari terkekeh pelan melihat saudaranya itu.
"Gak ada yang lucu,udah mendingan Lo balik kekamar lo gue mau istirahan balik sana" ucap marsen sembari menidurkan dirinya membelakangi Bagas. "Baperan Lo anjing" ucap Bagas,kemudian dia pergi dari kamar marsen membiarkan saudara tertuanya istirahat.

-dikamar Joan

Joan saat ini tengah meringkuk dirinya sembari memegangi perutnya, dia merasa sakit di bagian perutnya semakin menambah. Entah kenapa rasanya dia ingin berteriak kala merasakan sakit di perutnya seolah olah perutnya sekarang tengah di ikat kuat oleh seseorang. Joan terus meronta-ronta diatas tempat tidurnya sembari terus memegangi perutnya.

Joan bukan tuhan || Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang