{20} Jatuh cinta?

6 1 0
                                    

Arkan menatap wajah gadis di hadapannya. Menatap wajah polos itu dalam matanya. Meratapi bagaimana wajah itu pernah memelas kepadanya. Penuh rasa sakit. Penuh rasa kecewa. Merana. Terluka. Wajah itu pula yang membuat Arkan harus merasakan berbagai perasaan yang tidak ia rasakan sebelumnya.

"Sakit ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang Alisya terima. Lo akan menyesal Ar sudah menyia-nyiakan berlian berharga seperti Alisya"

Apakah ini saatnya Arkan melepaskan gadis itu? Tidak.. Mengapa rasanya ia tidak rela. Jangan bilang kalau Arkan sudah jatuh cinta dengan gadis itu? Mengapa segalanya menjadi rumit, bukankah dulu ia tidak akan mencintai gadis selain sherly? Hanya sherly yang ada di hati dan pikirannya, tapi tidak.. Semua telah berubah. Arkan sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan hati nya kini. Rasanya sakit melihat gadis itu sakit. Rasanya tidak rela jika harus kehilangannya. wajah polos itu hilang dari pandangannya. Mata hazel itu tak lagi menatapnya. Suara itu tak lagi mengganggu pendengarannya. Arkan sudah terbiasa dengan hadirnya.

Suara derap sendok dan garpu yang beradu membut pria itu sadar dari keterlamunannya. Alisya tak banyak mengukir ekspresi di wajahnya selain menatap datar pria yang berstatus sebagai suaminya.

Arkan mendekati Alisya "Saya berangkat dulu, habiskan makananmu dan jangan lupa minum obat"

Kapan kata saya akan berubah menjadi ‘aku’. Alisya kembali berharap.

___

Tak banyak kegiatan yang Alisya lakukan hari ini. Gadis itu hanya melakukan beberapa pekerjaan kecil saja, selebihnya di ambil alih oleh asisten rumah tangganya yang memang tak mengizinkan Alisya untuk ikut membantunya seperti pesan Arkan bahwa gadis itu harus beristirahat hari ini.

Alisya menghela napas, pikirannya amat sangat keruh saat ini. Ia memikirkan pertanyaan dari pikirannya yang bahkan tidak ingin ia sebutkan. Alisya tersenyum miris meratapi rumah tangganya.

Ia hanya menginginkan Arkan ada di hidupnya. Apakah permintaan itu terlalu berat? Apakah ini akhir kesudahan cerita Alisya dan Arkan? Apakah Alisya harus mengajukan gugatan cerai dan menandatanganinya lalu pergi sejauh mungkin dari kehidupan Arkan?

"Mas Ar. Lisya ingin pergi tapi bohong jika Lisya tidak ingin disini. Lisya sangat ingin selalu berada di samping mas Ar berjalan berdampingan hingga mau memisahkan. Bahkan mencintai mas Ar adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan di hidup Lisya. Lisya harus bagaimana?" gadis itu menenggelamkan wajahnya di bantal lalu menangis tersedu-sedu.

"Yakinlah pada Allah, Nak. Dia pasti akan memberikan jalan pada setiap masalah umat-Nya. Allah itu baik. Ibu yakin, semua akan indah saat Allah sudah menetapkan."

Alisya mendongak, matanya sembab dan merah. Gadis itu mengangguk dan memeluk sang ibu erat. Dialah wanita yang selama ini sangat dirindukan. Wanita yang selalu menyayanginya. Wanita yang telah lama meninggalkannya dan kini ia kembali pergi seiring Alisya sadar dari mimpinya. Batin yang sangat lelah membuat gadis itu sempat tertidur hingga memimpikan ibunya.

Ada kalanya seseorang diharuskan lebih banyak bersabar menghadapi ujian dalam kehidupannya. Sama seperti yang Alisya lakukan saat ini ia terus mencoba bersabar dan berlapang dada menerima semua garis takdir hidupnya.

Semoga saja Allah mengizinkan kami selalu bersama. Di atap yang sama dan menua bersama.

___

"Mengenalnya membuat gua tahu arti sebuah kerinduan. Gua sudah tidak bisa terus terusan membohongi diri sendiri bahwa gua tidak mencintainya. Mel, gua bingung."

"Ar, kamu harus memilih satu di antara keduanya. Dan aku selalu mendukung pilihan kamu. Alisya gadis yang sangat baik, aku bisa merasakan itu"

"Tetapi khalif juga benar, gue sudah terlalu jauh menyakitinya."

"Tidak ada kata terlambat jika kamu mau memperbaiki semuanya sekarang! Aku percaya kamu bisa memperbaiki semuanya."

Arkan sedikit lega setelah menceritakan perasaannya kepada seseorang di seberang sana. Pria itu hanya akan berbagi cerita kepada gadis yang tak kalah berarti di hidupnya yaitu Melliya Auris Diantara sahabat kecil sekaligus anak dari teman orang tuanya.

Setidaknya Arkan telah jujur kepada dirinya bahwa Alisya memegang posisi tersendiri di hatinya.

"Hallo Ar.. Kamu masih dengar aku kan?" tanya gadis itu memastikan teleponnya belum terputus.

"Iya mel, gua masih dengar suara cempreng lho haha." Arkan tertawa tanpa dosa menyindir gadis diseberang sana yang sudah memanyunkan bibir merah mudanya karena kesal dengan Arkan yang notabene adalah sahabat rusuhnya.

"Terserah deh. Aku ingatin sekali lagi jangan lupa jemput aku lusa di cafe yang sering kita kunjungin dulu. Awas kalau lupa, hidung mancung kamu.. aku buat pesek dengan ulekan cabe." ancam Melliya puas sudah membalaskan kekesalannya pada Arkan.

Arkan terkekeh geli mendengar ancaman gadis itu. Selanjutnya sambungan telpon pun terputus.

___

Salam sayang

    💗💋💗

#bersambung

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang