Prolog

15.7K 891 16
                                    

2008 Silam..

Hari ini hari pengumuman kelulusan SMA -nya. Sedikit kecemasan berpadu bahagia dan riang menyatu merangkuh erat suasana hati seorang Belinda kesha, panggil saja ibel. Sambil menggigit sepotong roti di mulutnya, ibel mulai mengikat tali sepatunya dan merapikan sepatu yang di pasang dikakinya. Tangan ibel mulai menarik roti dimulutnya dan mengunyah sebagian roti dimulutnya hingga habis. Suara langkah kaki yang terdengar semakin jelas membuat ibel menoleh ke pintu rumahnya.

"bakalan lulus gak ni?" ejek lelaki tampan dengan setelan formal meremehkan. Ibel menaikkan sebelah alisnya sembari menatap antusias pada sebuah mobil yang memasuki halaman rumahnya.

Ibel segera beranjak bangun menghampiri kakak laki - lakinya.

"bersiaplah. Sebentar lagi kamu akan tinggal sendirian dirumah ini. Aku akan tinggal bersama mama papa" Bisik Ibel pada Boby sebelum akhirnya mengecup pipi kakak laki - lakinya , kemudian melangkah riang menuju mobil teman - temannya.

Bobby tersenyum menatap adiknya.

Ya, sepertiinya aku harus siap untuk kesepian. guman bobby menatap adiknya yang segera masuk ke sebuah Avanza hitam yang menjemput adiknya.

"alat perang sudah beres?"tanya ibel saat masuk ke mobil.

Cowok botak yang duduk di jok belakang tersenyum mengangkat sebuah kantong plastik putih penuh senyum. ibelpun membalas senyum Beni sembari melirik pada febri. Matanya menatap sahabatnya yang sedang berada di jok pengemudi.

"BERANGKAT !!!"teriak Hanna yang duduk disebelah ibel disusull tawa kompak bahagia yang lainnya.

Febri segera mengemudi mobilnya menuju sekolah mereka. 

Jenny yang duduk di jok sebelahnya tersenyum bersemangat sembari memutar tubuhnya menghadap ibel dan hanna.

"aku sudah siapkan gaun promnight kita" pinta hanna antusias.

Ibel tersenyum sumringah sambil beradu pandang pada hanna.

***

Tiga tahun terakhir menghabiskan waktu bersama Febri, Jeni , Hana dan Beni sudah memberikan banyak ingatan dan kenangan indah untuknya. Masa putih abu - abunya akan segera berakhir karena mereka akan menjalani Pendidikan lanjutan. Ibel sudah punya banyak rencana mengenai Kuliahnya, dia akan tinggal bersama orang tuanya di belanda karena ayahnya bekerja di kantor kedutaan disana sejak beberapa tahun silam. Ibel sangat antusias dengan rencana itu, tingggal bersama kedua orang tuanya adalah salah satu alasan yang membuatnya antusias memilih memutuskan melanjutkan pendidikan di belanda.

Tapi, ada satu hal yang sudah diputuskan ibel sebelum kepergiannya ke belanda. Dia ingin mengungkapkan perasaan yang disimpannya pada febri, sahabat baiknya selama beberapa tahun silam.

 Febri , cowok berwajah tampan dan populer sebagai mantan ketua ossis sekolah itu memang memiliki banyak pemuja dan tanpa disadarinya, sahabatnya sendiri-seorang ibel juga merupakan bagian dari pemujanya.

Hari ini, hari kelulusan mereka dan ibel sudah bertekad mengakui perasaannya pada febri. Dia tidak menyusun rencana apapun, hanya saja ... Ibel hanya perlu mengakui perasaannya pada kesempatan yang ada. Kesempatan yang membuatnya bisa bicara pada febri meskipun melalui sebuah candaan. Selama ini ibel terlalu tertutup, terlalu kaku dan terlalu tenang sehingga perasaannya tidak gampang ditebak oleh sahabat - sahabatnya.

***

Seperti saat masih intens ke sekolah dan seperti hari - hari sebelumnya, 5 sekawan itu selalu saja datang terlambat begitu juga saat pengumuman kelulusan mereka. Karena itu setelah febri memarkir mobilnya, 5 sekawan itu berhamburan melangkah menuju papan pengumuman disekitar halaman tengah sekolah. 

Eschew Them (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang