- 2 -

4 2 0
                                    

•🌻•

~selamat membaca!~

“Nad, nanti siang main ke rumah gue yuu, bareng sama Gizka juga.” setelah istirahat tadi Nadine memasuki kelasnya kembali.

“gimana ya han, gue mau si, tapi..”

“kenapa? lo ga bisa? kok tumben? biasanya mau?”

“sabar han, sabar” Gizka mengusap punggung Hana.

“tadi Awan ngajakin gue ke toko buku, tapi nanti coba gue sempetin ke rumah lo deh”

“ohh sama Awan, gapapa deh. Awan keliatannya anak baik baik, dia baik kan?”

“iyalah,”

“eh emang Awan yang mana deh?”

“selamat siang anak anak.” guru sejarah sudah masuk ke kelas saatnya mereka belajar.

“nanti nanti gue kasih tau, udah sana lo duduk”

“yaudah ya bayyy” diantara mereka bertiga memang hanya Gizka yang duduknya berjauhan.

“buka buku halaman 50.” kata guru sejarah laki-laki itu.

“baik pakk”

•🌻•

bel pulang telah berbunyi seluruh murid berhamburan keluar kelas.

saat itu Nadine sedang berada di depan kelasnya sambil menunggu Awan.

“Nad, mana yang namanya Awan Awan itu?”

“Awan!” panggil Nadine.

“eh, tunggu Nad” Awan masih mengobrol dengan temannya.

“itu yang namanya Awan?”

“iyaaa, kenapa lo suka?” tanya Hana. “jangan deh dia terlalu cuek” lanjut Hana.

“ga lah, bukan tipe gue”

“ayo nad.”

“eh ayo”
“yaudah ya dah Han, dah Gizka, nanti gue nyusul ke rumah Hana” ucap Hana sambil berjalan di samping Awan

“iyaaa, kalo lo ga bisa jangan” teriak Hana.

Nadine hanya mengacungkan ibu jarinya.

“ayo giz, bentar lagi Abang gue jemput.” Hana menggandeng tangan Gizka.

“eh ayo, kita tunggu di depan?”

“iya dong masa di belakang.” sambil tertawa.

“ada ada aja lo”

•🌻•

“lo mau beli buku apa nanti?” mereka menaiki bus untuk pergi ke toko buku.

“emmm, beli buku soal soal kali sama novel.”

“beda ya anak pinter mah”

“ah, kalo gue pinter gue ga akan belajar wan.”
“kalo lo mau beli apa?”

“ada lah buku, sama pulpen”

“beda ye orang kaya mah beli pulpen di toko buku”

“ya emang lo dimana?”

“eh iya juga ya” Nadine menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“lucu banget sii lo, mirip ade gue” awan mengacak acak rambut Nadine.

“ih Awan rambut gue jadi berantakan” Nadine membenarkan rambutnya “pengen liat adik lo dong”

“nih” Awan memperlihatkan seorang anak kecil dengan pipi yang tembem, yang umurnya sekitar 4-5 tahun.

first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang