PART : XVII

1.6K 150 33
                                    

Silahkan, follow, vote dan komen ya. Kutunggu~

Sekitar dua minggu, keadaan terus berlangsung seperti itu. Seungwan mengerti dan menangkap sinyal bahwa ayahnya menyukai Chanyeol, itu sebabnya mereka berdua terlihat lengket, ayahnya tidak lagi bersikap ketus pada Chanyeol. Terkadang tersenyum malu pada Chanyeol yang terus menatapnya, sejujurnya itu membuat Seungwan tak tahan.

Seungwan sengaja tidak memperlihatkan emosinya, tapi dia terus memperhatikan keduanya dalam diamnya. Dia menilai gerak-gerik aneh keduanya, dan menyadari sepertinya kedua orang ini sedang mabuk asmara.

...

Chanyeol tersenyum menatap baekhyun yang sedang makan, pipi lelaki itu sedikit memerah. Chanyeol lebih tahu, itu bukan hanya sebatas tatapan yang membuat Baekhyun memerah, tapi juga permainan kaki mereka di bawah sana.

Chanyeol yang memulai, lelaki tinggi itu mengusapkan kakinya pada betis Baekhyun, terus naik, dan itulah sebabnya wajahnya memerah. Chanyeol terkesiap, Baekhyun membalasnya, mengusap kaki Chanyeol dengan sensual, keatas, dan lebih atas.

Hampir,

Ya, sedikit lagi mengenai...

Grrr

Ya, kalian tahu...

Ya, sebelum Baekhyun menarik kakinya menjauh.

Sial.

Chanyeol menatap Baekhyun dengan sebal, dan lelaki itu menyeringai matanya menatap Chanyeol dengan geli. Melihat itu bukannya tambah sebal, hati Chanyeol justru menghangat, Baekhyun menerimanya.

Mereka berbagi tatapan dengan mesra, ya hanya lewat tatapan tapi Seungwan menyadarinya.

Pada malam hari, saat Seungwan sudah tidur, Chanyeol menarik tangan Baekhyun. Membangunkan lelaki yang setengah tertidur itu, mengurung tubuh itu dalam kuasanya dan mengeram saat melihat betapa menggemaskannya sang Mertua. Chanyeol tak pernah melihat Baekhyun memerah, dengan wajah yang penuh dengan nafsu yang sama dengan miliknya.

Untuk itu Chanyeol menenggalamkan mereka berdua dalam kubangan gairah yang tak tertahankan, Chanyeol mencumbunya diremang-remang malam. Membuat Baekhyun menggeliat geli, saat tangan Chanyeol tak bisa diam dan bergerak ke sana, ke sini.

Kemarahan dalam diri Seungwan menguat saat memergoki mereka berdua sedang bercumbu di lorong samping kamar di malam hari. Seungwan awalnya terbangun karena haus, bahkan dia tak menyadari jika papa dan suaminya sudah tak ada di ranjang dan ternyata mereka disini.

Dia tidak menangis, dia kesal, dia hanya terus memperhatikan sampai kedua ornag itu menyadarinya dan berpisah dengan cara yang canggung.

Chanyeol terbatuk, sedangkan Baekhyun menunduk mengusap tenggorokannya dengan canggung. Seungwan tahu, Papanya menyesal, tapi raut itu tak Chanyeol tunjukkan sama sekali. Lelaki itu hanya terlihat, canggung, malu, dan takut, sepertinya dia tak memiliki kata menyesal dalam hidupnya.

Tidak banyak bicara, Seungwan menarik tangan Baekhyun dari Chanyeol. Chanyeol, lelaki itu terus membututinya membuat Seungwan kesal.

"Kau seharusnya tahu dimana batasanmu, Park!" desis Seungwan. Baekhyun takut, itu peringatan. Seungwan tidak merengek, tidak bicara banyak adalah hal yang cukup menakutkan untuk Baekhyun.

Saat Seungwan masuk kamar dia mendorong Baekhyun ke ranjang dan menciumnya sepanjang malam. Tak peduli bahkan jika Chanyeol melihat mereka, atau Baekhyun yang terengah memintanya berhenti.

Chanyeol terdiam, tubuhnya kaku, apalagi melihat Baekhyun yang juga tak menginginkan adegan itu. Chanyeol tahu, Baekhyun tak akan tega mendorong Seungwan, apalagi jika sampai terjatuh dan terjadi sesuatu pada seungwan, mungkin dia akan menyalahkan dirinya sendiri.

Seungwan bukannya malu, melihat Chanyeol yang masih berdiri di belakang  mereka malah membuat Seungwan senang.

Baekhyun hanya miliknya. Itulah yang berusaha dia sampaikan, tak boleh ada yang memiliki Papanya selain dia. Dan Chanyeol menangkap itu.

Bagi Chanyeol itu menjijikan, dia ingin memisahkan mereka tapi tak banyak yang dapat dia lakukan mengingat perilaku gila Seungwan, dia bisa saja jadi korban jika dia melawan. Jadi dia keluar dari kamar itu menahan kekesalannya, juga menyesal. Ya, dia menyesal. Seharusnya dia tak mengajak Baekhyun tadi, seharusnya mereka menunggu besok pagi. Atau kapanpun itu saat tepat, dan tanpa ketahuan Seungwan. Andai, ya dia hanya berandai, karena sekarang semua terlanjur. Lihat, gadis itu sedang melampiaskan kegilaannya pada Papanya.

Itu dosa, mereka tak boleh melakukan itu.

Bagi Seungwan, tak apa dosa, karena dosa itu dia lakukan bersama orang yang dicintainya. Seungwan tak peduli apapun, asalkan dia bisa hidup bersama Baekhyun, dan terus bersama selamanya.

Chanyeol masuk kamar, pukul dua pagi, dua orang itu sudah tidur, terlihat nyenyak, dia menyelinap masuk ke dalam selimut dan memeluk Baekhyun dengan sayang. Melihat jejak air mata, di mata lelaki itu, Chanyeol mengerti Baekhyun sama tertekan dan ketakutan dengan keadaan mereka ini, tapi tak banyak yang bissa mereka lakukan.

"Aku akan menjagamu," bisiknya.

"Love you," bisiknya lagi.

Mendengar itu Baekhyun tersenyum meski dalam wajahnya masih terlihat sendu, dalam hatinya dia senang mengetahui Chanyeol menerima dan mau berusaha mengerti kekurangan dirinya. Maka dari itu dengan ragu dan sedikit takut dia berbalik dan memeluk Chanyeol dengan sayang. Untuk saat itu mereka tak peduli pada Seungwan yang syukurnya sudah tertidur pulas, mereka hanya fokus pada kehangatan yang mereka dambakan sedari awal.

Ya, kehangatan malam hari sebelum sebuah badai menghantam hubungan keduanya.

...

Baekhyun duduk di meja makan, meminum kopi, kepalanya agak sedikit sakit. Entahlah, mungkin karena terlalu banyak pikiran dan juga tekanan. Saat dia akan mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya-ya-dia-merokok- Baekhyun hanya merokok saat dia ada di kondisi paling tertekan saja.

"Apa ini, " tanya Baekhyun saat gadis kecil itu tiba-tiba menyerahkan bungkusan padanya. Baekhyun membuka bungkusan itu dengan perlahan, menatap Seungwan yang tersenyum kecil. Dengan gaun itu Seungwan terlihat sangat manis sama seperti Seungwan kecil, Baekhyun tersenyum melihatnya. Senyumnya luntur saat membaca tulisan dalam kertas itu, tak lupa dengan benda yang sudah jelas Baekhyun ketahui apa fungsinya, jangan lupakan dua garis yang tercetak disana.

"Aku hamil," kata Seungwan.

Dan Baekhyun kehilangan kata-katanya.

To Be Continue

Guys, ada yang beli album dftf? Kalian dapet pc siapa, eum, kalo kalian nemu ada yang jual pc baekhyun ketombe yang pb1 itu dan harganya murceu chat aku ya, plis aku gak bisa tidur karena gak dapet pc itu wkwk.

Gimana cerita ini menurut kalian, dapet gak sih plottwistnya🙈 kok aku ngerasa makin garing ya🙈😭

17 vote untuk buka kunci chapter selanjutnya.

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang