Edward Hauser dan ayahnya pun turut hadir dalam ceramah August Seidelmann itu.
"Bagaimana pendapat ayah?" tanya Edward dalam perjalanannya pulang.
"Tong kosong nyaring bunyinya! Kedengarannya saja hebat, akan tetapi semuanya itu petai hampa."
"Saya pun tidak dapat merasa tertarik."
"Seorang munafik. Alangkah baiknya bila khotbah-khotbahnya itu langsung ditujukan saja kepada saudara dan keponakannya sendiri, karena sesungguhnya merekalah yang paling banyak memerlukannya. Kau telah memberi juga?
"Ya, sepuluh pfennig."
"Aku juga. Ia terus-menerus mengawasi jariku, sehingga aku terpaksa memberikan dua pfennig. Sebenarnya kita sendiri yang memerlukannya."
"Ayah... Tuhan akan menolong kita, juga di masa yang akan datang."
"Apa yang kau kerjakan nanti sore? Kau akan ke keluarga Hofmann?"
"Tidak."
"Mengapa tidak? Biasanya kamu ke sana sore hari."
"Hofmann berkeberatan."
"Ya. Ia agak kasar. Itu kualami sendiri ketika aku mengambil kayu api dan batu bara. Aku rasa, aku tahu sebabnya. Mungkin tercium olehnya bahwa engkau menaruh hati pada puterinya. Apakah dugaanku tidak benar?"
"Tidak."
"Masa? Angelica itu anak gadis yang baik lagi cerdas. Kami semua menyayanginya dan kami akan setuju sekali, bila kalian berdua sefaham. Atau barangkali telah terjadi sesuatu?"
"Ayah, saya minta supaya ayah jangan menyinggung-nyinggung lagi soal itu. Tak lama lagi saya pun akan dapat melupakannya."
"Ooh... begitu?"
"Dia tak mau!"
"Barangkali ia ada kawan yang lain? Ah, sudahlah... Aku tidak akan mencampuri urusanmu. Hanya aku merasa sayang, karena sudah begitu akrab persahabatan kalian. Kau ikut masuk?"
Mereka sampai ke rumah.
"Tidak ayah, saya masih mau berjalan-jalan sedikit di hutan."
"Di hutan? Apa yang kau cari di situ?" tanya Hauser keheran-heranan.
"Saya lupa bahwa gerobak salju Adler masih ada di sini. Saya mau mengembalikannya."
"Sore ini juga? Besok kan masih ada satu hari?"
"Biarkan saya, ayah! Bila saya seorang diri saja, maka saya dapat berpikir lebih baik."
"Baiklah, akan tetapi lekaslah Kembali. Di dalam hutan itu berbahaya. Ingat Hantu Hutan!"
Arnold lekas-lekas pulang setelah mendengarkan ceramah. Ketika makan bersama, penjaga hutan itu menanyakan tentang ceramah itu.
"Pidatonya itu hampa belaka." demikian Arnold menerangkan, "Menurut hemat saya, pertemuan itu hanyalah diadakan untuk memeras uang dari para hadirin."
"Mungkin sekali. Orang-orang semacam itu dapat saja melakukan perbuatan itu. Jadi juga diadakan pengumpulan uang?"
"Memang."
"Persetan dengannya. Tega benar memeras rakyat kecil yang sedang menderita kelaparan itu. Alangkah baiknya, bila ia digantung saja terbalik dengan kaki ke atas dan kepalanya ke dalam sarang semut!"
"Itu sukar dilaksanakan dalam musim dingin ini." kata tamunya sambil tersenyum.
"Tunggu saja sampai musim panas tiba. Akan tetapi tetap ia harus digantung juga, bila ia....." ia memotong perkataannya sendiri, "Eeh... Anda hendak ke mana lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU HUTAN DI PERBATASAN
ПриключенияSebuah terjemahan dari buku tua berbahasa Jerman berjudul Das Buschgespenst karya Karl May. Karl Friedrich May (lahir di Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - meninggal karena sakit paru-paru di Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912...