Sinar mentari menerobos jendela sebuah kamar. Seorang perempuan berambut pirang mendesah kasar, kesal karena sinar itu mengganggu tidurnya yang lelap. Diblokirnya sinar itu dengan selimut hingga menutupi kepalanya. Berharap dapat melanjutkan mimpinya yang indah. Sayangnya hal itu tidak bisa terjadi, tidurnya sudah terlanjur terganggu sehingga dengan terpaksa Rosé membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Yah, walaupun tidurnya tidak terganggu sinar matahari ia memang harus bangun dari kasurnya yang nyaman untuk pergi bekerja. Menjalani kembali kehidupannya yang membosankan.
Dengan kasar Rosé menurunkan selimut yang sebelumnya menutupi kepalanya. Menoleh ke kanan, pandangannya mendarat pada sisi lain kasur yang nampak rapi. Sambil mendengus ia menapakkan telapak kakinya di atas lantai kamarnya yang dingin lalu merapikan tempat tidurnya. Setelah dirasa cukup rapi, Rosé melangkahkan kaki jenjangnya dengan malas menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuh sebelum memulai hari.
Setelah menyegarkan tubuh, Rosé mengenakan satu set pakaian kerja yang sudah disiapkan. Dengan segera ia keluar dari kamar, menuruni tangga dan berjalan menuju ruang makan untuk menyantap sarapannya. Baru satu langkah memasuki ruang makan, bau masakan yang menggugah selera menyambut indra penciumannya. Otaknya mulai berfantasi membayangkan sarapan yang lezat dan penuh gizi memasuki mulutnya.
"Good morning,"
Sebuah sapaan hangat membuyarkan fantasinya. Di sana, Jisoo, istrinya, sedang menata peralatan makan yang akan mereka gunakan untuk menyantap sarapan mereka.
Ya, kalian tidak salah baca. Rosé dan Jisoo sudah menikah. Usia pernikahan mereka kini sudah melewati dua bulan. Yah, bisa dibilang masih dalam masa pengantin baru yang sedang hangat-hangatnya.
Banyak orang yang tidak menyangka mereka menikahi satu sama lain. Hal ini dikarenakan keduanya tidak pernah menjalin hubungan asmara sebelum menikah. Lupakan berpacaran, satu-satunya hubungan yang mereka miliki sebelum menikah adalah pertemanan. Sungguh, tidak ada yang lebih.
Namun, pada suatu sore di hari Sabtu, tiba-tiba kediaman keluarga Kim kedatangan tamu, yang tanpa mereka sadari akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Di sanalah Rosé ditemani sang kakak, Alice, hendak meminang putri bungsu keluarga Kim. Meminta restu kedua orang tua Jisoo dan kakak-kakaknya untuk dijadikan pendamping hidup.
Keluarga Jisoo menerima maksud kedatangan Rosé dengan baik. Namun keluarga Jisoo tentu keheranan. Sebab Jisoo sendiri tidak pernah menjalin hubungan dengan seseorang bernama Roseanne Park. Jangankan berpacaran, menyebutkan nama Rosé dalam percakapan keluarga mereka saja tidak pernah.
Rosé pun menjelaskan bahwa mereka memiliki hubungan pertemanan antara kakak tingkat dan adik tingkat. Rosé mengaku bahwa ia menyukai Jisoo namun tidak pernah menyatakan perasaannya. Rosé mengesampingkan kisah asmaranya dan memutuskan untuk fokus dengan pendidikannya dan berusaha untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang pengacara yang sukses. Setelah ia siap secara finansial, mental, lahir, dan batin, ia akan kembali kepada Jisoo dan meminangnya bila Jisoo belum menikah dan belum memiliki seorang kekasih.
Sebelum melamar Jisoo, Rosé sempat merasa tidak percaya diri. Ia khawatir jika sang pujaan hati sudah ada yang punya atau lamarannya ditolak. Ayolah, kita lihat bagaimana seorang Kim Jisoo. Cantik, cerdas, berpendidikan tinggi, mandiri, dan tidak pernah macam-macam. Rasanya tidak mungkin ada orang waras yang tidak menginginkan Jisoo. Dia pasti sudah gila.
Namun, saat Rosé melamar Jisoo, Dewi Fortuna berada di pihaknya. Jisoo belum menikah dan tidak memiliki seorang kekasih. Hal ini tentu membuatnya bahagia. Kebahagiaannya dilipatgandakan ketika Jisoo dengan senang hati mau menerima lamaran Rosé.
Menang banyak, itulah yang sering dikatakan orang-orang kepada Rosé saat mengetahui dirinya dapat menjadikan Jisoo sebagai pendamping hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menang Banyak | Chaesoo
FanfictionBanyak yang bilang Rosé tuh menang banyak Oneshot :)